Breaking News

Ajang Solu Bolon akan Tergantikan, Penyelenggara F1H2O di Danau Toba Bebani Warga Beli Tiket

Ketua Yayasan Pencinta Danau Toba Maruap Siahaan mengkritik panitia penyelenggara F1H2O di Danau Toba yang kurang peduli terhadap masyarakat setempat.

Tribun Medan/Maurits Pardosi
SESI latihan F1 Powerboat Lake Toba di perairan Danau Toba, Jumat (24/2/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ketua Yayasan Pencinta Danau Toba Maruap Siahaan mengkritik panitia penyelenggara F1H2O di Danau Toba yang kurang peduli terhadap masyarakat setempat.

Dikatakan Maruap, warga sekitar yang turun-temurun mengurus Danau Toba, tiba-tiba diminta menonton acara internasional yang didanai APBN, tetapi masyarakat diminta membayar.

"Menonton dari Bukit Pahoda, beli tiket berbayar Rp 50 ribu, dan di tribun utama berbayar Rp 500 ribu. Kalau begini, berarti Danau Toba bukan lagi milik masyarakat setempat, melainkan milik orang luar. Pemilik modal," ujar Maruap, Kamis (23/2/2023).

Padahal, kata dia, selama ini masyarakat setempat yang diminta menjaga Danau Toba. Tapi saat acara, mereka tidak dapat dapat menonton, melainkan yang menikmati acara hanya pemilik modal. “Inilah invasi rasa keadilan bagai masyarakat setempat oleh pemilik modal,” ujar Maruap.

Dikatakan Maruap, pada ajang lomba F1 Poerwboat di Danau Toba, terdapat 20 powerboat yang akan berlomba. Sekilas, tidak terasa dampaknya. Tapi kalau terus-menerus dilakukan, kata dia, maka F1 Powerboat ini bukan acara menarik. Sebab kearifan lokal seperti ajang solu bolon, katanya, akan tergantikan.

"Dengan adanya F1 Powerboat, perikanan keramba apung Aquafrarm, ketidaksiapan pengelolaan sampah, justru merusak ekosisem Danau Toba. Ia pernah beberapa kali ke Halongbay, Vietnam. Di laut saja, banyak sampah berserakan. Apalagi ada event internasional digelar di Danau Toba. Jadi kegiatan ini menambah beban ekosistem Danau Toba," katanya.

Baca juga: Founder H2O Racing Ungkap Alasan Memilih Danau Toba Sebagai Salah Satu Tuan Rumah F1 Powerboat

Banyak orang datang ke kawasan Danau Toba merupakan hal bagus. Maruap menganggap hal itu sisi positif pagelaran F1 Powerboat. "Karena itu sejumlah pertanyaan muncul atas event ini, yakni kalau event tidak berkesinambungan, apakah balik modal?" ucapnya. 

Maruap juga mempertanyakan apakah setelah lima hari atau 20 hari dari event ini, secara bisnis, akan menguntungkan atau justru kerugian karena utang, sebab event pasti ada biaya.

Dikatakannya membeli perlengkapan dan peralatan, tenda, meja, dan lain-lain tentu saja membutuhkan uang. Sementara pendatang ini hanya nonton event yang 30 menit.

"Jika datang tanggal 22, atau 23 Februari sampai dengan 28 Februari. Berarti hanya lima hari, tapi menghabiskan biaya ratusan miliar. Ini tidak masuk akal,” katanya. (cr14/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved