Berita Sumut

Pasca-Penembakan yang Tewaskan Paino, Warga Desa Besilam Harap Polres Langkat Dirikan Pos Polisi

Warga Desa Besilam Bukit Lambasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat berharap pihak kepolisian, segera membangun pos polisi di desa tersebut.

|
Tribun Medan/Muhammad Anil Rasyid
Kepala Desa Besilam Bukit Lambasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Susilawati saat diwawancarai wartawan, Rabu (15/2/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Warga Desa Besilam Bukit Lambasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, berharap pihak kepolisian, khususnya Polres Langkat untuk segera membangun pos polisi di desa tersebut.

Dibangunnya pos polisi ini diharapkan agar kejadian yang menewaskan mantan anggota DPRD Langkat periode 2014-2019 Paino, tak terulang kembali. 

Baca juga: Tosa Ginting Sudah Dua Kali Hendak Habisi Nyawa Paino, yang Ketiga Baru Berhasil

Bahkan almarhum Paino sebelum tewas ditembak, ternyata sudah menghibahkan tanahnya untuk dibangun pos polisi.

Hal ini pun disampaikan oleh Kepala Desa Besilam Bukit Lambasa, Susilawati saat di wawancarai wartawan Tribun Medan, Rabu (15/2/2023).

Mantan anggota DPRD Langkat Paino tewas ditembak orang tak dikenal saat pulang ke rumahnya di di Dusun VII, Bukit Dinding, Desa Besilam BL
Mantan anggota DPRD Langkat Paino tewas ditembak orang tak dikenal saat pulang ke rumahnya di di Dusun VII, Bukit Dinding, Desa Besilam BL (HO)

"Sebelum jauh dari kejadian ini, Almarhum Paino pada tahun 2021 sudah menghibahkan tanahnya untuk membangun pos polisi," ujar Susilawati. 

Lanjut Susilawati, hingga sampai sekarang pembangunan pos polisi di Desa Besilam Bukit Lambasa, belum terlaksana.

"Saya dan warga berharap saat ini kedepan pos polisi dapat terbangun," ujar Susilawati. 

Dan kalau pos polisi itu terbangun, tetapi di luar Desa Besilam Bukit Lambasa, mengingat jarak tempuh sangat jauh, jadi masyatakat ragu soal keamanan.

"Bagaimana kejahatan itu bisa langsung ditangani, sementara pos polisi itu jauh," ujar Susilawati. 

Sedangkan itu, Susilawati menambahkan, pihaknya kemarin sudah mengajukan ke Polres Langkat untuk pembangunan pos polisi.

"Saya berharap kejahatan yang dialami Pak Paino ini tidak terulang kembali, karena kejatahan ini sudah sangat lama terjadi di desa kami," ujar Susilawati. 

Sementara itu, Kapolres Langkat, AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang saat dikonfirmasi, belum mendengar adanya pemohonan pembangunan pos polisi di Desa Besilam Bukit Lambasa. 

"Belum dengar saya. Nanti akan saya cek dulu. Karena pada 2021 saya belum di Langkat," ujar Faisal. 

Dikabarkan sebelumnya, lima orang pembunuh bayaran ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pembunuhan mantan anggota DPRD Kabupaten Langkat, Paino yang dilakukan pada Kamis (26/1/2023) malam.

Otak pembunuhan, Tosa Ginting merencanakan pembunuhan itu karena bisnis keluarganya yang kalah bersaing.

Usaha mengumpulkan kelapa sawit miliknya terus mengalami penurunan.

Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak saat konferensi pers di Mapolda Sumut, Senin (13/2/2023) siang mengatakan, penembakan itu dilakukan dengan senjata api rakitan.

Dikatakannya, lima tersangka itu Luhur Sentosa Ginting alias Tosa (26), Dedi Bangun (38), Persadanta Sembiring (43), Heriska Wantenero alias Tio (27) dan Sulhanda Yahya alias Tato (27).

Para tersangka pembunuhan mantan anggota DPRD Langkat Paino, Luhur Sentosa Ginting alias Tosa (kiri), Dedi Bangun, alias Dedi (dua dari kiri), Heriska Wantenero alias Tio (tengah), Persadanta Sembiring (dua dari kanan) dan Sulhanda Yahya alias Tato (kanan).
Para tersangka pembunuhan mantan anggota DPRD Langkat Paino, Luhur Sentosa Ginting alias Tosa (kiri), Dedi Bangun, alias Dedi (dua dari kiri), Heriska Wantenero alias Tio (tengah), Persadanta Sembiring (dua dari kanan) dan Sulhanda Yahya alias Tato (kanan). (TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO)

Mereka ditangkap tim gabungan Ditreskrimum Polda Sumut dan Satreskrim Polres Langkat.

Panca menegaskan tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lainnya.

Pembunuhan dengan cara penembakan ini sudah direncanakan tersangka Tosa Ginting yang merekrut eksekutor atau pembunuh bayaran.

Pelaku menembak korban dengan senjata api rakitan.

Baca juga: Istri Paino Minta Para Tersangka yang Habisi Nyawa Suaminya Dihukum Berat

"Dan barang bukti yang ditemukan di TKP berupa selongsong dan proyektil di tubuh korban, kita uji balistik, hasilnya sama," katanya.

Mengenai motif pembunuhan itu, lanjut Panca, berkaitan dengan usaha yang dimiliki Tosa Ginting.

Tosa Ginting yang merupakan otak pembunuhan mengaku, usaha kelurganya mengumpulkan kelapa sawit dari petani terus menurun setiap harinya.

"Karena persaingan dan diduga menimbulkan kerugian, akibatnya berujung dengan pembunuhan tersebut dengan cara penembakan," ujar Panca.

(cr23/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved