Taruna Akmil Dilapor Aniaya Mahasiswa
Komentar Kapolrestabes Medan Soal Anak Kasat Narkoba yang Gebuki Mahasiswa FK UISU
Kapolrestabes Medan, Kombes Valentino Alfa Tatareda turut angkat bicara terkait penganiayaan yang dilakukan anak Kasat Narkoba Polresta Deliserdang
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Kapolrestabes Medan, Kombes Valentino Alfa Tatareda turut angkat bicara terkait aksi penganiayaan yang dilakukan anak Kasat Narkoba Polresta Deliserdang, Kompol Zulkarnain.
Menurut Kapolrestabes Medan, kasus tersebut saat ini masih dalam penyelidikan.
Ia menyampaikan, saat ini kasus tersebut masih dalam upaya mediasi oleh pihak kepolisian.
"Yang Taruna Akmil juga sedang kita selidiki, ada keinginan untuk mediasi," kata Valentino kepada Tribun-medan.com, Jumat (17/3/2023).
Ia menyampaikan, jika keduanya nanti sepakat untuk bermeditasi pihaknya bersedia memfasilitasi pertemuan antara kedua belah pihak.
"Kita wadahin nanti, hasil dari itu kita tindaklanjuti," sebutnya.
Kasat Narkoba Polresta Deliserdang, Kompol Zulkarnain menuding keluarga korban pemukulan anaknya meminta uang damai Rp 300 juta.
Namun, tudingan Kompol Zulkarnain itu langsung dibantah oleh Teuku Yose Mahmudin Akbar, paman dari Teuku Shehan Arifa Pasha, mahasiswa FK UISU yang mengaku dianiaya Taruna Akmil, Zuan Hendru, anak Kasat Narkoba.
Menurut Yose, tudingan itu sama sekali tidak berdasar.
Sebab, kata Yose, setelah Taruna Akmil bernama Zuan Hendru memukul keponakannya, justru Kasat Narkoba yang menawarkan uang damai cuma Rp 15 juta.
"Dia bilang kita memeras, kita bukan mendesak harus Rp 300 juta, yang bilang harus Rp 15 juta itu dia, katanya mereka cuma sanggup Rp 15 juta, diluar itu nggak sanggup. Itu namanya menghina," kata Yose kepada Tribun-medan, Kamis (16/3/2023).
Ia menilai, cara Kompol Zulkarnain meminta perdamaian tidak memiliki etika dan dianggap tidak sopan.
Padahal, keluarga korban sudah membuka pintu perdamaian kepada pelaku.
"Kita sudah bilang terserah, kalau dibilangnya pun Rp 20 juta saja dengan cara yang bagus, enggak apa. Cara dia enggak bagus, langsung tutup Rp 15 juta," sebutnya.
"Tapi kalau dia datang sebenarnya masih ada kesempatan berkali-kali, entah dia datang jenguk korban tanya keadaannya, ini nggak ada," sambungnya.
Yose menyampaikan, keluarga nya telah merasa terhina dengan pernyataan Zulkarnain, dan seolah - olah kasus tersebut bisa diselesaikan dengan uang.
"Kesalahan nya dua, anaknya mukul anak kami, kesalahan dia yang kedua dan terbesar telah menghina kami," bebernya.
"Bukannya datang dengan baik malah mengukur dengan uang, dia pikir kami yang perlu uang itu," ucapnya lagi.
Lebih lanjut dia mengatakan, jika orangtua Taruna Akmil ini datang dengan cara baik - baik dan memperlakukan korban dengan baik, kemungkinan tanpa uang pun akan berdamai.
"Kesalahan terbesar adalah dia tidak ikhlas dalam minta maaf, kalau orang lain bisa digitukan nya," sebutnya.
Yose mengaku, tidak mengetahui persis kronologis soal permintaan uang Rp 300 juta yang disebut oleh Zulkarnain.
Sebab, itu terjadi saat pertama kali pertemuan antara orangtua korban dan pelaku serta ada seorang mediator.
"Kami sampaikan ke mediator, bukan seperti itu bahasa nya harus Rp 300 juta, bukan itu. Coba tanya saja sama mediator itu, apa yang keluaga sampaikan," bebernya.
"Kalau dia betul - betul minta maaf pun bisa kita enggak minta apapun sama dia. Kalau dia pandai merayu tidak menampakkan kehebatan dan kesombongannya,"
Pria yang juga berprofesi sebagai dokter ini menegaskan, pihak keluarga telah sepakat untuk tidak berdamai dan mencabut laporan soal kasus dugaan penganiayan yang melibatkan Taruna Akmil Zuan Hendru.
"Jangankan Rp 300 juta, mau dibayar Rp 1 Triliun pun kami nggak mau damai. Kami pastikan tidak berdamai," pungkasnya.(Cr11/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.