Konsorsium 303

Terkuak Daftar Aliran Dana Konsorsium 303 ke Para Oknum Polisi, Total 20 M Per Bulan: Kode 'Coklat'

Aiman dalam wawancara eksklusif dengan narasumber mendapatkan data aliran uang judi ke oknum Polisi dengan kode 'Coklat'. 

HO
Inilah laporan keuangan konsorsium judi yang berisi aliran dana ke sejumlah anggota kepolisian 

IPW juga memastika data yang diberikan bukan hoaks. Pihaknya mendapatkan data dari penulusuran selaam ini.

Saya mendapati sejumlah pengeluaran, sebagian besar hanya menyebut kode "coklat", yang merujuk pada anggota polisi disertai dengan nama penerimanya. Kebutuhannya mulai dari tiket pesawat, bulanan, hingga kebutuhan pribadi seperti minuman dan cerutu.

Cerutu pada satu bulan misalnya, jumlah total tercatat sebanyak Rp70 juta lebih. Untuk minuman lebih dari Rp50 juta. Sementara untuk bantuan pejabat polisi untuk perjalanan ke Eropa, Rp560 juta.

Adapula tercatat, Pospol Pluit Rp10 Juta, hingga Bantuan Kasus Rekening Medan Rp386 Juta. Entah apa maksud dari Pemberian Pospol Pluit dan Kasus Rekening Medan ini.

Yang jelas, total laporan keuangan yang tertulis dari dugaan Konsorsium 303 kepada sejumlah oknum polisi ini, rata-rata Rp20 miliar setiap bulannya, yang sebagiannya juga digunakan tampaknya untuk kebutuhan operasional pribadi para pemegang uang di konsorsium ini.

Saya mendapatkan laporan keuangan dua bulan, yakni Oktober dan November 2021 lalu.

Atas hal ini, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, menyebutkan bahwa data ini bukanlah kabar bohong.

"Ini bukan hoaks," ungkap Sugeng kepada saya.

Sugeng meminta Kapolri segera menelusuri kebenaran hal ini. Menurut Sugeng, penelusuran ini bukanlah hal yang sulit. Karena PPATK telah mengumumkan aliran dana judi online saja, jumlahnya Rp155 triliun per tahun. Tentu hal ini dibarengi dengan aliran-aliran dana yang sudah dipetakan oleh PPATK.

Mengenai laporan keuangan konsorsium juga demikian, menurut Sugeng. Sudah terbuka lebar, dan mudah untuk menelusurinya.

Sejauh ini Kadivhumas Polri Irjen Dedi Prasetyo, saat ditanyakan soal perkembangan Kasus Konsorsium 303, juga terkait dengan pembelian tiket pesawat jet pribadi ke Jambi oleh sejumlah polisi dalam kasus Sambo, mengatakan masih dalam pendalaman.

“Itu bagian daripada, dari timsus ya, khususnya dari Wabprof ya,” tutur Dedi kepada wartawan di Gedung TNCC, Senin (19/9/2022).

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (25/8/2022). Sugeng menemui Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI untuk mengklarifikasi dugaan penerimaan uang anggota DPR dari Ferdy Sambo terkait kasus kematian Brigadir J.
Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (25/8/2022). Sugeng menemui Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI untuk mengklarifikasi dugaan penerimaan uang anggota DPR dari Ferdy Sambo terkait kasus kematian Brigadir J. (KOMPAS.com/ Tatang Guritno)

Tiga Klaster Kasus Sambo

Jika kita kupas Kasus Sambo ini, maka ada tiga klaster alias kelompok kasusnya. Pertama adalah kasus pembunuhan berencana yang memang terus berjalan dan menuju ke pengadilan.

Kedua soal upaya sejumlah oknum polisi yang hendak menghapus jejak pembunuhan Yosua, atau yang dikenal dengan kasus obstruction of justice, juga masih terus berjalan.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved