Breaking News

72 Tahun Berdiri Sekolah di Sergai Belum Dialiri Listrik dan Air Bersih

Agus menyebutkan, sekolah tersebut berada di Desa Gunung Kataran, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdangbedagai.

Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Eti Wahyuni
HO/Tribun Medan
Sekolah Dasar (SD) Negeri 102089 yang telah berusia 72 tahun, namun belum dialiri listrik dan air bersih. 

TRIBUN-MEDAN.com, SERGAI - Dinas Pendidikan Kabupaten Serdangbedagai angkat bicara terkait adanya sekolah Dasar (SD) Negeri 102089 yang telah berusia 72 tahun namun belum dialiri listrik dan air bersih.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai Agus Salim Berutu berujar, pihaknya telah meninjau sekolah yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit tersebut.

"Kita sudah mengetahui dan sudah ditinjau langsung oleh tim kita kemarin. Dan memang kondisi sekolah tersebut jauh dari rumah warga karena berada di tengah perkebunan sawit," ujar Agus kepada Tribun, Kamis (2/2/2023).

Agus menyebutkan, sekolah tersebut berada di Desa Gunung Kataran, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdangbedagai.

Agus berujar, sekolah tersebut tidak dialiri listrik disebabkan lokasi sekolah yang jauh dari pemukiman penduduk dan keterbatasan anggaran sekolah.

Baca juga: Disdik Karo Aktifkan Lagi Sekolah untuk Korban Sinabung, Ada 50 Siswa Belajar di SDN Tiga Serangkai

"Memang karena lokasi sekolah jauh, di tengah kebun, apalagi juga sekolah itu siswanya sedikit, tentu anggaran sekolah juga terbatas. Untuk listrik memang belum ada, tapi kalau sumber air ada seperti sumur itu di sana," ujarnya.

Dinas Pendidikan sendiri ujar Agus belum mengambil langkah lebih jauh atas persoalan itu. Namun sejauh ini lanjutnya, proses belajar mengajar di sana masih terus berjalan.

"Karena lokasi yang cukup jauh itu jadi kendala, namun sampai sejauh ini belajar mengajar belum ada kendala masih berjalan," katanya.

Melihat lokasi sekolah dan populasi siswa yang sangat sedikit, Dinas Pendidikan Sergai merencakan meregrouping (menggabungkan) sekolah SD 102089 dengan sekolah sekitar.

Meski begitu, hal itu masih akan mempertimbangkan sejumlah hal, salah satunya jarak dengan sekolah lainya.
"Jadi kalau jarak sekolah di sana memungkinkan, karena aturannya itu ada sekitar 6 kilometer dari sekolah lainya. Jadi kalau memungkinkan kita akan regrouping dengan sekolah lainya. Karena regrouping itu ada pertimbangan, seperti jarak, jumlah siswa dan itu yang kemudian kita usulkan ke Kementerian," lanjutnya.

Dinas Pendidikan Sergai sendiri telah melakukan penggabungan 19 sekolah dasar yang mulai diberlakukan pada Januari 2023.

Agus menambahkan, dari 412 SD pada tahun 2022 telah disepadankan menjadi 393 sekolah pada tahun 2023.
"Penggabungan ini sudah dilakukan, sebenarnya jika melihat kondisi guru telah cukup untuk Sergai. Namun jumlah sekolah yang terlalu banyak jadi tenaga pengajar di sekolah kurang. Sementara tidak semua jumlah siswa itu sama, ada yang sangat sedikit. Jadi sebenarnya regrouping ini untuk memaksimalkan pembelajaran," katanya.

Sementara itu Kepala Sekolah SD 102089, Sannur Hutagalung mengatakan, ada 58 siswa yang saat ini menimbah ilmu di sana. Mayoritas adalah warga Desa Gunung Kataran.

"Kalau sekolah ini sejak tahun 1950 sudah berdiri. Sampai kini listrik dan air belum ada," ujar Sannur saat dihubungi Tribun, Rabu (1/2/2023).

Sannur sendiri telah mengajar di sana sejak tahun 1986 atau sekitar 36 tahun yang lalu. Sejak dia mengajar, tak pernah ada listrik dan air bersih di sekolahnya.

Pihak sekolah telah lama mengusulkan agar sarana dasar tersebut diadakan oleh pemerintah setempat. Namun hingga kini belum ada hasil.

"Saya ngajar sejak 1986 uda 36 tahun, tahun ini akan pensiun dan belum ada listrik dan air. Sudah pernah diusulkan bolak balik cuma belum ada juga. Kalau kami berharap kepada pemerintah agar adalah listrik dan air di sekolah kami," tutupnya.

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved