Peringatan Hari Cerebral Palsy Dunia 2025, Rayakan Hidup dalam Keterbatasan 

Sebanyak 400 peserta dari berbagai kalangan hadir dalam kegiatan Peringatan Hari Cerebral Palsy Dunia 2025

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN MEDAN/HUSNA
Yayasan Pejuang CP di Medan gelar pemeriksaan pendengaran gratis, dalam rangka memperingati hari Cerebral Palsy sedunia. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Suasana penuh semangat dan keharuan terasa di Dupi World Manhattan Urban Market, Sabtu (1/11/2025).

Ratusan anak dan orang tua tampak datang sejak matahari belum tinggi, sebagian dengan kursi roda, sebagian lagi didampingi stroller yang dihias penuh warna. Mereka datang membawa semangat yang sama merayakan kehidupan dalam keterbatasan.

Sebanyak 400 peserta dari berbagai kalangan hadir dalam kegiatan Peringatan Hari Cerebral Palsy Dunia 2025 yang digelar oleh Yayasan Pejuang Cerebral Palsy Kota Medan.

Peringatan Hari Cerebral Palsy Dunia sejatinya diperingati secara global setiap 6 Oktober, namun pelaksanaan di Medan digeser ke 1 November agar dapat menjangkau lebih banyak peserta.

Tahun ini, tema global ‘Unique and United, Empowering Lives, Creating Opportunities’ diadaptasi menjadi subtema lokal ‘Tumbuh Bersama Tanpa Batas, Kami Punya Hak yang Sama’.

Baca juga: Waspadai Cerebral Palsy pada Anak, Kenali Gejalanya

Ketua Yayasan Pejuang Cerebral Palsy Kota Medan, Ratna Sari Dewi, mengatakan, kegiatan ini tidak sekadar seremonial tahunan, melainkan ruang untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa anak-anak penyandang cerebral palsy (CP) juga memiliki hak yang sama untuk tumbuh dan berdaya.

“Kami ingin masyarakat tahu bahwa anak-anak penyandang cerebral palsy bukanlah anak yang harus dikasihani. Mereka hanya butuh dukungan dan ruang untuk berkembang. Mereka punya hak yang sama untuk tumbuh, belajar, dan bahagia,” ujarnya.

Ratna menambahkan, acara ini juga menjadi wadah untuk memperkenalkan komunitas CP yang hingga kini masih sering disalahpahami masyarakat.

“Banyak yang belum tahu apa itu CP. Karena itu, kami sengaja buat acara di tempat umum agar masyarakat luas bisa melihat langsung bahwa anak-anak ini luar biasa,” katanya.

Salah satu daya tarik kegiatan ini adalah tiga layanan kesehatan gratis yang dibuka bagi peserta dan masyarakat. Layanan tersebut meliputi fisioterapi, konsultasi tumbuh kembang anak, serta pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.

Kegiatan ini melibatkan tenaga medis dari berbagai lembaga, termasuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (USU), Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) Cabang Sumut, dan Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) USU.

Ratna menjelaskan bahwa terapi rutin sangat penting bagi anak-anak CP untuk mempertahankan fungsi motorik tubuh.

“Cerebral palsy tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikendalikan lewat terapi rutin. Karena itu kami buka fisioterapi gratis setiap hari di yayasan,” jelasnya.

Namun, ia menyoroti adanya kebijakan baru BPJS yang tidak lagi menanggung fisioterapi bagi anak usia di atas tujuh tahun.

Acara ini dihadiri perwakilan dari berbagai lembaga dan instansi, di antaranya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Pemko Medan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Ketenagakerjaan, serta komunitas seperti Anak Mandiri Center, Star Champion, dan STKIP Pangeran Antasari.

Selain itu, yayasan juga mencatat 116 anak CP aktif di Medan dan Serdang Bedagai yang secara rutin mengikuti kegiatan terapi dan pembinaan. Namun, Ratna mengaku pihaknya masih terbatas dalam menjangkau peserta dari luar kota karena belum memiliki rumah singgah.

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved