Senyum Psikopat, Motif Rudolf Tobing Terkuak, Usai Membunuh Ngaku Senang & Punya 2 Target Lain
Beginilah reaksi Rudolf Tobing masih bisa tersenyum usai membunuh. Senyumnya mirip-mirip seorang psikopat.
“Pelaku pernah menjadi pendeta muda di salah satu gereja di Bogor,” ujar Panji Yoga, Jumat (21/10/2022) dalam program Kompas Petang di Kompas TV.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku ternyata sudah merencanakan pembunuhan tersebut.
Ia sengaja menyewa kamar apartemen semalam untuk melancarkan aksinya.
Motifnya, sakit hati karena korban kedapatan berfoto bersama dengan salah satu kawan mereka berinisial H yang dianggap musuh oleh R.
Selain korban, R juga menargetkan dua orang teman lainnya untuk dihabisi karena akrab dengan musuhnya.
“Pelaku merasa sakit hati terhadap korban, seharusnya berpihak kepada dia tetapi mengapa berjalan orang yang tidak disukai pelaku, di sini pelaku juga merasa senang karena targetnya sudah tercapai dan masih menargetkan dua orang lagi,” ucapnya.
Rencananya, pelaku juga akan menjalani pemeriksaan kejiwaan.
Polda Metro Jaya sudah berkoordinasi dengan RS Polri untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan pelaku pada esok hari, Sabtu (22/10).
Kata Ahli Forensik
Sementara itu, ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel memprediksi, terduga pembunuh wanita di apartement Bekasi yang juga membuang mayatnya di Tol Becakayu akan melimpahkan penyebab perbuatannya dengan menyalahkan korban.
Dengan berusaha meyakinkan hakim, bahwa pembunuhan terhadap rekan wanitanya itu di apartemen Bekasi terjadi karena adanya provokasi dari korban.

Demikian Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel dalam keterangannya kepada KOMPAS.TV, Jumat (21/10/2022).
“Berdasarkan pemberitaan media, saya membayangkan pelaku nantinya akan melakukan pembelaan diri dengan berusaha meyakinkan hakim melalui tiga tahap,” ucap Reza Indragiri Amriel.
Pertama, ungkap Reza Indragiri, terduga pembunuh wanita di apartement Bekasi akan mengatakan pembunuhan tersebut tidak akan terjadi tanpa ada provokasi dari korban.
“Bahwa perbuatannya semata-mata karena adanya provokasi ekternal dari pihak korban.
Tanpa provokasi itu, pelaku tidak akan melakukan pembunuhan,” tutur Reza Indragiri.