Ramadan 2023

Penjualan Ramuan Pangir untuk Mandi Jelang Puasa di Kabanjahe Tanah Karo Ramai Diburu

Satu tradisi yang dijalani oleh sebagian masyarakat ialah mandi ramuan pangir. Di Kabanjahe, Tanah Karo, ramai diburu pembeli.

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
Masyarakat membeli ramuan pangir untuk kebutuhan mandi dalam menyambut bulan suci Ramadhan, di pasar tradisional Kabanjahe, Rabu (22/3/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Menjelang memasuki bulan suci Ramadhan, salah satu tradisi yang dijalani oleh sebagian masyarakat ialah mandi ramuan pangir. Ramuan yang berisikan berbagai macam dedaunan yang terdiri dari daun nilam, daun pandan wangi, batang sereh, daun jeruk dan putik pohon pinang.

Di mana, dedaunan yang diikat menjadi satu ini nantinya direbus kemudian airnya dicampur dengan air mandi sebagai tujuan membersihkan diri dalam menyambut bulan yang suci. Dari tradisi ini, membuat banyak pedagang musiman yang menjual ramuan tersebut.

Seperti salah satunya Asmawati, mengungkapkan ia sudah sejak beberapa tahun terakhir melengkapi dagangannya dengan ramuan pangir. Dirinya menjelaskan, setiap tahunnya masyarakat memang selalu mencari pangir di kios-kios dagangan rempah-rempah yang ada di pasar tradisional Kabanjahe.

"Iya memang tiap tahun pasti jual pangir, soalnya banyak yang cari untuk menyambut puasa," Ujar Asmawati, Rabu (22/3/2023).

Ketika ditanya perihal harga yang ditawarkan, dirinya mengaku ia menjual satu ikat rempah pangir dengan harga 10 ribu rupiah. Di mana, di dalam satu ikat besar berisikan tiga ikat kecil yang disusun di dalam satu ikatan.

"Kalau kita jualnya di sini 10 ribu satu ikat besar," Ucapnya.

Ditanya perihal antusias masyarakat, dirinya mengatakan setiap tahunnya pasti masyarakat selalu antusias mencari pangir. Tak hanya kebutuhan berupa bahan pokok untuk keperluan makan sahur, masyarakat juga selalu berbelanja pangir untuk mandi sore.

"Pasti setiap tahun orang selalu nyari pangir, supaya segar, wangi gitu mau nyambut puasa," Katanya.

Namun, meskipun begitu ia mengaku pada tahun ini tingkat pembelian masyarakat lebih sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dirinya menjelaskan, jika tahun lalu ia bisa menjual 700 ikat namun pada tahun ini diperkirakan masih setengah dari tahun lalu.

(mns/tribun-medan.com) 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved