Berita Medan
Gelar RDP dengan Keluarga Iwan Nasib, Begni Kata Wakil Ketua DPRD Sumut
Saat menghadiri RDP, keluarga dan pengacara korban diterima langsung oleh Wakil Ketua DPRD Sumut Irham Buana Nasution dari Fraksi Golkar.
Gelar RDP dengan Keluarga Iwan Nasib, Begni Kata Wakil Ketua DPRD Sumut
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - DPRD Sumut dan pihak keluarga Iwan alias Nasib menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP).
Saat menghadiri RDP, keluarga dan pengacara korban diterima langsung oleh Wakil Ketua DPRD Sumut Irham Buana Nasution dari Fraksi Golkar.
Menurut Irham, pihaknya menyambut baik kedatangan pihak keluarga beserta kuasa hukum nya.
Kedepannya, DPRD Sumut akan memanggil pihak kepolisian, termasuk Bripka Rudi Simamora yang dituding sebagai penembakan Nasib, untuk mendengarkan keterangan dari mereka.
"Kami akan meminta melalui komisi A untuk segera mengundang Polres Pelabuhan Belawan dan Polda Sumut, termasuk juga petugas yang melakukan penembakan itu," ucapnya.
"Untuk mengetahui alasan-alasan yang dipakai dan apakah memang prosedurnya memang sesuai dengan ketentuan atau tidak," tambahnya.
Selain itu, ia juga mendesak agar polisi mengusut tuntas dan memberikan keadilan bagi masyarakat yang menjadi korban.
"Kita juga mendesak Polda dan Polres Pelabuhan Belawan untuk mengusut kasus ini secara tuntas," ucapnya.
Ia menambahkan, jika memang terbukti sebagai yang dituduhkan oleh polisi bahwa korban merupakan bandar narkoba.
Seharusnya, dilakukan penindakan hukum bukan malah menghabisi nyawa korban yang membuat citra kepolisian buruk.
"Korban itu diduga adalah bagian dari indikasi narkoba, proses hukum saja. Tapi tidak kemudian dengan peristiwa seperti ini, itu jadi Preseden Buruk bagi sistem penegakan hukum kita di Sumut," katanya.
Kendati demikian, ia sebagai Wakil rakyat tetap mendukung pihak kepolisian untuk memberantas peredaran narkoba di Sumut.
Namun, pemberantasan tersebut seharusnya dilakukan dengan cara profesional.
"Kalau saya orang yang paling depan dalam soal pemberantasan narkotika, karena kita tau Sumut ini rangking satu dalam penyalahgunaan narkotika di Indonesia," sebutnya.
"Kita menyatakan tidak dengan narkoba, tapi tentu proses hukum harus jalan sesuai dengan mekanisme yang ada," ungkapnya lagi.
Lebih lanjut, Irham juga mendesak agar Komnas HAM berperan dan membentuk tim investigasi untuk mengungkap fakta yang sebenarnya terjadi.
"Komnas HAM boleh saja sesuai dengan kewenangannya, untuk membentuk tim investigasi berkaitan dengan peristiwa ini," tuturnya.
Dikatakannya, LPSK juga harus berperan dalam hal ini untuk melindungi keluarga korban dan juga saksi.
"Sepanjang laporan resmi ke LPSK itu pasti mereka tindakan lanjuti, dengan jaminan keamanan dan hukum," kata Irham.
Dalam RDP tersebut, pihak keluarga menyampaikan sejumlah kejanggalan dalam peristiwa penembakan yang menewaskan Nasib.
Menurut kuasa hukum korban, Alex Tampubolon, saat RDP dengan pihak DPRD Sumut, ia menyampaikan beberapa hal yang mereka anggap janggal atas tewasnya Nasib.
Mulai dari datangnya, tiga personel kepolisian tanpa pengawalan pada saat kejadian dan beberapa poin lainnya.
"Poin tadi yang kita sampaikan ke DPRD mungkin tepatnya bagaimana SOP dalam penangkapan, seperti yang telah diatur dalam KUHAP," kata Alex kepada Tribun-medan, Selasa (22/11/2022).
Ia juga membantah, pernyataan pihak kepolisian yang menyebutkan Nasib merupakan Bandar narkoba dan korban tewas karena dituding melawan petugas pada saat hendak ditangkap.
"Jadi dari situ awal mulanya supaya menjelaskan akhirnya, supaya jangan sampai terjadi pemberitaan tentang penembakan terhadap bandar narkoba diduga, karena melakukan perlawanan," sebutnya.
Alex juga meminta kepada pihak kepolisian, untuk melakukan pengecekan kronologis yang sebenarnya terjadi, saat peristiwa itu.
"Kita nggak tau kenapa itu terjadi, perlu juga di cek dari awal bagaimana proses penangkapan, penggeledahan, betul nggak itu barang bukti milik dia, betul nggak ada perlawanan itu," bebernya.
Dikatakannya, pihak nya dan keluarga berharap kepada DPRD Sumut, dapat mengawal kasus tersebut dan memberikan kepastian hukum kepada korban dan keluarganya.
"Kita juga meminta kepada DPRD selaku perwakilan rakyat, untuk mendukung segala sesuatu terutama mencari keadilan bagi masyarakat yang tertindas," ucapnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan terkait kasus dugaan penembakan yang dilakukan oleh personel Polres Pelabuhan Belawan ini.
Pihaknya juga telah mengirimkan surat kepada sejumlah pihak terkait, seperti DPR RI, Komnas HAM dan juga LPSK .
"Kita minta di audiensi dulu untuk mendengarkan keluhan kita, diduga yang terjadi ini merupakan pelanggaran HAM. Apa yang terjadi masalah kode etik dalam penegakan hukum di kepolisian sendiri," ungkapnya.
Ia juga akan meminta kepada LPSK, untuk memberikan perlindungan kepada keluarga korban.
Sebab, saat ini pihaknya keluarga takut akan adanya intimidasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian.
Sementara itu, tim kuasa hukum dari LBH Cakra Keadilan, Sumerson Giawa juga mengungkapkan kekecewaannya kepada pihak kepolisian.
Pasalnya, hingga saat ini laporan penanganan kasus tersebut seperti jalan ditempat.
"Sampai sekarang oknumnya belum tersentuh sama sekali, makanya ada beberapa poin yang mau kita sampaikan pada siang hari ini ke DPRD," bebernya.
Saat RDP bersama dengan DPRD Sumut, pihaknya menyampaikan beberapa kejanggalan dalam kasus tersebut.
"Ada fakta-fakta kejanggalan di lapangan, mulai dari SOP nya ketika di lakukan penangkapan, tidak disertai surat perintah penangkapan," ucapnya.
"Kemudian tidak berpakaian dinas, berarti bukan maksud melakukan penggerebekan ataupun penangkapan terhadap terduga tersangka narkoba," sambungnya.
Ia menjelaskan, seluruh fakta yang ditemukan pihaknya di lapangan semuanya telah disampaikan saat RDP berlangsung.
Sumerson juga menuding, bahwa oknum yang diduga menjadi pelaku penembakan terhadap korban dilindungi oleh institusi kepolisian.
"Sudah kita sampaikan itu yang menjadi dasarnya kita mengadu, bahwa Kapolres Pelabuhan Belawan, Kasat Narkoba melindungi oknum," katanya.
"Dibuktikan dengan tak tersentuh nya yang namanya pelaku penembakan Rudi Simamora, sampai saat ini" tambahnya.
Ia juga meminta kepada Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak untuk segera menindaklanjuti laporan dugaan pembunuhan terhadap Nasib.
"Kita juga bertanya kepada Kapolda, laporan yang kita sudah masukkan tentang perbuatan pembunuhan tersebut belum lagi diproses sampai detik ini," ucapnya.
Sebelumnya, Tiga orang personel Satres Narkoba Polres Pelabuhan Belawan, diduga tembak seorang pria bernama Iwan alias Nasib yang menyebabkannya meninggal dunia.
Peristiwa itu terjadi di Jalan KL Yos Sudarso, Gang Mafo, Kecamatan Medan Labuhan, pada Senin (14/11/2022) pagi.
Kemudian, usai kejadian penembakan itu ketiga anak buah Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Faisal Rahmat ini, kucar-kacir belarian.
Aksi kaburnya ketiga anggota polisi yang memakai kemeja putih ini, sempat direkam oleh anak Iwan yang bernama Rian.
Dari rekaman video yang dilihat oleh tribun-medan, anak Iwan berlari ke arah Polisi tersebut yang hendak kabur.
Saat itu, para polisi ini lari menuju ke arah mobil warna putih BK 1057 ABD yang telah menunggu di pinggir jalan.
"Ku rekam kalian, BK nya ini," teriak Rian dengan nada emosi.
Kemudian, mobil jenis Toyota Rush yang ditumpangi polisi itu pun langsung kabur meninggalkan lokasi dan sejumlah warga pun langsung berdatangan.
(Cr11/tribun-medan.com)