Pembunuhan

ASN Eks Kepala Puskesmas yang Bunuh Ibu Tiri dengan Dugaan Depresi, Ini Pengakuan Camat Syarifah

Pelaku diketahui bernama Diana Hasibuan. Ia merupakan seorang ASN yang bekerja di bidang kesehatan Pemkab, Labuhanbatu Selatan.

HO
Seorang ASN bakar ibu tiri di Kabupaten Labusel hingga meninggal dunia 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kasus tewasnya seorang ibu tiri yang diduga dibakar oleh anaknya, hingga tewas sempat menggegerkan masyarakat di Desa Sampean Barat, Kecamatan Sei Kanan, Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Pelaku diketahui bernama Diana Hasibuan. Ia merupakan seorang ASN yang bekerja di bidang kesehatan Pemkab, Labuhanbatu Selatan.

Kini, ia pun telah ditahan di Polres Labuhan, setelah tragedi dirinya diduga membakar ibu tirinya Nurhayati Dalimunthe (53) hingga meninggal dunia.

Menurut Camat Sungai Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Syarifah Hafni, dirinyaa kenal baik dengan sosok pelaku.

ND, wanita yang dibakar anak tirinya saat disemayamkan di rumah duka
ND, wanita yang dibakar anak tirinya saat disemayamkan di rumah duka (HO)

Di mata sang camat, selama ini pelaku yang merupakan mantan Kepala Puskesmas di Desa Hutagodang, Kecamatan Sungai Kanan, Labuhanbatu Selatan, merupakan orang yang baik.

"Selama ini ibu Diana bekerja dengan baik dan juga bermasyarakat dengan baik. Suka menolong juga. Dia juga bidan yang menolong para ibu melahirkan," kata Syarifah kepada Tribun Medan, Minggu (13/11/2022).

"Selama jadi kapus (kepala puskesmas), kalau menurut saya, dia orang yang punya loyalitas tinggi dalam bekerja. Sama (hubungan) bawahan atasan masih normal-normal saja," sambungnya.

Di sisi lain, Syarifah mengakui belum tahu pasti soal rumor pelaku depresi karena dimutasi ke Puskesmas Tanjung Medan, Kecamatan Kampung Rakyat, Labuhanbatu Selatan.

Diana Hasibuan, mantan Kepala Puskesmas Hutagadong, Labuhanbatu Selatan (Labusel).
Diana Hasibuan, mantan Kepala Puskesmas Hutagadong, Labuhanbatu Selatan (Labusel). (dok.institut kesehatan helvetia/repository.helvetia.ac.id)

Menurutnya sang camat, mutasi di tubuh aparatur negara merupakan hal yang wajar dilakukan oleh pimpinan.

"Biasanya itu mutasi kan. Saya juga seperti itu dulu. Stay (ditugaskan) dua tiga bulan biasa dalam jabatan, untuk penyegaran kita ke tempat yang lain," bebernya.

Syarifah mengaku, belum mengetahui pasti penyebab pelaku tega membakar ibu tirinya hingga meninggal dunia.

"Kalau permasalahannya sih belum jelas gimana. Saya sama dia (pelaku) selama ini bersinergi (kerjasama). Dia memang aktif dalam tiap kegiatan kecamatan," ungkapnya.

Dikatakannya, selama ia mengenal pelaku, tidak ada mendengar isu soal selisih paham antara pelaku dan korban.

Sebab, setelah meninggalnya ayah pelaku sekira setahun yang lalu korban tinggal bersama dan dirawat oleh pelaku.

"Tapi tentang pribadi dia, kurang tau seutuhnya. Mana tau ada permasalahan keluarga, itu kan tidak tau," ungkapnya.

"Kalau nggak salah saya, ibu nya ini dia yang ngurus. Walaupun ibu tiri, dia (pelaku) sayang sama ibunya ini, dari dulu dia yang ngurus. Dari dulu memang sama dia, sudah seperti ibu kandung," sambungnya.

Ia mengungkapkan bahwa, pelaku memiliki seorang suami dan empat orang anak.

Namun, sang suami yang juga merupakan ASN mengalami sakit parah.

"Kalau nggak salah saya suaminya itu guru, entah kepala sekolah SMP. Tapi lagi sakit stroke mungkin itu juga penyebabnya, tapi nggak tau juga pastinya apa sih," ujarnya.

Polisi Lakukan Pemeriksaan Intensif

Polisi masih melakukan pemeriksaan intensif, terhadap seorang wanita berinisial DH, yang diduga nekat membakar ibu tirinya berinisial ND (60) hingga tewas.

Peristiwa itu terjadi di Desa Sampean Barat, Kecamatan Sei Kanan, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, pada Jumat (11/11/2022) lalu.

Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu, AKP Rusdi Marzuki mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil keterangan dari dokter terkait kondisi kejiwaan dari pelaku.

"Untuk kejiwaan pelaku, perlu ada pemeriksaan dari dokter jiwa dan kita masih menunggu hasilnya," kata Rusdi kepada Tribun Medan, Minggu (13/11/2022).

Ia menjelaskan, petugas juga masih melakukan pendalaman soal motif pelaku yang merupakan ASN di Kabupaten Labuhanbatu Selatan itu nekat membakar ibu tirinya.

"Motif masih kita dalami, untuk keterangan sementara pelaku ini mau bakar diri tapi kena ibunya," sebutnya.

Rusdi menambahkan, saat ini pelaku sudah diamankan oleh petugas, usai peristiwa tersebut terjadi.

"Pelaku sudah kita amankan, dan masih dalam tahap pemeriksaan," ungkapnya.

Diketahui, saat kejadian pelaku diduga membakar ibu tirinya seusai salat subuh karena jasad dalam kondisi memakai mukenah.

Kapolsek Sei Kanan AKP Herry Sugiharto mengatakan, awalnya sekitar pukul 04:30 WIB tanggal 11 November warga mendengar korban berteriak meminta tolong.

Kemudian menantunya mendengar dan langsung mendatangi korban yang rumahnya bersebelahan.

Saat didatangi korban sedang terbakar. Kemudian menantu dan anak tirinya yang lain mencoba memadamkan api.

Nahas, saat itu korban mengembuskan nafas terakhirnya.

Berdasarkan keterangan saksi, saat kejadian anak tirinya yang merupakan ASN di Pemkab Labusel berinisial DH berada di dalam kamar bersama korban.

Di situ juga ditemukan botol air mineral bekas yang diduga berisi BBM jenis pertalite bekas disiram ke korban.

"Korban berteriak kesakitan kemudian didengar oleh anak tiri dan menantu tiri korban yang kebetulan tinggal di sebelah rumah korban. Seketika itu juga korban meninggal dunia," kata Kapolsek AKP Herry Sugiharto, Sabtu (12/11/2022).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, ASN di Pemkab Labusel itu diduga depresi karena dimutasi dari jabatannya sebagai kepala Puskesmas di Desa Hutagodang, Kecamatan Sungai Kanan, Kabupaten Labuhanbatu Selatan sejak dua bulan terakhir.

Kemudian ia dipindahkan ke daerah jauh dari kediamannya.

Selain itu, dugaan penyebab lain depresi karena suami sakit dan beban rumah tangga yang dialaminya.

"Iya PNS, sepertinya depresi, sepertinya demikian, karena beliau sejak 2013 jadi kepala Puskesmas di Hutagodang dan dua bulan terakhir beliau dipindahkan. Mungkin karena jauh," ucapnya.

(Cr11/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved