Geng Ferdy Sambo

Geng Ferdy Sambo Picu Reaksi Internal di Tubuh Polri, Ini Kata Penasihat Ahli Kapolri!

Keberadaan kelompok atau faksi dikendalikan oleh mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di dalam tubuh Polri dianggap bukan hanya selentingan.

Editor: M.Andimaz Kahfi

Geng Ferdy Sambo Picu Reaksi Internal di Tubuh Polri, Ini Kata Penasihat Ahli Kapolri!

TRIBUN-MEDAN.COM - Keberadaan kelompok atau faksi yang dikendalikan oleh mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo di dalam tubuh Polri dianggap bukan hanya selentingan.

Akan tetapi, peran faksi yang dipimpin oleh Sambo itu kemungkinan besar dianggap terlampau dominan di tubuh Polri sehingga menimbulkan gesekan dengan kelompok yang kontra dan memicu konflik.

Menurut Penasihat Ahli Kapolri bidang Keamanan dan Politik, Muradi, para pimpinan Polri juga mengetahui sepak terjang faksi Sambo untuk mengelola sumber dana di luar APBN atau off budget.

"Artinya bahwa sebenarnya apakah mereka tahu? Pimpinan saya yakin mereka tahu. Hanya memang selama itu tidak digunakan untuk hal yang sifatnya berlebihan ya," kata kata Muradi dalam program Back To BDM di Kompas.id seperti dikutip pada Kamis (15/9/2022).

Menurut Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran itu, keberadaan faksi atau kelompok seperti itu memang wajar asalkan bisa dikendalikan.

"Selama itu digunakan, buat saya, saya memahami sebagai bagian dari dinamika yang memang harus dikendalikan. Makanya dalam bahasa saya, faksi-faksi itu, baik yang megang ekonomi maupun bukan memungkinkan ada ya harus diorkestrasi," ucap Muradi.

"Di mana kemudian pimpinan itu bisa menggunakan tangan-tangan akses mereka, kewenangan mereka, ke yang bersangkutan untuk mengendalikan faksi-faksi tadi. Kalau tidak, dia akan liar," ucap Muradi.

Soal keberadaan faksi yang dipimpin Sambo di internal Polri mencuat seiring dengan terbongkarnya pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Akan tetapi, menurut Muradi kasus itu hanya sebagai dorongan yang membuat pembahasan tentang faksi itu mengemuka di masyarakat.

"Itu yang terjadi kasus FS. FS ini kan kasus misalnya ramai pembunuhan Brigadir J, itu stimulasi saja. Karena sebenarnya sudah ada masalah jauh sebelum itu. Karena dominan sekali, faksi ini dominan sekali," ujar Muradi.

"Data itu kan bukan diambil dari orang luar. Orang dalam. Data, diagram, itu dari dalam. Jauh sebelum itu saya dapat. Saya merasa kenapa internal merespon, karena sudah jauh sangat-sangat dominan di dalam," papar Muradi.

Muradi mengatakan, sebenarnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berperan untuk mengendalikan aksi faksi yang dipimpin Sambo.

"Nah itu fungsi dari pimpinan sebenarnya untuk mengendalikan supaya faksi itu tidak dominan. Selama kemudian menjalankan fungsi-fungsi PRESISI, goal-nya ke sana, saya kira enggak ada masalah," ucap Muradi.

Akan tetapi, menurut Muradi jika faksi itu dinilai sudah kelewat batas dan turut mempengaruhi berbagai kebijakan organisasi maka sudah selayaknya ditertibkan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved