Memilih Damai
Isu Presiden Harus dari Jawa, Akademisi Unair Sebut Pilih Pemimpin Progresif, Kompeten dan Inovatif
Siapa pun bisa jadi Presiden. Semua orang, asal warga negara Indonesia, memiliki kesempatan sama untuk memilih dan dipilih.
TRIBUN-MEDAN.com - Dua tahun lagi, bangsa Indonesia akan dihadapkan dengan pesta demokrasi, namun nuansa pemilu rasanya sudah mulai dirasakan masyarakat.
Isu-isu "Presiden Harus dari Jawa" bahkan sudah mulai terdengar di telinga publik, karena menurut fakta sebagai pulau terbesar di Indonesia, Jawa selalu melahirkan pemimpin bangsa atau Presiden RI.
Sebagai media yang peduli dengan isu tersebut, Tribun Network menggelar Talkshow bertajuk "Memilih, Damai Yang Muda Yang Primordial?" di Kampus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, belum lama ini sebagaimana disadur dari Surya.
Baca juga: 3 Alasan Rakyat dalam Memilih Capres di Pemilu 2024 Berdasarkan Survei Litbang Kompas
Dia berharap dengan adanya diskusi kali ini dapat membantu masyarakat untuk menentukan pilihan di Pemilu 2024.
"Semoga dapat membantu masyarakat untuk menentukan pilihan pada Pemilu 2024, sesuai dengan pilihan hati masing-masing," ungkapnya.
Baca juga: Inilah Karakteristik Pemimpin yang Diinginkan dan bakal Dipilih Kalangan Millenial di Pemilu 2024
"Karena secara hukum, siapa pun bisa menjadi Presiden, siapa pun bisa menjadi anggota dewan. Semua orang, asal warga negara Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk memilih dan dipilih," imbuhnya.
Acara ini dihadiri oleh puluhan peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen dari Surabaya.
Mereka terlihat sangat antusias menyimak diskusi yang diisi oleh beberapa narasumber yang ahli di bidangnya.
Di antaranya Fachry Ali (Pengamat Ekonomi Politik), Yohan Wahyu (Peneliti Litbang Kompas), Airlangga Pribadi Kusman (Dosen Fisip Unair), Pradipto Niwandhono (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unair).
Sementara itu, Wakil Dekan II Fisip Unair, Sulikah Asmorowati menegaskan, pihaknya akan berkomitmen untuk mendukung pemilihan umum yang damai dan bersih.
"Dengan begitu akan menghasilkan pemimpin bangsa yang bagus, kompeten, inovatif dan progresif untuk Indonesia yang lebih baik ke depan," harapnya.
Di lain pihak, salah satu mahasiwi FISIP Unair, Elfa Indah mengaku terbantu dengan adanya acara talkshow kali ini.
Ia mengaku, akhirnya memiliki standar baru untuk memilih calon pemimpin pada Pemilu 2024.
"Belum ada gambaran sebenarnya untuk memilih pemimpin. Tapi saya memiliki standar sendiri yang akan saya pilih. Salah satunya berprinsip, karena kalau track record tidak mesti menghasilkan pemimpin yang kami inginkan," ungkapnya.
(*/TRIBUN MEDAN)
