Pembunuhan

Pria Tertembak di Pekan Labuhan, 3 Polisi Kabur hingga Keterangan Pihak Kepolisian dan Keluarga

Tiga oknum personel Satres Narkoba Polres Pelabuhan Belawan, diduga menembak mati seorang pria bernama Iwan alias Nasib.

TRIBUN MEDAN/HO
Tampang polisi yang kabur seusai tertembaknya Iwan alias Nasib di Jalan KL Yos Sudarso, Gang Mafo, Kecamatan Medan Labuhan. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Tiga oknum personel Satres Narkoba Polres Pelabuhan Belawan, diduga menembak mati seorang pria bernama Iwan alias Nasib.

Peristiwa itu terjadi di Jalan KL Yos Sudarso, Gang Mafo, Kecamatan Medan Labuhan, pada Senin (14/11/2022) pagi.

Kemudian, seusai kejadian penembakan itu ketiga anak buah Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Faisal Rahmat ini, kocar-kacir belarian.

Irwan Nasin Jadi Korban Penembakan Oknum Polisi Polres Pelabuhan Belawan
Irwan Nasib Jadi Korban Penembakan Oknum Polisi Polres Pelabuhan Belawan (TRIBUN MEDAN/HO)

Aksi kaburnya ketiga oknum polisi yang memakai kemeja putih ini, ternyata sempat direkam oleh anak Iwan yang bernama Rian.

Dari rekaman video yang dilihat oleh Tribun Medan, anak Iwan berlari ke arah 3 oknum polisi yang kocar-kacir melarikan diri itu.

Saat itu, para polisi ini lari menuju ke arah mobil warna putih BK 1057 ABD yang telah menunggu di pinggir jalan.

"Kurekam kalian, BK (nomor polisi kendaraan) nya ini," teriak Rian penuh emosi.

Teriakannya mengundang warga berdatangan dan berkerumun.

Kemudian, mobil jenis Toyota Rush yang ditumpangi polisi itu pun langsung tancap gas meninggalkan lokasi.

Sebelumnya, Iwan Nasib, warga Jalan KL Yos Sudarso, Gang Mafo, Lingkungan XIV, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan tewas diduga ditembak polisi.

Tampang polisi yang kabur seusai tertembaknya Iwan alias Nasib di Jalan KL Yos Sudarso, Gang Mafo, Kecamatan Medan Labuhan.
Tampang polisi yang kabur seusai tertembaknya Iwan alias Nasib di Jalan KL Yos Sudarso, Gang Mafo, Kecamatan Medan Labuhan. (TRIBUN MEDAN/HO)

Insiden itu berlangsung di kediaman korban.

Menurut saksi mata bernama M Andre, pelakunya ada tiga orang.

Warga menduga bahwa pelaku adalah petugas dari Polres Pelabuhan Belawan.

Dari cerita Andre, ia mulanya mendengar ada ribut-ribut tak jauh dari lokasi kejadian.

Karena penasaran, Andre keluar rumah.

Ia melihat tiga orang diduga polisi berpakaian sipil di sekitar rumahnya.

"Tidak lama kemudian, terdengar suara tembakan satu kali," kata Andre, Senin (14/11/2022).

Setelah mendengar suara letusan itu, Andre melihat tiga orang yang datang tadi berlari menuju mobilnya.

Tiga orang diduga polisi itu sempat dikejar masyarakat.

Sementara itu, dari sumber suara tembakan, terlihat Iwan Nasib sudah terkapar.

Lehernya jebol terkena peluru dari pistol yang diduga dilesatkan polisi.

"Korbannya sudah berlumuran darah," kata Andre.

Kapolres Pelabuhan Belawan Angkat Bicara

Tim Sat Res Narkoba Polres Pelabuhan Belawan menangkap bandar narkoba di Jalan Kolonel Yos Sudarso, Gang Mapo, Lingkungan 14, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan Belawan, Senin (14/11/2022).

Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang SH SIK mengatakan, bandar yang ditangkap tersebut meriupakan target operasi bernama Nasib (40) warga Jalan Kol Yos Sudarso, Gang Mapo.

"Sebelumnya sudah ada 4 orang pelaku yang diamankan di lokasi yang sama, dan hari ini ditangkap lagi berdasarkan itu hasil pengembangan penyidik,"ujar AKBP Faisal.

Barang bukti sabu dan benda tajam milik Nasib seorang bandar Narkoba di Belawan  yang dipakai menyerang polisi kini diamankan Sat Narkoba Polres Pelabuhan Belawan, Senin (14/11/2022)
Barang bukti sabu dan benda tajam milik Nasib seorang bandar Narkoba di Belawan yang dipakai menyerang polisi kini diamankan Sat Narkoba Polres Pelabuhan Belawan, Senin (14/11/2022) (ISTIMEWA)

AKBP Faisal menuturkan, pada saat proses penangkapan, Nasib membuang plastik dari jendela kamar sambil melarikan diri.

Tak mau kehilangan target, Personel Sat Narkoba Polres Pelabuhan Belawan mengejar dan menangkap Nasib.

Saat ditangkap, Nasib tetap berusaha melarikan diri dari pegangan polisi.

Bahkan, Nasib berupaya mengambil pistol personel Sat Narkoba Polres Pelabuhan Belawan bernama Bripka Rudi Simamora. 

Bripka Simamora yang menangkap pelaku sempat diserang menggunakan pisau lipat, kemudian pistol di pinggang Simamora juga sempat hendak dirampas Nasib.

"Ketika personel Bripka Rudi Simamora melakukan pengejaran, Nasib melakukan perlawanan melakui petugas dengan pisau lipat dan mencoba merebut senjata api petugas yang terselip dipinggang," kata AKBP Faisal.

Ketika pergumulan terjadi dan tarik-menarik senjata api berlangsung, pistol di tangan polisi tertembak ke arah Nasib.

Sangat disayangkan, ketika polisi menangkap Nasib sejumlah warga juga menghalangi dengan melempari petugas.

"Ketika bergumul dan tarik-tarikan, senjata api milik personel itu meletus hingga mengenai tersangka. Selanjutnya petugas berupaya mengamankan tersangka namun warga datang membela tersangka dengan cara melempari petugas sehingga petugas tidak berhasil mengamankan tersangka. Selanjutnya petugas menyelamatkan diri," ungkapnya.

Dari informasi yang diterima diketahui pelaku dibawa oleh Keluarganya ke RS Mitra Medika Marelan untuk berobat. Setelah ditangani oleh petugas medis, tersangka dinyatakan meninggal dunia sekira Pukul 11.40 WIB.

Sebelumnya, polisi sempat mengamankan barang bukti dari tangan pelaku 1 bungkus plastik klip sedang yang berisi sabu-sabu 20,91 gram dan pisau besi.

(Cr11/tribun-medan.com)

Abang Korban Ngaku Kenal dengan Polisi yang Diduga Tembak Adiknya

Anak Korban yang tewas akibat ditembak polisi dibagian Leher hingga tembus,menangis minta tolong ke Kapolri dan Presiden untuk mengusut tuntas penembakan tersebut,di gang Mafo Lingkungan XIV Pekanlabuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, Senin (14/11/2022).

Diduga oknum Polisi Polres Pelabuhan Belawan melakukan penembakan kepada seorang warga hingga tewas di Pekanlabuhan.

Anak kandung Korban,Yoni meminta tolong kepada Presiden dan Kapolri akibat ayahnya tewas ditembak polisi secara anarkis, Yoni pun sembari memegang pakaian putih berlumuran darah yang digunakan adiknya saat membawa ayahnya ke Rumah Sakit serta pakaian yang digunakan korban saat kejadian.

"Pak Presiden, Pak Kapolri tolong kami, ayah kami tewas di tembak polisi secara anarkis, " Ucapnya sembari menangis kepada wartawan Tribun Medan, Senin (14/11/2022).

Terpisah,Abang kandung korban, Asbulah mengatakan, bahwa korban merupakan warga Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan,kedatangan korban yaitu untuk melihat kondisi anaknya yang berada di gang Mafo tersebut.

Sambungnya,saat kejadian tersebut ia sempat menyaksikan kedatangan ketiga oknum polisi tersebut sekitar pukul 09:30 WIB, dan ia pun mengenali salah satu polisi tersebut yang bernama Rudi Simamora yang bertugas di Satresnarkoba Polres Pelabuhan Belawan.

"Itu adik saya datang kesini mau melihat anaknya, tadi secara tiba tiba datang tiga polisi, salah satunya saya kenal bernama Rudi Simamora. Itu sekitar Pukul 09:30 WIB mereka datang, " Pungkasnya.

Ia menuturkan, oknum polisi yang bernama Rudi Simamora itu pun sempat mempiting leher korban, sehingga korban yang bernama Iwan pun merontak dan hingga terdengar suara letusan tembakan saat itu juga.

Asbulah mengatakan, saat itu juga dia berlari kearah keributan tersebut dan menyebutkan "kalian bunuh adik saya". Lantas ketiga polisi tersebut pun lari dari TKP menuju mobil yang terparkir dibahu jalan Yos Sudarso Pekanlabuhan.

"Rudi Simamora nampakku mempiting leher adik saya, jadi meronta lah kan, terdengarlah suara tembakan itu. Langsung lari aku kearah mereka, kalian bunuh adik ku kubilang. Langsung lari mereka, itulah sambil di kejar anak muda sini, " Bebernya.

Dia berharap kasus ini dapat di usut tuntas atas kematian adik kandungnya akibat tembakan yang dilakukan oknum polisi.

"Kasus ini harus di usut tuntas karena adik saya sudah meninggal karena ulah pelaku, " Harapnya.

(cr29/tribun-medan.com)

Kronologi dari Pihak Keluarga

Seorang pria bernama Iwan alias Nasib (49), tewas berlumuran darah setelah timah panas polisi menembus bagian lehernya.

Insiden penembakan tersebut terjadi di Jalan KL Yos Sudarso, Gang Mafo, Lingkungan XIV, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, pada Senin (14/11/2022).

Menurut anak kandung korban, Rian (22) saat itu ayahnya sedang duduk di depan rumah nya seorang diri.

Pagi itu, ia sempat bersama dengan korban. Namun, dirinya pergi sebentar untuk membeli sesuatu di dekat rumah dan meninggalkan ayahnya.

"Aku tadi beli rokok bentar ke belakang, nggak berapa lama tiba-tiba ada suara tembakan," kata Rian kepada Tribun-medan, Senin (17/11/2022).

Lalu, dikatakannya setelah mendengar tembakan tersebut ia pun kembali ke rumah.

Ketika itu, ia pun langsung histeris melihat ayahnya sudah bersimbah darah.

"Ku pikir entah apa, rupanya ayah ku sudah kena tembak di lehernya, sudah bercucuran darah di leher," sebutnya.

Rian mengaku, ketika itu sempat melihat ada tiga orang pria berpakaian kemeja putih yang diduga polisi lari meninggalkan ayahnya.

"Polisinya tiga orang, sempat lihat cuma nampak dua orang, satu di mobil," bebernya.

Diungkapkannya, menurut informasi yang diterima polisi datang ke lokasi tersebut untuk melakukan penggeledahan terkait kasus narkotika.

Tetapi, Rian menambahkan saat itu di lokasi atau pun dari korban tidak ditemukan barang bukti apapun.

Ia mengaku bahwa memang ayahnya merupakan penjual narkoba jenis sabu. Namun, setahun terakhir sudah berhenti.

"Kata orang itu narkoba, tapi sudah setahun yang lewat ayah ku nggak main narkoba lagi, nggak ada barang bukti," ucapnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan setelah melihat ayahnya bersimbah darah dirinya pun panik dan langsung menolong ayahnya dan membawa nya ke rumah sakit di kawasan Medan Marelan.

Ketika itu, ia membawa ayahnya ke rumah sakit dengan menggunakan sepeda motor.

"Pertama kena tembak darah berceceran, aku lah yang bawa ke rumah sakit naik sepeda motor, dengan bercucuran darah baju penuh darah," bebernya.

Kemudian, waktu itu kondisi korban sudah sekarat lantaran darahnya terus mengalir.

Setibanya di rumah sakit di kawasan Marelan itu. Korban pun di rujuk ke Bhayangkara Medan, tetapi nyawanya tidak tertolong.

Ia juga menceritakan, selama berhenti menjual narkoba setahun terakhir, kesehariannya ayahnya merupakan penjual nasi goreng dan es kelapa di kawasan Belawan.

"Jualan nasi goreng di Belawan, bantuin ibu kadang buka es kelapa juga," pungkasnya.

(cr11/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved