Skenario Terbongkar, Momen Pelukan Sama Fadil Imran Disorot, Kapolda Metro Jaya Didesak Copot
permainan psikologis Irjen Ferdy Sambo sudah terbongkar. Sejumlah orang-orang dan lembaga penting yang ditemuinya jadi sorotan
TRIBUN-MEDAN.com - Kini skenario dan permainan psikologis Irjen Ferdy Sambo sudah terbongkar.
Sejumlah orang-orang dan lembaga penting yang ditemuinya jadi sorotan pasca tewasnya Brigadir J
Ferdy Sambo juga sudah mengakui semua perbuatannya dan ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana, Sabtu (13/8/2022)
Pengamat Kepolisian Bambang Rukminto menyinggung pertemuan Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran beberapa waktu lalu.
Bambang menyoroti pertemuan yang berujung pelukan antar kedua Jenderal Bintang Dua Polri itu.
Ia menganggap pelukan Irjen Ferdy Sambo dan Irjen Fadil Imran itu janggal.
Menurutnya, dengan adanya pertemuan itu akan berdampak pada objetif penyelidikan dan penyidikan kasus pembunuhan Brigadir J atau Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Baca juga: RESMI Polri Hentikan Laporan Pelecehan Seksual Brigadir J, Terbongkar Putri Ikut Rencana Pembunuhan
Baca juga: TERNYATA Ferdy Sambo Susun Skenario Bareng Putri untuk Bunuh Brigadir J, Anak Buah Rusak TKP
"Secara etika memang tidak bisa dibenarkan seorang penyidik utama dan penanggung jawab penegakan hukum bertemu dengan seseorang yang terlibat dalam sebuah kasus pidana," ujarnya Minggu (24/7/2022)
Jika pertemuan itu hanya sebatas memberi simpati kepada Irjen Ferdy Sambo, tidak dilakukan secara resmi di ruang mantan Kadiv Propam Mabes Polri.
Baca juga: MENDADAK Muncul Wanita Cantik Tantang Ferdy Sambo Bersikap Berani : Kapolri Aja Dibohongi
Baca juga: Penampilannya Berubah, Lucinta Luna Akui Kecanduan Operasi Plastik: Bagi Aku Operasi Makanan Aku
Apalagi, pertemuan itu diabadikan dan viral di sosial media hingga jutaan pasang mata menyaksikan bagaimana kedekatan Fadil dan Ferdy Sambo.
"Klarifikasi Kapolda Metro setelah itu yang menyebut bahwa pertemuan itu hanya sekedar support personal tentunya sangat naif bila diterima begitu saja," tegasnya.
Bambang juga meminta agar Kapolda Metro Jaya dinonaktifkan demi proses penegakan hukum yang objektif.
Sebab, kasus penembakan dugaan pelecehan Brigadir Yosua dilimpahkan ke Polda Metro Jaya dari Polres Metro Jakarta Selatan.
"Jadi sangat janggal bila Kapolres Metro Jaksel Kombes Budi Herdi dinonaktifkan, sedang Irjen Fadil Imran tidak dinonaktifkan," terangnya.
Bambang menyakini, kasus yang diambil alih Polda Metro Jaya akan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri.
Baca juga: Gibran Marahi Paspampres yang Pukul Supir Truk, Danpaspampres Minta Maaf