Stunting

Percepatan Penurunan Stunting 2022, Kedaireka Latih 200 Kader dari 10 Kabupaten di Sumut

Melibatkan 200 kader dari 10 kabupaten yakni Langkat, Pakpak barat, Binjai, Padanglawas, Dairi, Simalungun, Samosir, Mandailing Natal

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HUSNA
Program Matching Fund Kedaireka Stunting 2022 melaksanakan pelatihan kader stunting dan tim pendamping keluarga. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Program Matching Fund Kedaireka Stunting 2022 melaksanakan pelatihan kader stunting dan tim pendamping keluarga, di Convention Hall Four Points by Sheraton.

Kegiatan yang bertemakan Implementasi Program Dahsyat dengan Pemanfaatan Pangan Lokal dan Martabe, dengan Pendampingan Perguruan Tinggi di Sumatera Utara ini digelar selama dua hari, yakni Selasa-Rabu, 25-26 Oktober 2022. 

Melibatkan 200 kader dari 10 kabupaten yakni Langkat, Pakpak barat, Binjai, Padanglawas, Dairi, Simalungun, Samosir, Mandailing Natal, Labuhan Batu Utara, Padang Sidempuan.

Ketua Program Matching Fund Kedaireka Stunting 2022, Dr dr Juliandi Harahap MA Sp KKLP mengatakan, setelah launching program yang melibatkan 25 kampus di Sumatera Utara (Sumut) termasuk Kampus USU, kali ini pihaknya meminta komitmen masing-masing pimpinan kampus dan kabupaten/kota tersebut.

Baca juga: Kapolrestabes Medan Dikukuhkan Sebagai Bapak Asuh Anak Stunting Kota Medan

"Setelah kegiatan pertama launching program kemarin, kita meminta komitmennya dari pimpinan 25 kampus yang terlibat serta pimpinan kabupaten/kota di Sumut," ujarnya kepada Tribun Medan, usai acara tersebut.

Setelah ini, lanjut Juliandi, pihaknya akan melakukan advokasi dan sosialisasi ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Pemerintah Daerah (Pemda) dan pihak swasta. 

"Nah pihak swasta kita minta kontribusinya dalam bentuk CSR. Dan ini sedang menindaklanjuti, di antaranya ada yang memberikan bantuan, namun ada juga beberapa kendala seperti di bagian administrasinya. Tetapi secara umum berjalan lancar," ungkapnya.

Lalu, tambahnya, melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) untuk identifikasi bahan lokal. Dan ini sudah diadopsi terutama dalam pengolahan bahan pangan lokal, contohnya brokat (brownis alpukat), brownis dari biji alpukat. 

"Nah ini di identifikasi di Simalungun, oleh Ibu Tri Miswati. Beliau kita panggil dan kita buat videonya untuk satu modul dan didistribusikan untuk diterapkan di 25 kampus, tinggal dimanfaatkan saja mana yang bisa diadopsi di daerah masing-masing. Dan ini sudah berjalan di 10 kabupaten di Sumut," imbuhnya.

Kemudian, sebut Juliandi lagi, pihaknya juga mengidentifikasi faktor resiko stunting yang melibatkan mahasiswa dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

"Mereka mengumpulkan data ke lapangan secara 'person to person' sambil masyarakat diedukasi," katanya. 

Sementara itu Yusrizal Batubara Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara kita melihat ada 3 langkah pendekatan untuk proses mengatasi stunting di Sumatera Utara.

"Nah ini merupakan langkah kedua yakni pendekatan pentahelix, dimana mengajak semua sektor untuk memberikan kepeduliannya. Termasuk kali ini bergandengan dengan perguruan tinggi, menyusun formula untuk menangani permasalahan stunting tersebut," tuturnya.

Baca juga: Dalam Dua Bulan Angka Stunting Turun, Wakil Wali Kota Aulia: Berkat Semangat Kolaborasi Wali Kota

Yusrizal juga menyampaikan ada 3.000 orang yang sedang disiapkan untuk pencegahan stunting ini.

"Kita berharap kader kader yang sudah dilatih akan menurunkannya kembali ke kader berikutnya di BKKBN. Ada 3000 orang yang sedang di siapkan untuk kader pencegahan stunting ini," tukasnya.

Ali Boasar Lubis dari Desa Banua Tonga, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas mengatakan minimnya pengetahuan masyarakat pedesaan tentang stunting menjadi salah satu kendala untuk mengatasinya.

"Sebagian masyarakat pedalaman lah ya, tidak semua, benar seperti yang disampaikan tadi, bahwasanya kadang ada yang jika disebut anaknya terkena stunting dia tidak terima. Hal ini kan karena tidak ada edukasi sebelumnya begitu. Dari kaderisasi ini harapan kita bisa terus menggalakkan penurunan stunting khususnya di daerah," ujarnya.

(cr26/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved