News Video

MENGAKU PASPAMPRES, Pria Ini Aniaya Warga Sibolangit saat Kunjungan Presiden Jokowi

Ingin bertemu Presiden Joko Widodo, warga Kecamatan Sibolangit, Deliserdang mendapatkan intimidasi dari sejumlah pria yang mengaku sebagai Paspampres.

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ingin bertemu Presiden Joko Widodo, warga Kecamatan Sibolangit, Deliserdang mendapatkan intimidasi dari sejumlah pria yang mengaku sebagai Paspampres.

Peristiwa tersebut terjadi di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut, Jalan Williem Iskandar/Pancing, Kota Medan, pada Kamis (9/2/2023) kemarin.

Menurut salah seorang warga Sibolangit, Iwan Darmawan, hari itu ia bersama belasan warga lainnya datang lokasi tersebut ingin bertemu dengan Presiden Jokowi.

Sesampainya di Gedung Serbaguna mereka sempat bertemu dengan sejumlah personel kepolisian dan melarang mereka untuk melakukan pembentangan spanduk.

"Waktu kita datang memang ada bawa spanduk, tapi nggak kita bentangkan, karena di luar kita ngomong sama orang Polda, jadi orang Polda minta tolong jangan ada bentangkan spanduk," kata Iwan kepada Tribun-medan, Jumat (20/2/2023).

"Cuma kami bilang, kami cuma mau bersalaman - salaman dengan Presiden. Kalau mau nyampaikan sesuatu sambil salaman kan. Juga bisa," sambungnya.

Ia menjelaskan lantaran tidak masuk dalam protokoler kegiatan Presiden mereka pun tidak diizinkan untuk masuk ke dalam gedung serbaguna milik Pemprov Sumut itu.

Iwan mengaku, jika bertemu langsung dengan presiden akan menyampaikan persoalan konflik lahan yang terjadi di Dusun I dan V, Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, dengan pemerintah Sumatra Utara.

"Karena tidak sempat ketemu dengan presiden, kami pun mau pulang. Tapi orang Polda itu sempat nyari kalau mau bertemu dengan presiden datang ke Pasar Halat," sebutnya.

Dikatakannya, ketika itu ia bersama dengan belasan warga lainnya pun memutuskan untuk pulang.

Namun, ketika sampai di parkiran mobil mereka didatangi oleh pria yang mengaku sebagai anggota Paspampres dan merampas spanduk dari dalam mobil mereka.

Sebelum melakukan perampasan spanduk, sejumlah pria yang diduga dari Kodam ini sempat melakukan penganiayaan terhadap seorang warga bernama Imanuel Sinuraya.

"Sebenarnya kita sudah mau pulang, tiba-tiba datang yang ngaku Paspampres ini langsung dicekiknya warga kita itu, di cakar dadanya itu, sampai tergores dan memar itu," ungkapnya.

Iwan menuturkan, setelah kejadian itu keributan pun terjadi. Sejumlah pria yang diduga anggota Kodam Bukit Barisan ini pun langsung merampas spanduk dari dalam mobil dan pergi.

"Siapa kau sebenarnya kami bilang, ngaku - ngaku Paspampres lah dia, jadi kami bilang kalau Paspampres nggak begini kerjanya ini bukan Paspampres," tuturnya.

"Tapi dia tetap ngaku Paspampres, jadi spanduk itu diambil nya, karena dibukanya pintu belakang mobil kami. Mereka ada lima orang, tiga naik mobil dua lagi naik motor," sambungnya.

Setelah kejadian, ia pun langsung mendatangi Polda Sumut untuk melaporkan peristiwa tersebut.

"Sampai di Polda baru kita ketahui, bahwa dugaannya mereka ini anggota Kodam," pungkasnya.


Sementara itu, Kapendam I/BB, Kolonel Inf Rico Julyanto Siagian membantah bahwa para pelaku merupakan anggota Paspampres.

Namun, ketika ditanya apakah yang terlibat perampasan dan penganiayaan terhadap merupakan anggota Kodam Bukit Barisan, ia tidak menjawab.

"Tidak benar (Anggota Paspampres)," pungkasnya.


(Cr11/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved