Berita Politik

PDI Perjuangan Bisa Kalah pada Pilpres 2024 Jika Pede Main Sendiri

PDI-P bisa mengusung sendiri pasangan capres dan cawapres dari internalnya karena memenuhi ambang batas presidensial (presidential threshold).

HO / Tribun Medan
PDI-P Bisa Kalah pada Pilpres 2024 Jika Pede Main Sendiri 

TRIBUN-MEDAN.COM - Hasil studi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P) bisa kalah dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 apabila mengusung pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) tanpa berkoalisi dengan partai lain.

Sebagai partai politik (parpol) terbesar di Indonesia, PDI-P bisa mengusung sendiri pasangan capres dan cawapres dari internalnya karena memenuhi ambang batas presidensial (presidential threshold).

"Tanpa koalisi, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) kemungkinan besar bisa kalah dalam pemilihan presiden," kata Saiful Mujani dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/2/2023).

Adapun kader yang namanya kerap disebut-sebut maju sebagai calon presiden atau wakil presiden dari PDI-P adalah Puan Maharani dan Ganjar Pranowo yang survei elektabilitasnya cukup meyakinkan dibanding tokoh lain.

Dalam studi yang dilakukan SMRC, kata Saiful, pihaknya melakukan simulasi dengan asumsi ada empat pasangan dalam pemilihan presiden.

Pasangan pertama adalah Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar. Seperti sudah diberitakan sebelumnya, pasangan ini digadang-gadang untuk maju bersama oleh Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Kedua, Anies Baswedan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ketiga, Ganjar Pranowo yang akan berpasangan dengan Puan.

Keempat, Airlangga Hartarto yang akan mencari calon, misalnya Erick Thohir sebagai orang yang juga melakukan sosialisasi untuk calon presiden maupun calon wakil presiden.

Dengan simulasi itu, survei SMRC pada Desember 2022 menemukan pasangan Ganjar-Puan berada di urutan ketiga dengan perolehan suara 21,6 persen.

"Suara pasangan ini (Ganjar-Puan) berada di bawah Prabowo-Muhaimin 29,7 persen dan Anies-AHY 28,8 persen. Sementara pasangan Airlangga-Erick 4,9 persen dan yang belum menjawab 15 persen," tutur Saiful.

Cukup kompetitif "tanpa" Puan

Saiful juga mengungkapkan, umumnya Ganjar cukup kompetitif jika dipasangkan dengan calon selain Puan Maharani.

Tapi, ketika dipasangkan dengan Puan, posisi Ganjar di bawah dua nama yang selama ini kompetitif dengannya, yaitu Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Berdasarkan hasil studi yang sama, selisih antara pasangan Prabowo-Muhaimin dan Anies-AHY dengan Ganjar-Puan itu cukup signifikan.

Karena itu, Saiful menyatakan bahwa kalau ini yang terjadi, maka yang masuk ke putaran kedua adalah Anies dan Prabowo.

"PDI-P ditinggalkan bahkan ketika Ganjar ditaruh di nomor satu," sebutnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved