Medan Kota Pertama Terapkan Program Bapak Asuh, Kepala BKKBN RI Beri Apresiasi
Namun kata Hasto, mengurangi angka stunting di Indonesia tidak cukup untuk memenuhi kriteria gizi dan pangan anak saja.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN RI) Hasto Wardoyo menyatakan bahwa program bapak asuh di Indonesia baru pertama kali dilakukan di Kota Medan.
Selain itu kata Hasto, Medan menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki banyak program untuk mengentaskan stunting.
"Berdasarkan permintaan Bapak Presiden RI bahwa untuk menurunkan stunting menjadi 14 persen saya rasa bisa terjadi apabila seluruh provinsi, kota mau pun kabupaten menerapkan program bapak asuh. Dan saya apresiasi kinerja mas Wali Kota Medan beserta jajarannya dalam mengentaskan stunting," katanya.
Namun kata Hasto, mengurangi angka stunting di Indonesia tidak cukup untuk memenuhi kriteria gizi dan pangan anak saja.
"Untuk penurunan stunting itu masih banyak yang harus kita lakukan diantaranya perekonomian keluarganya, tempat tinggal yang layak dan pastinya pemahaman pernikahan dini harus terus dijelaskan. Sejauh ini untuk program rumah tidak layak huni di Kota Medan saya dengar juga sedang berjalan tetapi mungkin masih kurang dalam sosialisasi pernikahan dini kepada masyarakat," jelasnya.
Hal itu kata Hasto, berdasarkan penyampaian laporan dari Wali Kota Medan Bobby Nasution yang menyatakan masih banyak anak di Kota Medan khusunya daerah Belawan yang melakukan pernikahan dini.
Baca juga: Percepatan Penurunan Stunting 2022, Kedaireka Latih 200 Kader dari 10 Kabupaten di Sumut
"Jadi Pak Wali terkait pemahaman itu, kami punya tim pendamping yang kami berikan tugas untuk edukasi tentang stunting dan terkait pernikahan dini, jadi saya minta semua perangkat yang telah ditugaskan untuk menjalankan tugasnya sebaik mungkin," jelasnya.
Hasto juga berpesan agar kiranya masyarakat yang mau melaksanakan nikah untuk periksa Pra Konsepsi ke rumah sakit terdekat.
"Periksa Pra Konsespsi itu satu diantara mencegah stunting dimana yang diperiksa itu lingkar tangan atas,HB, berat badan dan tinggi badan. Kalau belum diperiksa jangan dinikahkan. Tapi kalau nikah sudah diperiksa dan hasilnya tidak cukup bisa tetap dinikahkan hanya saja perlu diberikan beberapa masukan dan saran. Karena itu satu dari bentuk upaya pencegahan stunting," jelasnya.
Untuk itu ia berharap agar kiranya seluruh provinsi, kota mau pun kabupaten di Indonesia bisa mengikuti jejak Pemko Medan dalam mengentaskan stunting.
"Mudah-mudahan pengentasan stunting ini program Pemko Medan bisa diikuti oleh seluruh wilayah Kota Medan," jelasnya.
Angka Stunting Turun Jadi 300 Orang
Wali Kota Medan Bobby Nasution menyatakan bahwa angka stunting di Kota Medan mengalami penurunan. Menurutnya, hingga saat ini anak terkena stunting di Kota Medan berjumlah 300 orang.
Bobby Nasution juga menyatakan dari 300 anak tersebut, paling terbanyak yang terkena stunting itu di Kecamatan Medan Belawan.
"Izin kami melaporkan kepada Pak Kasad, Ibu Menteri dan Kepala BKKBN RI bahwasannya sejak tahun 2021 hingga saat ini dari jumlah awal anak terkena stunting itu sekitar 550 anak dan di Bulan Oktober 2022 itu sudah menjadi 300 anak," jelas Bobby Nasution dalam pelaksanaan pengukuhan bapak asuh yang dihadiri langsung Oleh Kasad Jendral TNI Dudung Abdurrachman.