Viral Medsos

Punya Istri Satu dan Anak Satu, Wakil Ketua DPRD Sahat Simanjuntak Masih Korupsi, Kini Diciduk KPK

Ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ini Profil, Biodata, dan Harta Kekayaan Sahat Tua Simanjuntak.

Editor: AbdiTumanggor
HO
Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak 

Pada dua pemilihan itu, lagi-lagi dirinya gagal.

Baru pada tahun 2009, dirinya dilantik sebagai anggota DPRD Jatim setelah terpilih dari dapil Jatim 1.

Pada periode selanjutnya, 2014-2019, dia kembali terpilih dan menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim.

Sahat pun kembali dilantik sebagai legislator Jatim periode 2019-2024 melalui dapil Jatim 9.

Dia mendulang 52.910 suara pada Pileg 2019 lalu.

Pada rapat paripurna DPRD Jatim yang digelar 16 September 2019 lalu, Sahat ditetapkan sebagai wakil ketua DPRD Jatim.

Sahat Tua Simanjuntak ditunjuk bersama Anwar Zadad dari Fraksi Gerindra, Achmad Iskandar dari Fraksi Demokrat dan Abdul Halim Iskandar dari Fraksi PKB.

Perjalanan Karier Sahat Tua Simanjuntak

Sahat Tua Simanjuntak ditangkap KPK
Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak

Perjalanan panjang karier Sahat Tua Parlindungan Simanjuntak tak bisa lepas dari keluarga.

Utamanya oleh sang mendiang Ibunda Sahat, Kostiana Pasaribu.”Peran orang tua sangat penting dalam membangun karakter seseorang. Peran ibu saya sangat kuat dalam membentuk karakter saya,” kata Sahat kepada TribunMadura.com menceritakan.

Sulung dari tiga bersaudara ini menceritakan bahwa ibundanya selalu mengajarkan tentang nilai-nilai kebaikan.”Misalnya, harus memberikan kebaikan kepada siapa pun dan ini terbentuk untuk anak-anaknya,” katanya.

Hal ini tak lepas dari keluarganya yang juga perantau asal Tahan Batak meskipun Sahat lahir dan besar di Kota Surabaya.

”Sekecil apapun, harus menyisihkan kepada yang membutuhkan. Tak hanya materi, namun juga tenaga, pikiran, dan peduli kepada orang lain. Kenapa? Karena saudara yang paling dekat adalah tetangga saya,” katanya.

Sekalipun berdarah Batak, Sahat mengaku banyak menggunakan filosofi hidup orang Jawa.Hal ini juga yang diajarkan kedua orangtuanya.

”Harus bisa berempati. Istilahnya, harus isa rumangsa, ojo rumangsa isa (harus bisa merasa jangan merasa bisa),” kata Sahat.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved