Fakta atau Mitos? Kuliah di Universitas Terbuka Mudah Masuknya Susah Lulusnya
Dengan sistem pendidikan terbuka yang diterapkan di UT, Pemerintah memberi kesempatan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Universitas Terbuka (UT) merupakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ke-45 di Indonesia, ini merupakan Fakta.
Direktur UT Medan, Dra. Yusrafiddin, M.Pd., mengatakan, UT diresmikan sebagai PTN dengan Sistem Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (SPTJJ) oleh Presiden Republik Indonesia ke dua, Soeharto, pada tanggal 4 September 1984 berdasarkan Keppres RI No 41 Tahun 1984. SPTJJ merupakan sistem pendidikan yang menggabungkan konsep pendidikan terbuka dengan konsep pendidikan jarak jauh.
“Sistem pendidikan terbuka artinya memberi kesempatan pendidikan bagi siapa saja yang telah lulus SMA/SMK dan paket C, tanpa ada tes masuk, tidak membatasi usia, domisili, tahun ijazah, penyelesaian waktu studi, pemilihan program dan matakuliah,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dengan sistem pendidikan terbuka yang diterapkan di UT, Pemerintah Republik Indonesia memberi kesempatan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia dimanapun berada, di kota, di desa, muda maupun tua, bekerja maupun belum bekerja untuk meningkatkan pendidikannya ke jenjang Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktoral di Universitas Terbuka tanpa harus meninggalkan tugas sebagai ASN, honorer, petani, buruh, nelayan, profesi lainnya, keluarga, dan tanpa harus ngekost.
“Jadi UT hadir untuk semua adalah fakta dan bukan mitos,” jelasnya.
Ciri sistem pendidikan jarak jauh adalah adanya keterpisahan waktu dan jarak antara mahasiswa dengan dosen, sehingga proses pembelajarannya harus difasilitasi dengan media belajar melalui media modul cetak dan digital, tutorial online dan tatap muka virtual, tv, radio, computer dan internet sebagai kebutuhan utama hidup di era revolusi industri 4.0.
“Saat ini UT sudah sangat siap dengan fasilitas belajar era 4.0 dan UT dikokohkan sebagai Pelopor Pembelajaran Dalam Jaringan . ini fakta buka mitos,” tuturnya.
SPP di UT menerapkan uang kuliah tunggal dan terjangkau. UT menyediakan beberapa skema pilihan SPP bagi mahasiswa program D3 dan S1 non Pendidikan Dasar. Pilihan SPP per SKS dan SPP dengan Sistem Paket Semester.
Bagi mereka yang punya waktu banyak untuk belajar bisa mengambil 20 SKS pada smst 1 dan 2, dan 24 SKS pada semester 3 dan seterusnya, ditambah biaya modul per matakuliah dan ongkos kirim ke alamat rumah.
Bagi mereka yang memilih SPP dengan system paket semester sebesar RP. 1.300.000 sudah termasuk SPP dan layanan modul matakuliah yang diregistrasikan, OSMB, tutorial online, KTM-e, dan Wisuda, tidak termasuk biaya pengiriman modul ke alamat rumah.
“Biaya per SKS mulai dari Rp. 35.000 sampai Rp. 78.000 sudah termasuk layanan sama dengan paket semester kecuali layanan bahan ajar, mahasiswa membayar biaya bahan ajar ditambah biaya ongkos kirim yang tertera dalam billing pembayaran SPP,” ungkapnya.
Bahan Ajar dikirim ke alamat rumah mahasiswa.
Bagi mahasiswa baru ada biaya admisi sebesar Rp. 100.000. Biaya kuliah di UT sangat terjangkau dan ini merupakan Fakta bukan Mitos.
Kuliah di UT tanpa tes masuk adalah fakta untuk program S1. Sedangkan untuk Program Magister dan Doktoral ada tes masuk. Untuk program Sarjana atau S1, UT memperoleh amanah dari Pemerintah Republik Indonesia untuk memberi kesempatan secara merata kepada lulusan SLTA dimanapun berada untuk kuliah sehingga diharapkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi di Indonesia meningkat.
“Agar tercapainya tujuan ini, maka tidak ada tes masuk untuk program sarjana di UT,” terangnya.