Berita Seleb
PENGAKUAN Marshel Widianto Nangis Gara-gara Diludahi Tantenya, tak Naik Kelas Saat SMP
Sayangnya, saat bibinya menerima rapot tersebut, langsung marah bahkan melempar rapor Marshel ke tanah.
Penulis: Rena Elviana Purba | Editor: Septrina Ayu Simanjorang
TRIBUN-MEDAN.com - Komika Marshel Widianto baru-baru ini menceritakan pengalaman tak mengenakkan yang pernah ia alami dalam hidupnya.
Pengalaman tak menyenangkan itu dialami Marshel Widianto saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Dilansir dari YouTube Channel Agak Laen, Senin (12/12/2022) Marshel Widianto mengaku dirinya pernah tak naik kelas saat duduk di bangku SMP.

Penyebabnya lantaran saat itu Marshel Widianto malas belajar.
Selain itu, Marshel mengaku dirinya sedari kecil memang sulit untuk mengikuti mata pelajaran di sekolahnya.
Ia termasuk golongan murid yang tak cepat memahami ajaran guru-gurunya.
“Waktu SMP dulu di Jakarta Timur, tolol bang, tahun pertama nggak naik kelas," ucap Marshel Widianto.
Baca juga: Celine Evangelista Unggah Potret Perut Buncit Bak Tengah Hamil, Keberadaan Marshel Widianto Disorot
"Aku nggak bandel bang, murni karena sulit mengikuti pelajaran saja," lanjutnya.
Saat dirinya tinggal kelas, Marshel mengaku dirinya tinggal di rumah bibinya.
Pasalnya dari seluruh saudara orangtuanya, bibinya lah satu-satunya saudara yang terbilang sukses dan mampu dari segi perekonomian.
Karena itu, sebagai anak pertama dan yang terbilang mampu, bibi Marshel Widianto itu bertugas untuk menaikan martabat keluarga lantaran kedua orang tua Marshel tak memiliki uang untuk membiayai sekolah.

Sayangnya, saat bibinya menerima rapot tersebut, langsung marah bahkan melempar rapor Marshel ke tanah.
“Aku tujuh tahun tinggal di rumah tante. Orang tuaku kan nggak ada uang (untuk biaya sekolah), jadi anak pertama gimana caranya biar bisa naikin harkat martabat orang tua," kenang Marshel Widianto.
“Begitu rapor diterima, dilempar. Apa ini?," sambung Marshel Widianto peragakan tentang bibinya.
Lebih lanjut, Marshel yang saat itu melihat rapornya dilempar, hendak mengambilnya.