Banjir di Kabanjahe
Kabanjahe Sering Banjir, Dinas PUTR Karo Temukan Bangkai Anak Babi di Drainase
Kawasan Kabanjahe, Kabupaten Karo sering banjir akibat saluran drainase yang tersumbat
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Beberapa titik jalan di Kabupaten Karo, terutama di kawasan Jalan Jamin Ginting Kabanjahe, sering kali digenangi banjir.
Amatan www.tribun-medan.com, banjirnya ruas jalan dari seputar Kantor Bupati Karo hingga ke simpang tiga Masjid Agung ini terjadi setiap hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Berdasarkan keterangan dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Karo Edward Sinulingga, salah satu penyebab banjir dikarenakan kondisi drainase yang menyempit di bagian hilir.
Baca juga: Begini Upaya Dinas PUTR Kabupaten Karo Atasi Banjir di Jalan Utama Kabanjahe
Tak hanya itu, di beberapa titik drainase pihaknya juga sempat mendapati adanya benda tak lazim di dalam drainase.
"Memang untuk yang di bagian bawah, drainasenya lebih sempit. Selain itu, saat dilakukan pembersihan kita juga sering dapat benda-benda yang menghalangi jalur air," ujar Edward, Minggu (5/2/2023).
Ketika ditanya apa saja benda yang tidak lazim ditemukan di jalur air tersebut, ia menjelaskan jika pihaknya sempat menemukan keranjang yang sering digunakan untuk sayur.
Baca juga: Atasi Banjir, Pemko Medan Akan Bangun Kolam Retensi di USU dan Kecamatan Medan Selayang Tahun Ini
Tak hanya itu, terakhir pihaknya juga menemukan adanya batang pohon yang cukup besar.
"Bahkan kami sempat dapat bangkai anak babi, itulah yang membuat jalur tersumbat. Banyak benda yang tidak lazim menghalangi air," ucapnya.
Melihat kondisi ini, Edward menghimbau kepada semua masyarakat agar tidak lagi membuang benda-benda yang tidak lazim ke aliran drainase.
Baca juga: Ria Ricis Banjir Kritik Usai Tanya Soal Keluarga Pada Chateez, Disebut Tak Bisa Berempati
Selain menghalangi jalur air, dirinya juga mengatakan jika hal tersebut dapat membuat lingkungan menjadi tercemar.
"Kita minta agar masyarakat juga sadar akan kebersihan lingkungan. Kalau ini terus dibiarkan, maka pembersihan yang kita lakukan akan sia-sia kalau tidak didukung dengan pedulinya masyarakat untuk menjaga lingkungan," katanya.
Lebih lanjut, meskipun begitu Edward mengaku untuk menghindari banjir kembali terjadi pihaknya tetap melakukan normalisasi.
Baca juga: Empat Orang Tewas Pada Bencana Banjir dan Longsor di Manado, Puluhan Rumah Rusak
Sebagai tindakan lanjutan, pada tahun ini pihaknya berencana akan melakukan peningkatan drainase agar debit air saat hujan bisa dialirkan dengan maksimal. Ia mengaku, pihaknya sidah menganggarkan biaya untuk peningkatan drainase sebesar 600 juta rupiah.
Saat ini, pihaknya masih merencanakan apakah memaksimalkan drainase yang sudah ada dengan melakukan pelebaran dan pembersihan.
Kemudian, pilihan kedua dengan membuat drainase baru yang saat dicek jalur yang diperlukan sepanjang 300 meter. (mns/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.