Breaking News

Materi Belajar

10 Contoh Soal SNBT 2023, Materi Pemahaman Bacaan dan Menulis, Lengkap dengan Pembahasannya

Tes Potensi Skolastik (TPS) merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan bernalar dan pemecahan masalah.

Penulis: Istiqomah Kaloko | Editor: Ayu Prasandi
HO
ILUSTRASI Contoh soal TPS pengetahuan kuantitatif SNBT 2023 

(Tanda koma harus diletakkan setelah konjungsi namun)

Kalimat (4)

Pembimbingan bertujuan agar mahasiswa tetap mengikuti pedoman, dan aturan.

(Tanda koma tidak perlu diletakkan antara pedoman dan aturan karena bukan unsur perincian)

 4. Kata yang mengalami makna meluas terdapat pada kalimat berikut, kecuali.....

A. Para tokoh mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dengan cerdas dan tanpa tekanan agar kursi di DPR terwakili secara benar.

B. Keutuhan fungsi UN terkait dengan pemetaan indeks kompetensi, kelulusan seleksi, dan perbaikan terhadap infrastruktur sekolah.

C. Para sarjana lingkungan berkumpul di Kanada untuk mengikuti konferensi internasional tentang perubahan iklim.

D. Kapal-kapal Australia berlayar sejak beberapa hari yang lalu mencari kotak hitam pesawat MH370.

E. “Maaf, apakah Bapak tahu gedung induk tempat seminar berlangsung?”

Jawaban: C. Para sarjana lingkungan berkumpul di Kanada untuk mengikuti konferensi internasional tentang perubahan iklim.

Pembahasan :

Sebuah kata dapat mempunyai makna lebih dari satu ketika sebuah kata tersebut digunakan dalam kalimat dengan konteks yang berbeda. Hal tersebut merupakan pergeseran atau perubahan makna dari sebuah kata. Pergeseran makna tersebut dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya makna meluas (generalisasi), makna menyempit (spesialisasi), makna membaik (ameliorasi), dan makna memburuk (peyorasi).

Makna meluas (generalisasi) merupakan proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru menjadi lebih luas jika dibandingkan makna sebelumnya.

Makna menyempit (spesialisasi) merupakan proses pergeseran makna yang menyebabkan makna kata yang baru menjadi lebih sempit jika dibandingkan dengan makna sebelumnya.

Kata yang tidak mengalami makna meluas (menyempit) terdapat pada kata sarjana dalam kalimat opsi C: “Para sarjana lingkungan berkumpul di Kanada untuk mengikuti konferensi internasional tentang perubahan iklim.”

Sementara itu, kata kursi (opsi A), sekolah (opsi B), berlayar (opsi D), dan Bapak (opsi E) memiliki makna meluas (generalisasi).

5. Kata yang mengalami makna menyempit terdapat pada kalimat, kecuali.....

A. Bangunan sekolah tersebut sudah lama tidak direnovasi.

B. Para pendeta baru saja mengunjungi lokasi bencana.

C. Kami belajar membaca dan menulis kaligrafi di madrasah.

D. Entah dari mana sumber bau busuk yang tercium oleh mereka.

E. Walaupun sebagai seorang pembantu, dia tidak pernah merasa malu.

Jawaban: A. Bangunan sekolah tersebut sudah lama tidak direnovasi.

Pembahasan:

Kata yang tidak mengalami makna menyempit (meluas) terdapat pada kata sekolah dalam kalimat opsi A: “Bangunan sekolah tersebut sudah lama tidak direnovasi.”

Sementara itu, kata pendeta (opsi B), madrasah (opsi C), bau (opsi D), dan pembantu (opsi E) memiliki makna meluas (generalisasi).

Teks berikut untuk menjawab soal nomor 6.

(1) Masyarakat sudah mengetahui bahwa program reality show dituding penuh dengan rekayasa atau tipu daya belaka. (2) Artinya, pertunjukan itu sebenarnya tidak menampilkan realitas. (3) Beberapa waktu lalu, netizen membicarakan sebuah reality show karena sebuah kesalahan. (4) Clip on dari salah satu narasumber hilang. (5) Oleh karena itu, jika menurut alur cerita, narasumber yang baru saja ditemui saat itu tidak seharusnya menggunakan clip on.

6. Manakah kata sambung yang salah?

A. ‘bahwa’ pada kalimat (1)

B. ‘jika’ pada kalimat (5)

C. ‘oleh karena itu’ pada kalimat (5)

D. ‘karena’ pada kalimat (3)

E. ‘atau’ pada kalimat (1)

Jawaban: C. ‘oleh karena itu’ pada kalimat (5)

Pembahasan: Kata sambung yang tepat seharusnya adalah ‘padahal’ yang bermakna pertentangan.

Teks berikut untuk menjawab soal nomor 7.

(1) Penulisan skripsi ditugaskan kepada mahasiswa perguruan tinggi yang ingin mengenyam pendidikan sarjana, pada semester terakhir. (2) Judul skripsi dapat dipilih secara bebas, sepanjang sesuai dengan program studi. (3) Umumnya, mahasiswa akan dibimbing oleh dua instruktur. (4) Bimbingan bertujuan untuk memastikan bahwa mahasiswa mengikuti pedoman, dan aturan. (5) Hal tersebut sangat membantu ketika mahasiswa berjuang dengan penyusunan skripsi.

7. Manakah kalimat yang terbebas dari kesalahan ejaan?

A. 1

B. 2

C. 3

D. 4

E. 5

Jawaban: E. 5

Pembahasan: Jawaban E benar karena tak ada kesalahan baik huruf kapital maupun penempatan tanda baca.

Teks berikut untuk menjawab soal nomor 8

(1) Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) merilis indeks kerawanan pemilu (IKP) pemilihan kepala daerah 2018. (2) Itu merupakan upaya Bawaslu melakukan pemetaan dan deteksi dini terhadap berbagai potensi pelanggaran dan kerawanan pilkada 2018. (3) Bawaslu menyusun IKP menggunakan tiga aspek utama, yakni penyelenggaraan, kontestasi, dan partisipasi. (4) Tiga aspek utama itu merupakan alat ukur penyelenggaraan pemilu yang demokratis, berkualitas, dan bermartabat.

(5) Dimensi kontestasi mencakup subyek peserta pemilu, meliputi partai politik dan kandidat. (6) Dalam dimensi ini dilihat seberapa adil dan setara proses pertarungan berlangsung di antara para kontestan. (7) Dimensi kedua adalah partisipasi, yaitu menyangkut subyek masyarakat sebagai pemilih, bagaimana hak masyarakat dijamin serta mereka diberi ruang berpartisipasi untuk mengawasi proses pemilu. (8) Dimensi ketiga adalah penyelenggaraan terkait dengan integritas dan profesionalitas penyelenggara dalam menjamin pemilu berjalan jujur, adil, dan demokratis. (9) IKP telah disusun sejak pemilihan legislatif 2014. (10) Akan tetapi, IKP pilkada 2018 disempurnakan agar lebih sederhana.

8. Penulisan kata yang tidak mengikuti kaidah ejaan terdapat pada kalimat…

A. 2

B. 9

C. 4

D. 5

E. 8

Jawaban: D

Pembahasan:

Kalimat 5:

Dimensi kontestasi mencakup subyek peserta pemilu, meliputi partai politik dan kandidat.

Pada kalimat tersebut, terdapat kata yang tidak baku atau tidak sesuai ejaan, yakni kata subyek. Kata baku yang sesuai dengan kamus adalah subjek.

Teks berikut untuk menjawab soal nomor 9

Tingginya ketimpangan ekonomi memberikan dampak negatif, yaitu kelompok berpendapatan rendah tidak mampu mengakses kebutuhan dan pelayanan dasar yang layak, seperti makanan, kesehatan, dan pendidikan. Ini bisa memperlambat proses pembangunan manusia yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM mengukur pencapaian rata-rata suatu negara dalam tiga dimensi: kesehatan, pendidikan, dan penghasilan individu untuk mendukung kehidupan yang layak. Ada empat kategori pembangunan manusia, yaitu sangat tinggi (IPM lebih dari 80), tinggi (antara 70-80), sedang (antara 60-70), dan rendah (di bawah 60).

Berdasarkan data IPM dari lembaga PBB, United Nations Development Programme (UNDP), Indonesia termasuk dalam kategori pembangunan manusia sedang. Namun, tingginya kesenjangan antara kaya dan miskin tampaknya telah memperlambat pembangunan manusia Indonesia. Menurut Human Development Reports, sepanjang tahun 2000-an IPM Indonesia meningkat rata-rata 0,92 persen per tahun dari 60,4 pada tahun 2000 menjadi 66,2 pada 2010. Sementara itu, Indeks Gini dalam laporan Bank Dunia selama periode itu berada di kisaran 31,0 dan 38,0. Dari tahun 2010 hingga 2014, IPM Indonesia tumbuh jauh lebih lambat 0,78 persen per tahun karena ketimpangan ekonomi saat itu lebih tinggi.

9. Kalimat yang dicetak miring pada teks tersebut merupakan perluasan dari inti kalimat…

A. Tingginya ketimpangan ekonomi memberikan dampak negatif.

B. Makanan, pendidikan, kesehatan merupakan pelayanan dasar.

C. Dampak negatif kelompok berpendapatan rendah.

D. Kelompok berpendapatan rendah tidak mampu mengakses kebutuhan.

E. Kebutuhan dan pelayanan dasar yang layak.

Jawaban: A. Tingginya ketimpangan ekonomi memberikan dampak negatif.

Pembahasan:

Tingginya ketimpangan ekonomi (S) memberikan (P) dampak negatif (Pel), yaitu kelompok berpendapatan rendah tidak mampu mengakses kebutuhan dan pelayanan dasar yang layak (K), seperti makanan, kesehatan, dan pendidikan (K).

Inti kalimat: tingginya ketimpangan ekonomi memberikan dampak negatif

Inti kalimat tersebut terdiri atas SPPel. Sebenarnya, kalimat tersebut dapat dipasifkan. Akan tetapi, maknanya menjadi rancu. Oleh karena itu, kelompok kata setelah predikat berfungsi sebagai pelengkap.

Dampak negatif diberikan tingginya ketimpangan ekonomi.

Teks berikut untuk menjawab soal nomor 10

 (1) Kita harus mewaspadai adanya bentuk peperangan asimetris. (2) Sekalipun metode peperangan asimetris dilakukan secara nonmiliter, daya hancur yang dihasilkan perang ini tidak kalah atau bahkan dampaknya lebih dahsyat daripada perang militer. (3) Perang ini memiliki medan atau lapangan tempur luas yang meliputi segala aspek kehidupan, yaitu geografis, demografis, sumber daya alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

(4) Dalam perang asimetris terdapat tiga tahapan yang memungkinkan kita mengetahui apakah hal tersebut memang perang asimetris atau bukan. (5) Pertama, menebar sebuah isu. (6) Kedua, setelah tahap pertama berhasil, isu ditingkatkan menjadi sebuah tema atau agenda. (7) Ketiga, jika agenda berhasil, barulah skema asli akan keluar.

10. Kalimat manakah yang merupakan simpulan dari isi teks di atas?

A. Kita harus mewaspadai bentuk peperangan asimetris yang polanya dapat dikenali melalui tiga tahap.

B. Segala aspek kehidupan yang dipengaruhi perang asimetris.

C. Tiga tahapan untuk mengetahui apakah suatu hal disebut perang asimetris atau bukan.

D. Indonesia sangat rentan menuju peperangan asimetris yang dampaknya begitu dahsyat.

E. Daya hancur yang lebih dahsyat dari perang asimetris.

Jawaban: A. Kita harus mewaspadai bentuk peperangan asimetris yang polanya dapat dikenali melalui tiga tahap.

Pembahasan:

Simpulan adalah ringkasan informasi inti dalam sebuah teks. Di dalam teks yang terdiri atas dua paragraf atau lebih, simpulan biasanya dapat ditentukan berdasarkan gagasan utama. Gagasan utama teks di atas terdapat pada kalimat (1) dan (4):

(1) kita harus mewaspadai adanya bentuk peperangan asimetris;

(4) dalam perang asimetris terdapat tiga tahapan yang memungkinkan kita mengetahui apakah hal tersebut memang perang asimetris atau bukan.

Simpulan yang tepat berdasarkan gagasan utama di atas ada pada kalimat: kita harus mewaspadai bentuk peperangan asimetris yang polanya dapat dikenali melalui tiga tahap.

(cr31/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved