Sumut Ekspor 1.130 Ton Biji Kakao, Nilai Ekonomis Capai Rp 39, 6 Miliar
Nilai ini meningkat 41,25 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang hanya berhasil mencatat sebanyak 800 ton
Penulis: Angel aginta sembiring | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan mencatat tren kenaikan ekspor yang signifikan dari komoditas ekspor pertanian, khususnya biji kakao asal Provinsi Sumatra Utara.
Berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Karantina Pertanian Belawan memfasilitasi ekspor biji kakao tersebut selama bulan Januari hingga November tahun 2022 sebanyak 1.130 ton dengan nilai ekonomis Rp 39, 6 miliar.
Nilai ini meningkat 41,25 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang hanya berhasil mencatat sebanyak 800 ton dengan nilai ekonomis sebesar Rp 30 miliar.
“Ekspor biji kakao asal Sumut ini, menunjukkan hasil menggembirakan dari tahun ke tahun, karena mampu bersaing di pasar global,” ungkap Andi PM Yusmanto Kepala Karantina Pertanian Belawan, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (18/11/2022).
Baca juga: Ekspor Karet Sumut Pada Oktober 2022 Kembali Anjlok, Ini Penyebabnya
Menurut Andi, keberhasilan ini menjadi bukti kerja keras petani sub sektor perkebunan serta dukungan pemerintah daerah dalam membangun pertanian yang baik, sehingga ekspor kakao biji terus meningkat.
Ia mengatakan, pihaknya secara rutin melakukan pendampingan kepada pelaku usaha pertanian dengan memberikan bimbingan teknis pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari, SPS Measure, sesuai yang dipersyaratkan negara tujuan ekspor.
“Hal ini dilakukan untuk memastikan produk pertanian dapat diterima di negara tujuan,” imbuhnya.
Lebih lanjut diterangkannya, kakao tersebut banyak dibudidayakan di daerah Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kabupaten Nias Selatan.
Berdasarkan data BPS, luas lahan kakao di Sumut seluas 35,696 ha sehingga sangat potensial untuk peningkatan ekspor kakao.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang memberi apresiasi kepada petani sub sektor perkebunan yang turut serta mendukung Gerakan Tiga Kali ekspor (Gratieks) sehingga komoditas pertanian Sumut meningkat.
Menurutnya, meningkatnya ekspor kakao biji dengan mampu bersaing di pasar global ini merupakan prestasi yang harus dipertahankan, mengingat masing-masing negara tujuan memiliki persyaratan teknis yang ketat.
Untuk itu, pihaknya selaku otoritas karantina terus lakukan penguatan sistem perkarantinaan, seperti fasilitas pemeriksaan baik sarana dan prasarana laboratorium serta kemampuan petugasnya untuk dapat memastikan kesehatan dan keamanan produk sesuai protokol ekspor negara mitra dagang.
“Ini adalah tugas kami untuk mengawal juga memastikan agar kesehatan dan keamanan produk pertanian yang dilalulintaskan harus dipenuhi sehingga terjamin di negara tujuan,“ tutup Bambang.