Sengketa Lahan Masyarakat Adat
Wanita Masyarakat Adat Sihaporas Kena Tembakan Peluru Polisi saat Berebut Lahan dengan PT TPL
Seorang wanita masyarakat adat Sihaporas kena tembakan peluru karet polisi saat terlibat bentrok sengketa lahan dengan PT TPL
Masyarakat menolak, dan terjadi dorong-dorongan antara masyarakat adat dengan aparat keamanan.
Karena suasana memanas, polisi kemudian meletuskan tembakan ke udara.
Nahas, entah bagaimana, tiba-tiba peluru karet yang diletuskan petugas itu mengenai kaki Juliana Siallagan.
Seketika, Juliana Siallagan roboh.
Warga lainnya bernama Maulina Simbolon (34) pingsan, karena ikut terkena dorongan petugas gabungan.
Negosiasi dengan Masyarakat Adat Sihaporas
Sekira pukul 15.00 WIB, Polres Simalungun dan Kodim 0207/Simalungun mewakili Staf Gubernur Sumut meminta negosiasi dilakukan.
Dalam kesempatan negosiasi itu, polisi dan TNI ingin masuk ke lokasi lahan sengketa, dengan alasan ingin meninjau lokasi pembibitan eukaliptus milik PT TPL.
Menjawab permintaan itu, warga bersedia memberi izin, dengan catatan, PT TPL tidak boleh melanjutkan aktivitas pembibitan di wilayah adat.
Karena menemukan jalan buntu, baik aparat maupun warga sama-sama berjaga di lokasi lahan sengketa.
Kapolres Simalungun sebut pihaknya hanya lakukan patroli
Kapolres Simalungun, AKBP Ronald FC Sipayung mengatakan, pihaknya cuma sebatas melakukan patroli, setelah sebelumnya menerima laporan adanya penutupan jalan dengan cara penebangan pohon.
"Setelah kami ke sini, ada lebih dari lima titik (penutupan jalan). Tadi langsung kami bersihkan," kata Ronald.
Ia mengatakan, sebenarnya pihaknya bersama TNI dan Masyarakat Adat Sihaporas sudah empat kali melakukan pertemuan, terkait masalah lokasi pembibitan PT TPL.
Dalam pertemuan itu, Polres Simalungun telah mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perbuatan melanggar hukum.
"Namun sayangnya, kami mendapati masyarakat melakukan penutupan jalan dengan batang pohon besar yang dilintangkan di tengah jalan,"
"Masyarakat tetap melakukan pengadangan kepada kami, tapi sudah negosiasi. Kami meminta agar kami bisa masuk melakukan patroli dan peninjauan ke dalam, karena ini wilayah kesatuan Republik Indonesia," ucap Ronald.