Breaking News

TRIBUN WIKI

SOSOK Raja Simarmata, Pria Berdarah Batak yang Memilih Membangun Kampung Halamannya

Ternyata foto berdua di Kampung Ulos Hutaraja menjadi pengingat baginya akan perjuangannya membangun desanya.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/MAURITS
Kades Kampung Ulos Hutaraja, Desa Lumban Suhisuhi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir Raja Simarmata. Seorang lulusan ITB yang kemudia baktikan diri bagi kampung halamannya. 

TRIBUN-MEDAN.com, SAMOSIR -  Raja Simarmata merupakan pria berdarah Batak yang terpanggil membangun kampung halamannya di Hutaraja, Desa Lumban Suhisuhi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.

Cinta akan kampung halaman sudah tertanam sejak ia kecil. Cinta akan kampung halaman semakin diperkuat oleh pertemuannya dengan kekasih hatinya, kini jadi istri.

Berawal dari perkenalan saat mendampingi si reporter cantik saat peliputan di Samosir pada tahun 2016, Raja Simarmata tertarik dan ingin mempersunting reporter tersebut.

Baca juga: SOSOK Adlin Tambunan, Anak Bupati Deli Serdang yang Jabat Wakil Bupati Serdangbedagai

Ia yang sudah malang melintang bekerja sebagai konsultan pertambangan pascalulus dari ITB bertemu dengan jodohnya di kampungnya sendiri.

“Soal mau pulang kampung dan bangun desa, saya pikir masing-masing orang berbeda ya, tergantung panggilan hati setiap orang. Kalau kerja, setelah lulus dari ITB, saya bekerja di perusahaan tambang, konsultan. Saya bekerja di Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, di tambang batubara, nikel. Cuman, terpanggil untuk pulang kampung,” ujar Raja Simarmata, Rabu (2/11/20220).

“Saya ke kampung sebelum menikah. Justru, saya ketemu jodoh, istriku saat berada di kampung halaman ini, Hutaraja ini. Dan pertemuan denga jodoh itu yang memperkuat panggilan itu,” sambungnya.

Ia menceritakan sekilas pertemuannya dengan seorang reporter TV yang kemudian menjadi istrinya.

“Pada saat itu, saya masih pemuda yang sedang berada di kampung ini. Lalu, ada seorang reporter pada satu stasiun TV yang menghubungi saya untuk mengatakan bahwa ada seorang reporter yang akan liputan di Samosir ini pada tahun 2016. Yang menghubungi saya ini meminta agar saya membantu reporter yang akan liputan itu,” katanya.

“Reporter itu pada bulan Desember. Ia datang mau liputan soal ulos. Jadi, kita komunikasi dan selama liputan saya damping. Tema yang ia gali waktu itu tentang ulos, ihan batak, panorama alam serta berbagai tema. Saya damping reporter ini,” sambungnya.

Ternyata foto berdua di Kampung Ulos Hutaraja menjadi pengingat baginya akan perjuangannya membangun desanya.

“Lalu entah kenapa, kami berdua berfoto pakai ulos di depan Kampung Ulos ini. Foto itu mengingatkan setelah dia balik ke Jakarta pascaliputan di sini. Biasalah kita lelaki, kita komunikasi dan ternyata dia respon baik. Puji Tuhan, ia mau mengabdi di kampung ini,” sambungnya.

“Pada tahun 2018, kami menikah. Itu 2 tahun sempat komunikasi sebelum akhirnya menikah. Sejak tahun 2020, saya mendapat tanggung jawab sebagai kepala desa,” sambungnya.

Baca juga: Sosok Mas Danang yang Panen Pujian lantaran Blakblakan Beber Rahasia Resep Angkringan dan Warmindo

Kembali ke masa kuliah, ia pernah juga berpikir soal bagaimana nasib pelajar di kampung halamannya. Sebagai seorang mahasiswa di ITB, ia berpikir bagaimanan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya. Ia berencana membina anak-anak dengan try out. Persiapan demi persiapan ia rancang termasuk pembiayaan kegiatan.

Untuk pembiayaan, ia menemui seroang musisi Batak Toba Viky Sianipar.

“Sewaktu kuliah, saya sudah ingin membuat perubahan di kampung halaman ini. Dulu, kita buat namanya Samosir Berubah, kita kumpulin anak-anak muda Samosir yang merantau, lalu kita buat semacam try out bagi anak-anak pelajar di Samosir. Kita tidak turun dari Bandung ke Samosir. Yang kita turunkan itu anak-anak Samosir yang ada di Medan,” ujar Raja Simarmata.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved