China vs Taiwan

Hubungan China dan AS Semakin Memburuk Menjelang Kongres Partai Komunis China ke-20 pada 16 Oktober

Presiden Xi Jinping dalam kondisi dua pilihan; dilantik kembali sebagai presiden untuk masa jabatan ketiga kalinya atau bakal terjungkal.

Editor: AbdiTumanggor
facebook
Kapal perang China dibayangi kapal perang Taiwan, Jumat 5 Agustus 2022. 

TRIBUN-MEDAN.COM -  Hubungan China dan AS Semakin Memburuk Menjelang Kongres Partai Komunis China ke-20 pada 16 Oktober.

Partai Komunis China yang berkuasa akan memulai Kongres Partai ke-20 pada 16 Oktober mendatang. Dalam pertemuan sangat penting itu, Presiden Xi Jinping dalam kondisi dua pilihan; dilantik kembali sebagai presiden untuk masa jabatan ketiga kalinya atau bakal terjungkal.

Selain tekanan politik dari dalam pemerintahan Xi Jinping, Anggota Dewan Negara sekaligus Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi pada Jumat (23/9/2022) mengatakan kepada Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bahwa hubungan China-AS saat ini dalam kondisi rusak parah, dan AS harus mengambil pelajaran dari kondisi itu.

Wang menyampaikan pernyataan tersebut dalam pembicaraan mereka di lokasi Misi Tetap Republik Rakyat China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kedua diplomat itu turut menghadiri Sidang Majelis Umum PBB ke-77 yang sedang berlangsung.

Wang mengatakan bahwa hubungan China-AS berada di titik kritis, dan sangat penting bagi kedua belah pihak, dengan sikap bertanggung jawab terhadap dunia, sejarah, dan masyarakat di kedua negara, untuk mengadopsi pendekatan yang tepat demi mewujudkan kerukunan antara dua negara besar, serta berupaya untuk menghentikan kemerosotan lebih lanjut pada hubungan bilateral dan menstabilkannya kembali.

Wang secara spesifik berfokus pada pelanggaran-pelanggaran terbaru yang dilakukan pihak AS terkait masalah Taiwan, secara komprehensif menguraikan posisi resmi pihak China.

"Masalah Taiwan merupakan inti dari kepentingan inti China, dan hal itu memiliki bobot yang signifikan di dalam benak rakyat China," demikian Wang menekankan. "Misi kami adalah untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial, dan sama sekali tidak ada ambiguitas tentang hal itu," ujar Wang kepada Blinken.

Wang mengingatkan Blinken bahwa AS telah membuat komitmen politik yang jelas kepada China mengenai masalah Taiwan, termasuk tiga komunike bersama China-AS yang dicapai beberapa dekade lalu dan pernyataan yang berulang kali disampaikan oleh pemerintah AS saat ini bahwa pihaknya tidak mendukung "kemerdekaan Taiwan." "Namun, apa yang telah dilakukan AS bertentangan dengan komitmennya, dalam berbagai upaya untuk merusak kedaulatan nasional dan integritas teritorial China, menghalangi tujuan besar reunifikasi damai China, dan terlibat dalam apa yang disebut sebagai strategi "menggunakan Taiwan untuk mengekang China," ujar Wang.

Dia juga menambahkan bahwa pihak AS bahkan secara terbuka mengklaim akan membantu melindungi Taiwan, yang telah mengirimkan sinyal yang sangat berbahaya dan salah.

AS harus kembali mematuhi tiga komunike China-AS dan prinsip Satu China sebagaimana adanya, menegaskan kembali kebijakan Satu China-nya tanpa elemen tambahan, dan dengan tegas menyatakan penolakan jelas terhadap segala bentuk aktivitas separatis "kemerdekaan Taiwan," sebut Wang.

Masalah Taiwan merupakan urusan internal China, kata Wang, dan AS sama sekali tidak berhak ikut campur dalam proses penyelesaian masalah Taiwan.

Sikap China terkait penyelesaian masalah Taiwan selalu konsisten dan tidak ambigu, yaitu bahwa China akan terus berpegang pada prinsip-prinsip dasar "reunifikasi damai dan satu negara, dua sistem." Wang menekankan bahwa sangat tidak mungkin bagi resolusi damai untuk berjalan beriringan dengan "kemerdekaan Taiwan."

Semakin aktivitas "kemerdekaan Taiwan" merajalela, semakin kecil kemungkinan untuk menyelesaikan masalah Taiwan secara damai, kata Wang, seraya menambahkan bahwa perdamaian lintas Selat hanya dapat benar-benar dipertahankan dengan secara tegas menentang dan menghalangi aktivitas "kemerdekaan Taiwan."

"China dan AS memiliki kepentingan yang sama dan perbedaan mendasar secara bersamaan, sebuah kenyataan yang tidak akan berubah, ujar Wang di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, yang dilaporkan Reuters, Sabtu (24/9/2022). 

Wang menyatakan harapan bahwa pihak AS akan memperbaiki persepsinya tentang China, serta memikirkan kembali dan mengubah kebijakan China-nya yang diarahkan oleh pengekangan dan penindasan. "Washington harus mengurungkan niatnya untuk berurusan dengan China dari posisi yang lebih kuat, serta tidak perlu selalu mencari cara untuk mengekang perkembangan China atau terus mengandalkan intimidasi sepihak,"ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved