Brigadir J Ditembak Mati
'Selaku Ayah, Saya Tidak Mau Dia Tidak Dihukum', Tanggapan Ayah Yosua Soal Ferdy Sambo Minta Maaf
Ferdy Sambo sebagai otak pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat telah dilimpahkan ke Kejagung RI. Ia dihadirkan di hadapan publik
TRIBUN-MEDAN.com - Ferdy Sambo sebagai otak pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat telah dilimpahkan ke Kejagung RI. Ia dihadirkan di hadapan publik bersama dengan empat tersangka lain.
Selain tersangka pembunuhan, enam tersangka obstruction of justice juga turut ditampilkan di depan publik.
Polri telah melimpahkan berkas perkara dan tersangka pembunuhan Brigadir J ke Kejaksaan Agung, Rabu (5/10/2022).
Dalam kesempatan tersebut, tersangka pembunuhan Brigadir J yakni mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo mengaku menyesal dan menyampaikan permintaan maafnya kepada orangtua Brigadir J.
Meski sudah minta maaf, ayah Brigadir J tetap ingin Ferdy Sambo dihukum atas perbuatannya.
Saat diserahkan ke Kejagung, Ferdy Sambo menyampaikan permohonan maafnya ke berbagai pihak yang terdampak.
Ia bahkan juga mengaku menyesal.
“Saya sangat menyesal, saya menyampaikan permohonan maaf kepada pihak pihak yang sudah terdampak atas perbuatan saya termasuk Bapak dan Ibu dari Yoshua,” katanya di Gedung Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum), Jakarta Selatan, Rabu (5/10/2022).

Tanggapan Ayah Brigadir Yosua Soal Permintaan Maaf Ferdy Sambo
Menanggapi hal itu, ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat berharap Ferdy Sambo dapat dihukum.
Ia berharap agar kasus pembunuhan anaknya dapat terselesaikan.
“Permintaan maaf wajar dilakukan, tapi selaku ayah saya tidak mau dia tidak dihukum,” katanya, mengutip Kompas TV.
Samuel berharap sidang bisa digelar secara terbuka.
Mengutip Tribun Jambi, Samuel juga berhadap agar hakim dan jaksa dapat memberikan vonis secara bijaksana kepada para tersangka.
Lebih lanjut, soal permintaan maaf yang dilontarkan Ferdy Sambo, ia tak ingin mendahului proses hukum.
"Semua agama pasti mengajarkan kita saling memaafkan, namun kami tidak mau mendahului proses hukum," katanya.
Samuel mengaku tidak ingin tergesa-gesa menerima permintaan maaf Ferdy Sambo
Baginya, soal permintaan maaf bisa dibicarakan setelah ada keputusan dari hakim.
"Jadi, untuk soal memaafkan setelah nanti ada nanti keputusan dari Majelis Hakim disitulah kita baru bisa berbicara soal maaf memaafkan," katanya.
Baca juga: RUSIA Kembali Peringatkan AS Soal Bantuan Militer ke Ukraina, Risiko Perang Berkepanjangan
Baca juga: Rizky Billar Dijemput Paksa kalau Tak Kooperatif, Diperiksa Kasus KDRT Lesti Kejora Hari Ini
Seperti diketahui, Polri telah melimpahkan barang bukti serta tersangka pembunuhan Brigadir J dan obstruction of justice.
Tersangka pembunuhan Brigadir J yakni Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Maruf.
Ketiga tersangka yakni Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Maruf ditampilkan.
Kelima tersangka dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana subsider Pasal 338 KUHP juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP jo pasal 56 ke-1 KUHP.
Sementara itu, tujuh tersangka terkait obstruction of justice juga dihadirkan.
Mereka adalah Ferdy Sambo, Chuck Putranto (CP), Baiquni Wibowo (BQ), Arif Rahma Arifin (ARA), Hendra Kurniawan (HK), Agus Nurpatria (AN), dan Irfan Widyanto (IW).
Ketujuh tersangka dijerat Pasal 55 ayat 1 dan/atau Pasal 221 ayat (1) ke-2 dan/atau Pasal 233 KUHP.
Mereka diduga melanggar Pasal 49 jo Pasal 33 dan/atau Pasal 48 ayat 1 jo Pasal 32 ayat 1 Nomor 19 Tahun 2016 UU ITE.
Baca juga: Gubernur Lukas Enembe Didampingi 40 Pengacara Nasional Hadapi KPK: Ada Hal-hal yang Tidak Wajar
Baca juga: Update Gempa Taput, Masih Diguncang Gempa Susulan Sebanyak 119 Kali Sejak Gempa 6,0 SR
(*)
Berita sudah tayang di tribunnews.com