Sosok
SOSOK Sudung Situmorang, Keturunan Panglima Perang Sisingamangaraja yang Jadi Komisaris Pelindo II
Sudung Situmorang juga merupakan keturunan dari panglima perang Sisimangaraja. Ia pun pernah dengan Biro Hukum Lembaga Sisingamangaraja XII di Jakarta
Penulis: Rizky Aisyah |
TRIBUN-MEDAN.com.MEDAN - Sudung Situmorang adalah Komisaris Pelindo II. Sudung diangkat oleh Erick Thohir pada Juni 2021 lalu.
Sebelum ditunjuk jadi Komisaris Pelindo II, Sudung adalah Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung.
Sebelum menjabat sebagai Jaksa Agung, Sudung Situmorang adalah mantan Kepala Kejaksaaan Tinggi DKI Jakarta.
Selain itu, Sudung pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau (Kepri) dan Kasubdit Jampidum Kejagung Kejari Medan.
Sudung juga pernah menjabat sebagai Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan dan menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Blora.
Sudung Situmorang berasal dari Desa Janji Samosir dan lahir di Tapanuli Utara, 1 September 1961.
Pada pertengahan 2016, Sudung pernah memimpin sidang kasus kopi sianida Jessica Kumala Wongso di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
Sudung Situmorang lulus S1 dan S2 dari Fakultas Hukum Universita Indonesia.
Sudung Situmorang juga merupakan keturunan dari panglima perang Sisimangaraja. Ia pun pernah dengan Biro Hukum Lembaga Sisingamangaraja XII di Jakarta.

Sekilas Tentang Pelindo
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) (disingkat Pelindo) adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang logistik, terutama pengelolaan dan pengembangan pelabuhan.
Saat ini, perusahaan ini mengoperasikan 94 Pelabuhan yang terletak di 32 Provinsi Indonesia.
Dari Sumatra Barat hingga Jawa Barat, Pelindo menjadi salah satu BUMN strategis dimana seluruh pelabuhan yang dikelola memiliki posisi yang signifikan dalam perhubungan jaringan perdagangan internasional berbasis transportasi laut.
Perusahaan yang dibentuk oleh Pemerintah sejak tahun 1960 ini telah berubah status usaha dari PN sejak pendiriannya berlanjut menjadi Perum pada tahun 1983 dan akhirnya menjadi Perseroan Terbatas pada tahun 1992.
Perubahan status usaha itu tak lepas dari gegap gempitanya Pelindo untuk menjalankan fungsinya sebagai pelaksana teknis kegiatan logistik di bidang kepelabuhanan, yaitu membangun Pelabuhan terbesar di Indonesia, Tanjung Priok.
Pencapaian sukses pernah diraih perusahaan ini sebagai The Best Port Practices in Asia-Pacific Region pada Tahun 1980an.