Breaking News

Sebagian Stok Dipasok dari Australia, Harga Daging Sapi Melonjak

Harga daging sapi lokal dan yang dari Australia dijual dengan harga yang sama di pasaran.

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN SIPAHUTAR
Pedagang daging sapi di Pasar Batangkuis Deliserdang kebanjiran pembeli jelang bulan suci Ramadan, Rabu (22/3/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kebutuhan daging sapi yang ada di Kabupaten Deliserdang berasal dari lokal dan luar negeri. Harganya saat ini tembus sampai Rp 140 ribu per kilogram, Rabu (22/3/2023).

Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang menyebut, stok daging sapi di Kabupaten Deliserdang aman hingga Hari Raya Idul Fitri mendatang. Selain daging sapi lokal, juga ada daging sapi dari Australia. Untuk harga saat ini mencapai Rp 140 ribu per kilogram.

"Kebutuhan daging sapi aman. Di tempat kita kan ada dua pemasok sapi hidup dari Australia. Sapi-sapi itu didatangkan oleh dua perusahaan importir yang ada di Kecamatan STM Hilir dan Patumbak," ucap Kabid Peternakan Dinas Pertanian Deliserdang, Refly.

Refly menjelaskan, untuk kebutuhan sapi lokal saat ini tersedia 103.000 ekor. Sementara untuk sapi luar ada 3.500 ekor. Harga daging sapi lokal dan yang dari Australia dijual dengan harga yang sama di pasaran.

"Kalau ngatur harganya susah. Yang buat naik ditingkat pedagang. Pedagang ini juga kan lihat situasi kadang bisa turun juga dibuat mereka," kata Refly.

Baca juga: Mandi Pangir, Tradisi yang Sering Dilakukan Masyarakat Sumut di Bulan Ramadan, Ini Maknanya

Karena tingginya permintaan masyarakat membeli daging sapi jelang bulan suci Ramadan, saat ini terlihat ada banyak pedagang daging dadakan. Mereka berjualan di pinggir-pinggir jalan. Keberadaan mereka sempat dikeluhkan pedagang daging yang selama ini berjualan di area pasar yang selalu dikenakan retribusi oleh pemerintah karena menempati lapak di dalam Pasar.

Pedagang daging dadakan dianggap merusak harga pasaran dan mempengaruhi pembeli dengan mengatakan kualitas daging yang dijual di dalam pasar lebih rendah.

Terkait adanya permintaan untuk melakukan penertiban, Refly pun sempat memberikan penegasan. Meski pedagang daging dadakan tidak dikenakan retribusi namun keberadaan mereka tidak bisa ditertibkan pemerintah.

"Kalau masih sapi yang biasa dijual mereka ya nggak bisa ditertibkan. Kalau mau ditertibkan ini lihat dulu prosesnya. Kalau daging sapi kotak yang diimpor dari India baru tidak boleh dijual di pasar. Itu kan memang ada di suply ke Sumut. Kalau untuk dijual Pasar tradisional nggak boleh karena itu hanya untuk dikonsumsi restoran dan hotel. Harga lebih murah, kalau sapi lokal Rp 140 ribu dia bisa 80 ribu per kilogram. Bagaimana proses masuknya daging itu ke Sumut kita nggak tau," kata Refly.

Refli mengatakan, Rumah Potong Hewan (RPH) di Deli Serdang hanya ada satu tepatnya di Kecamatan Sunggal. Ini menjadi salah satu hal yang membuat pedagang sapi dadakan tidak bisa diberi tindakan tegas.

"Kalau RPH kita ada baru bisa diberi tindakan tegas karena semua pemotongan harus ke RPH. Di Sunggal kan cukup jauh makanya yang lain lain itu bukan di RPH motongnya. Yang sering terjadi saya lihat pedagang (sapi dadakan) itu bukan motong satu ekor. Kadang- kadang dia beli dari tempat potong pahanya aja baru dijualnya," ucap Refli.(dra)

Pedagang Daging Dadakan Menjamur

Meski harga daging sapi melonjak namun pedagang tidak henti-hentinya melayani pembeli. Amatan Tribun Medan, harga daging sapi khusus di Pasar Batang Kuis Kabupaten Deliserdang tembus sampai Rp 140 ribu perkilogram.

Harga ini jauh lebih tinggi dibanding sebelumnya yang masih berkisar antara Rp 125 sampai 130 ribu per kilogram. Karena tingginya permintaan, pedagang sapi dadakan pun banyak terlihat di sekitaran Pasar Batang Kuis. Mereka menjajakan dagangannya di pinggir jalan.

"Rp 140 ribu per kilogram sapi kampung ini. Ya lumayanlah hari ini (pendapatan). Dari Subuh kami bukanya tadi. Ya mau puasa mau Lebaran kami jualan," ucap Adi, pedagang daging di Batang Kuis.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved