Pemkab Dairi

RSUD Sidikalang Angkat Bicara Soal Bayi yang Meninggal di Ambulans Dalam Perjalan ke Kota Medan

Jetra menjelaskan, bahwa saat bayi lahir, kondisi bayi tidak segera menangis dan sudah membiru sehingga perawat langsung membungkus bayi dengan kain.

Editor: Satia
Dok. Pemkab Dairi
RSUD Sidikalang 

TRIBUN-MEDAN.COM, SIDIKALANG - Rumah Sakit Umum Sidikalang (RSUD) angkat bicara mengenai bayi yang dinyatakan meninggal dunia dalam rujukan ke Kota Medan.

Saat itu, pasien datang ke RSUD Sidikalang, Jumat (3/2/2023) sekitar Pukul 16.50 WIB dan langsung diperiksa oleh bidan.

Kemudian saat diperiksa oleh dokter, pasien ibu hamil JL, sudah mengalami pendarahan aktif.

Kemudian oleh petugas medis dilakukan pertolongan pertama menggunakan oksigen, infus, dan transfusi darah dilanjutkan dengan pemeriksaan detak jantung janin.

"Pada pukul 17.30 WIB, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, detak jantung janin dinyatakan sudah tidak ada dan kondisi bayi sudah meninggal dalam rahim (Stillbirth)," kata Jetra Bakkara, Humas RSUD Sidikalang, didampingi dr. Mey Sitanggang, di RSUD Sidikalang, Sabtu (04/02/2023).

Dijelaskan Jetra bahwa sebelumnya pada Pukul 16.55 WIB, bidan mengantar permintaan cek darah ke laboratorium, kemudian memanggil DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) IGD untuk memeriksa pasien.

"Pukul 17.05 WIB, DPJP IGD tiba di VK (red: ruang bersalin), langsung memeriksa pasien, mendengarkan DJJ (detak jantung janin) kembali di depan suami pasien, namun DJJ tidak terdengar, oleh dokter kemudian dijelaskan kepada suami pasien bahwa DJJ tidak terdengar, dan suami pasien mengerti," ujar Jetra.

Masih kata Jetra, berdasarkan pertimbangan medis, dan demi keselamatan pasien, dokter menganjurkan untuk kemudian dirujuk ke RSUP Adam Malik Medan menggunakan Ambulans yang didampingi oleh perawat rujuk.

Namun, kata Jetra, dalam perjalanan menuju RSUP HAM terjadi kemacetan di jalan perbatasan Dairi dengan Kabanjahe, pasien mengalami kontraksi.

Awalnya sopir ambulans berinsiatif, membawa pasien kembali ke Sidikalang, namun melihat kondisi pasien yang semakin lemah, perawat rujuk berupaya menghubungi Puskesmas terdekat, dan yang terdekat adalah Puskesmas Merek.

Ambulans pun putar balik  menuju ke Puskesmas Merek, sementara dalam perjalanan pasien terus mengedan, sehingga perawat rujuk mempersiapkan untuk kelahiran di ambulans.

"Informasi dari perawat rujuk menyebut, saat dalam perjalanan, tepatnya di Tiga Panah, Kabupaten Karo, pasien melahirkan bayi yang telah meninggal, pada pukul 00.30 WIB. Namun  oleh sopir dibawa ke Puskesmas Merek Tanah Karo,” katanya.

Lebih jauh Jetra menjelaskan, bahwa saat bayi lahir, kondisi bayi tidak segera menangis dan sudah membiru sehingga perawat langsung membungkus bayi dengan kain.

"Tindakan selanjutnya, perawat menolong ibu untuk melahirkan plasenta. Sesaat setelah itu plasenta juga lahir. Ambulans tiba di Puskesmas Merek. Di puskesmas, bidan Puskesmas Merek melakukan pemantauan kepada pasien dan menyatakan plasenta sudah lengkap," ujarnya lagi.

Setelah pemantauan bidan Puskesmas Merek selesai, keluarga pasien meminta dibawa kembali saja ke RSUD Sidikalang.

"Oleh perawat rujuk dan bidan puskesmas menyarankan untuk menunggu di Puskesmas Merek saja sampai keadaan pasien lebih stabil  dan keluarga pasien pun mengerti dan menyetujui," ucap Jetra mengakhiri.

(Cr7/tribun-medan.com)

Ket : humas RSUD Sidikalang, Jetra Bakkara saat di wawancarai di RSUD Sidikalang 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved