Virus Omicron XBB
WASPADAI Virus Omicron XBB Sudah Terdeteksi di Indonesia, Berikut Gejalanya
Covid-19 subvarian omicron XBB adalah hibrida dari subvarian BA.2.75 dan BJ.1 Omicron. XBB ditemukan pertama kali di Singapura pada bulan Agustus.
TRIBUN-MEDAN.COM – Kasus pertama Covid-19 subvarian Omicron XBB telah terdeteksi di Indonesia.
Kasus transmisi lokal ini terdeteksi pada seorang wanita berusia 29 tahun yang baru kembali dari Lombok, (NTB).
Gejala yang terdeteksi adalah batuk, pilek, dan demam.
Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September.
Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) M Syahril, dikutip dari laman Setkab, Minggu (23/10/2022), meminta masyarakat untuk waspada dan memperkuat protokol kesehatan, terutama memakai masker.
Syahril juga meminta masyarakat mengedepankan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan, dan mencuci tangan.
Selain itu, melakukan testing apabila mengalami tanda dan gejala Covid-19, serta menyegerakan vaksinasi untuk meningkatkan proteksi.
“Segera lakukan booster bagi yang belum, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat COVID-19,” kata Syahril.
Adanya kasus Omicron XBB ini, Kemenkes segera melakukan upaya antisipatif dengan melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat.
Dari hasil testing dan tracing, seluruh kontak erat dinyatakan negatif varian XBB.
Syahril mengungkapkan, kendati varian baru XBB cepat menular, tetapi fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron.
Kendati demikian, negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi. Bahkan, dalam tujuh hari terakhir juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi.
Syahril mengungkapkan, varian XBB ini menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Singapura dengan peningkatan angka perawatan di rumah sakit. “Peningkatan kasus gelombang XBB di Singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2,” ujarnya.
Syahril, juga mengatakan, Kemenkes akan meningkatkan pengawasan kedatangan pelaku perjalanan di pintu-pintu masuk negara untuk mengantisipasi penyebaran subvarian baru ini.
