Liga 2 Indonesia
SMeCK Hooligan Tolak Wacana Liga 2 Tanpa Penonton dan Sistem Bubble
Kelompok Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan menolak keras jika laga lanjutan kompetisi Liga 2 musim 2022/2023 digelar tanpa penonton.
Penulis: Muhammad Ardiyansyah | Editor: Salomo Tarigan
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN-Kelompok Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan menolak keras jika laga lanjutan kompetisi Liga 2 musim 2022/2023 digelar tanpa penonton.
Hal itu disampaikan Ketua SMeCK Hooligan, Lawren Simorangkir. Dikatakannya, otoritas pemerintah, PSSI, dan PT LIB selaku badan liga, mesti adil dan bijaksana.
Menurut Lawren, peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang awal Oktober lalu yang jadi pemicu munculnya kebijakan kompetisi tanpa penonton itu keluar, harusnya hanya untuk Liga 1.

"Kita dari SMeCK Hooligan menolak keras atas keputusan di pertandingan Liga 2 tanpa penonton. Dengan alasan, kejadian itu berawal dari tim Liga 1," katanya kepada Tribun Medan, Rabu (7/12/2022).
"Oleh karena itu kami SMeCK Hooligan menolak keras, Liga 2 dilaksanakan tanpa penonton. Kejadian itu ada di Liga 1, kenapa jadi Liga 2 juga kena imbas nya?" ujarnya lagi.
Lawren juga mengungkap, pihaknya juga menolak jika Liga 2 kembali digelar dengan sistem terpusat (bubble) seperti lanjutan Liga 1. Ia meminta, pelaksanaan liga mesti dihelat seperti sebelumnya.
Ia juga mengaku jika peristiwa serupa Kanjuruhan tidak boleh lagi terjadi. Oleh karenanya, bilang Lawren, SMeCK siap datang ke stadion dengan damai untuk menjaga pertandingan.
"Benar, harus tetap dihadiri para pendukung setia nya (penonton). Kalau sudah ada tragedi seperti di Malang, itu sudah jadi pelajaran bagi seluruh suporter di Indonesia. Artinya suporter tetap menjaga di setiap pertandingan. Pasti kita (SMeCK) jaga ketertiban demi berjalan nya pertandingan PSMS Medan," ucapnya.
Ditanya mengenai kabar kompetisi yang belum jelas, Lawren berharap, laga lanjutan Liga 2 bisa segera digelar. Apa lagi, PSMS Medan tengah berada dalam trend yang positif.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali angkat bicara soal larangan menonton pertandingan sepak bola Liga 1, 2, dan 3 secara langsung di stadion. Menurut Menpora kebijakan ini harus diambil karena kondisinya tidak memungkinkan pasca tragedi Kanjuruhan di Malang.
"Ya memang harus begitu, jangan dianggap ini dalam situasi normal. Kita harus menata dulu. Suporter kita juga akan ditata sesuai dengan panduan UU Nomor 1 tahun 2022 tentang Keolahragaan," kata Zainudin.
Menurut Zainudin, suporter harus diatur, diorganisir, dan wajib memiliki tanda keanggotaan. Kondisi ini untuk mencegah terjadinya peristiwa yang tak diinginkan menimpa para supporter.
"Jadi enggak bisa lagi seperti yang dulu, sambil ditata oleh federasi tentu, ya. Nah, untuk sementara kalau misalnya menunggu itu tercapai, ini kompetisi akan lama, maka kompetisi jalan dulu maka diputuskan tanpa penonton dulu," kata Zainudin.
Mengenai sampai kapan aturan tanpa penonton ini akan diterapkan, Zainudin tak bisa memastikannya. Ia menyerahkan hal tersebut kepada PSSI selaku pengelola.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyatakan pemerintah memberikan izin untuk kelanjutan kompetisi BRI Liga 1 musim 2022-2023. Kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia itu akan digelar tanpa kehadiran penonton di stadion.
"Jadwal yang sudah ditentukan akan diselesaikan dan PSSI atau pemerintah dan Menpora akan mengendalikan ini dan Kapolri itu sudah menjamin dari segi-segi keamanannya. Penyelesaian kompetisi sepak bola ini, itu diizinkan tanpa ada penonton. Tanpa ada penonton,” kata Mahfud saat konferensi pers di Kantor Menkopolhukam, Senin 5 Desember 2022 seraya menyebut rekomendasi TGIPF telah dijalankan.(
cr12/tribun-medan.com)