TRIBUN WIKI
Pertahanan Budaya, Gemilang Lanjutkan Usaha Keluarga Produksi Pewarnaan Benang dan Uis Karo
Salah satu budaya yang masih terus terlihat, ialah dari segi pakaian adat yang masih menjadi ciri khas masing-masing suku.
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Kekayaan alam dan budaya yang ada di Indonesia, tentunya tidak bisa dihitung dalam hitungan jari.
Bahkan, dunia sudah mengenal Indonesia dengan keanekaragaman budaya yang ada di lingkungan masyarakatnya.
Salah satu budaya yang masih terus terlihat, ialah dari segi pakaian adat yang masih menjadi ciri khas masing-masing suku.
Di Kabupaten Karo sendiri, pakaian yang menjadi ciri khasnya ialah uis atau dalam bahasa Indonesia berarti kain.

Baca juga: Ketua Dekranasda Dairi Berikan Hadiah Ulos Silalahi untuk Penampilan Novia Situmeang Berikutnya
Uis Karo sendiri, terdiri dari berbagai jenis dan kegunaan tergantung dalam hal apa dan siapa yang mengenakannya.
Di antaranya, ada uis beka buluh, uis jongkit, uis nipes, dan berbagai jenis uis lainnya.
Yang membuat kain tradisional ini menjadi lebih spesial, dikarenakan pembuatannya yang cukup rumit dan harus ditenun secara manual.
Untuk di Kabupaten Karo sendiri, saat ini sudah tidak banyak pengrajin uis yang menggunakan alat manual dan produksi dari awal.
Salah satu produsen pembuat Uis Karo yang masih bertahan sampai saat ini, ialah usaha rumahan milik Gemilang Torong.
Bahkan usaha rumahan yang terletak di Jalan Kapten Upah Tendi Sebayang, Kabanjahe ini, merupakan salah satu produsen Uis Karo yang memproduksi mulai dari benang hingga menjadi kain tenun jadi.
Gemilang yang ditemui di lokasi produksi, mengungkapkan jika usaha ini merupakan usaha milik keluarganya yang sudah ditekuni sejak tahun 1990an. Dirinya menjelaskan, awalnya orangtuanya fokus pada pewarnaan benang.
"Ini adalah usaha kelurga yang dimulai orangtua saya sejak tahun 90an, dimulai dari pewarnaan benang. Kemudian, dua tahun terakhir kami juga membuat usaha tenun untuk memproduksi Uis Karo," Ujar Gemilang, Minggu (12/2/2023).
Menurut ceritanya, dulu banyak Uis yang datang dari beberapa daerah tetangga Kabupaten Karo. Saat itu, para penenun menukarkan hasil tenunnya dengan bahan baku dari usaha rumahan ini.
"Awalnya datang dari beberapa daerah, ditampung di kios Kabanjahe, selanjutnya penenun membeli benang dari kita barter. Setelah kita bisa memproduksi benang warna, selanjutnya benang kita bagikan ke para penenun kita," Katanya.
Dijelaskan Gemilang, untuk pembuatan dan pewarnaan benang sendiri bahan bakunya didapat dari wilayah Pulau Jawa. Kemudian, dulunya untuk pembuatan Uis Karo keluarganya memasok benang ke beberapa daerah mulai dari Kabupaten Karo, Samosir, Kota Pematang Siantar, hingga Kota Binjai.
Baca juga: Sinopsis Film Pomparan, Bercerita Tentang Ulos Pahompu Panggoaran

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.