Kasus Ferdy Sambo
Dijawab Sosok Kakak Asuh Ferdy Sambo, IPW Sebut Idham Azis, Terjalin di Satgasus Merah Putih
Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso menjelaskan dugaan sosok kakak asuh Ferdy Sambo adalah Idham Aziz.
TRIBUN-MEDAN.com - Siapa kakak asuh Ferdy Sambo di Polri? Pertanyaan ini menjadi misteri di tengah publik. Sosok kakak asuh ini diduga turut membantu Ferdy Sambo agar terbebas dari hukuman mati.
Sosok kakak asuh Ferdy Sambo diduga turut mengintervensi Polri. Sebab, banyak dugaan bahwa kakak asuh Ferdy Sambo pensiunan petinggi Polri.
Sosok kakak asuh Ferdy Sambo mencuat di publik. Indonesia Police Watch ( IPW) mengungkapkan identitas diduga kakak asuh Ferdy Sambo.
Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso menjelaskan dugaan sosok kakak asuh Ferdy Sambo adalah Idham Azis.
Jenderal (purn) Idham merupakan mantan Kapolri sebelum Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Dilansir dari TribunnewsBogor.com, Sugeng Teguh Santoso mengungkap kedekatan antara Ferdy Sambo dan Idham Azis saat sang mantan Kapolri belum pensiun.
Kedekatan itulah yang diakui Sugeng Teguh Santoso, membuat Ferdy Sambo menempati posisi strategis di kepolisian.
Seperti diketahui, Ferdy Sambo adalah Sekretaris Satgasus Merah Putih yang dipimpin Idham Azis.
Kini, Satgasus Merah Putih telah dibubarkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Rekam jejak dan sosok Jenderal Idham Azis, mantan Kapolri yang kini disebut-sebut kakak asuh serta pelindung Ferdy Sambo.
Jenderal Idham Azis pernah kasih penghargaan ke Brigadir J
"Periode pertama dia sebagai sekretaris Satgasus ketika Pak Tito sebagai Kapolri dan Kasatgasusnya Idham Azis. Nah Idham Azis ini yang katanya biasa disebut kakak asuh ( Ferdy Sambo)," ungkap Sugeng Teguh Santoso dikutip pada Kamis (22/9/2022).

Satgasus Merah Putih
Usai Idham Azis jadi Kapolri, jabatan Ferdy Sambo pun naik menjadi Kasatgasus Merah Putih.
Posisi itu ditempati Ferdy Sambo selama tiga periode.
"Ketika Idham Azis menjadi Kapolri, Sambo menjadi Kasatgasus sampai dengan 3 periode Kasatgasus. Yang terakhir ditandatangani 1 Juli 2022, peristiwa (penembakan Brigadir J) terjadi 8 Juli 2022. Ada apa?," jelas Sugeng Teguh Santoso.
Oleh karena itu, Sugeng Teguh Santoso mendukung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membubarkan Satgasus Merah Putih.
Sebab, konflik of interest dalam satgas tersebut sangat besar.
"Saya katakan bahwa ini konflik interest yang begitu besar. Sebagai Kadiv Propam, yang tugasnya memeriksa dugaan kode etik polisi, dia juga sebagai Kasatgasus, ini namanya bertentangan sekali. Bagaimana kalau tim Satgasus itu melakukan pelanggaran saat bertugas? karena dia harus memeriksa, maka semuanya harus ditutup-tutupi," pungkas Sugeng Teguh Santoso.
Baca juga: Tragis, Istri Jadi Otak Habisi Nyawa Suaminya Melalui Selingkuhannya di Humbahas
Baca juga: Panglima Andika Berlutut di Hadapan KSAL Laksamana Yudo Saat Disematkan Baret Korps Marinir!
Pernah Kasih Penghargaan ke Yosua
Isu soal Idham Azis adalah kakak asuh Ferdy Sambo nyatanya belum diklarifikasi oleh sang mantan Kapolri.
Kendati demikian, sosok Idham Azis tak lepas dari ingatan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Sebab, Brigadir J pernah dapat pin emas di zaman kepemimpinan Jenderal Idham Azis.
Pin emas itu didapat Brigair J dari Jenderal Idham Azis karena berhasil dalam kasus pengungkapan sabu-sabu.
"Semasa dia bertugas di masa hidupnya, memang anak kita almarhum Yosua di tahun 2020 mendapatkan penghargaan dari bapak Kapolri, waktu itu masih Idham Aziz. Surat penghargaan bahwa almarhum ada satu prestasi," pungkas Samuel Hutabarat, ayah Brigadir J.
Sosok Idham Azis
Namanya disangkutpautkan dengan Ferdy Sambo, sosok Idham Azis nyatanya pernah memimpin kepolisian.
Jadi Kapolri ke-24, Idham Azis menjabat sejak 1 November 2019 hingga 27 Januari 2021.
Satu tahun lebih menjadi Kapolri, Idham Azis banyak membuat gebrakan yang jadi sorotan publik.
Termasuk dengan aksi Idham Azis yang mencopot lima jenderal polisi lantaran terjerat kasus hukum.
Salah satu jenderal yang dicopot Idham Azis adalah Irjen Pol Napoleon Bonaparte.
Idham Aziz mencopot Napoleon Bonaparte dari jabatan Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri.
Pencopotan jabatan itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri dengan nomor ST/2076/VII/KEP/2020 tertanggal Jumat (17/7/2020).
Napoleon Bonaparte dimutasi menjadi analisis Kebijakan Utama Itwasum Polri.
Karo Penmas Divisi Humas Polri saat itu, Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, Irjen Pol Napoleon Bonaparte dimutasi karena diduga melanggar kode etik.
"Pelanggaran kode etik maka dimutasi. Kelalaian dalam pengawasan staf," kata Brigjen Pol Awi Setiyono dikutip dari Tribun Manado.
Pencopotan jabatan Brigjen Pol Awi Setiyono tersebut adalah buntut dari adanya polemik keluarnya surat penghapusan red notice terhadap Djoko Tjandra.
Seperti diketahui, Napoleon Bonaparte dianggap lalai karena gagal mengawasi anak buahnya, Brigjen Nugroho Slamet Wibowo, yang berupaya menghapus red notice untuk Djoko Tjandra.
Selain Napoleon Bonaparte, empat jenderal lainnya juga dicopot oleh Idham Azis.
Mereka adalah Irjen Nana Sudjana, Irjen Rudy Sufahriadi, Brigjen Nugroho Slamet Wibowo, dan Brigjen Prasetijo Utomo.
(*)
Berita sudah tayang di tribun-bogor.com