Berita Sumut
Masyarakat Mulai Beralih ke SPBU Shell Karena Kualitas Pertalite yang Buruk
Padahal menurutnya jika diukur berdasarkan harga seharusnya volume pertalite lebih banyak dibandingkan dengan pertamax.
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Masyarakat sebut kualitas bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite menurun setelah adanya kenaikan harga BBM bersubsidi pada 3 September 2022 lalu.
Masyarakat menuding bensin yang memiliki nomor oktan 90 tersebut lebih boros jika dibandingkan dengan sebelum kenaikan harga BBM.
Hal tersebut membuat sejumlah masyarakat di Medan beralih ke Pertamax ataupun ke badan usaha yang bergerak di bidang penjualan BBM yang lain seperti Shell, Vivo dan lainnya.
"Aku rasa kualitas dari Pertalite mulai menurun, aku sendiri udah beralih ke Pertamax, karena memang jauh lebih hemat," ujar Fadillah pengguna pertalite kepada Tribun Medan, Senin (3/10/2022).
Dikatakannya, perbedaan antara pertalite dengan pertamax sangat signifikan yang dirasakannya.
"Bisanya saya kalau ngisi pertalite dengan besaran Rp 30 ribu itu cuma bertahan selama satu hari, sedangkan isi Pertamax Rp 30 ribu bisa bertahan selama 3 hari bahkan 4 hari, padahal rutenya sama," ungkapannya.
Padahal menurutnya jika diukur berdasarkan harga seharusnya volume pertalite lebih banyak dibandingkan dengan pertamax.
Senada, pengemudi ojek online Adit mengaku sangat merasakan kejanggalan dari penggunaan BBM pertalite.
Saat ini Adit memilih untuk menggunakan SPBU Shell dibandingkan menggunakan BBM pertalite.
"Karena saya setiap hari dijalan, jadi sangat sensitif dengan perputaran BBM, sekarang saya beralih ke Pertamax ataupun Shell baru bisa menutupi setoran harian saya, kalau tidak semenjak BBM pertalite naik tekor terus, karena semakin boros bukan karena harganya saja, tapi kualitasnya juga membingungkan kenapa boros sekali," pungkasnya
(cr10/Tribun-Medan.com)