Liga 2
Jadwal Liga 2 Sudah Keluar, Ricat Turnip Senang Akui Belum Ada Komunikasi dari PSMS
Hanya saja, ia berharap hal itu tidak lagi hanya menjadi wacana seperti sebelum-sebelumnya. Terlebih dengan jadwal kompetisi yang sudah lama vakum.
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN-PSSI baru-baru ini sudah mengeluarkan jadwal kompetisi Liga 2 musim 2023/2024. Mantan penggawa PSMS Medan, Ricat Turnip pun menyambut dengan senang hal itu.
Hanya saja, ia berharap hal itu tidak lagi hanya menjadi wacana seperti sebelum-sebelumnya. Terlebih dengan jadwal kompetisi yang sudah lama vakum.
"Harapan ya semoga liga ya bergulir sesuai jadwal dan gak diundur-undur seperti sebelumnya. Liga ya lebih baik. Jangan ada kisruh-kisruh lagi," katanya kepada Tribun Medan, Jum'at (31/3/2023).
Pesepak bola kelahiran 26 September 2001 di Rakut Besi, Simalungun, ini tidak menampik jika ia sudah ada dihubungi oleh beberapa klub yang berkompetisi di Liga 2.
"Tapi ada beberapa tim sudah ada yang komunikasi dari klub Liga 2. PSMS Medan sejauh ini belum ada (komunikasi)," ucapnya.
Dijelaskannya, kalau seandainya PSMS menghubungi untuk meminangnya, Ricat akan memprioritaskan. Hanya saja, hingga saat ini ia belum ada dihubungi oleh skuat berjuluk Ayam Kinantan itu.
Imbas jadwal kompetisi yang belum jelas, mantan penggawa PSMS Medan, Riccat Turnip terpaksa mengalihkan kegiatannya berladang sembari menjual jersey sepakbola.
Ricat menjelaskan, aktivitas itu ia lakoni sekedar menambah pemasukan. Hal itu mengingat, pemasukan utamanya sebagai seorang pesepakbola tengah terhenti.
"Kalau itu, saya ada nanam kol dan sayur-sayuran lain. Sama ada jual-jual baju bola gitu sekalian bantu bantu teman," katanya.
Selain itu, Ricat mengatakan, aktivitas lain yang ia lakukan adalah membantu keluarganya berladang dan sesekali mengikuti kompetisi antar kampung (tarkam).
"Untuk mengisi kekosongan palingan latihan dan bantu keluarga ke ladang. Kalau ada tarkam, palingan tarkam juga. Itu saja, palingan ke ladang. Itu aja sih hobinya, kaya nyemprot jeruk gitu," ujarnya.
Disinggung mengenai kondisi sepakbola nasional yang baru-baru ini gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, Ricat mengaku kecewa dengan adanya keputusan itu.
Terlebih, kompetisi Piala Dunia U-20 dan Indonesia menjadi hostnya, merupakan wujud pembuktian jika Tanah Air bisa menggelar kompetisi bertaraf dunia.
"Sikap udah pasti kecewa. Sebagaimana ini merupakan suatu kemajuan bagi sepakbola Indonesia. Dan merupakan suatu ajang bagi talenta muda yang ingin menunjukkan kemampuan mereka," ucapnya.
"Sedih apalagi ini juga dapat berakibat dibannednya Indonesia dari ajang internasional dan berpengaruh juga kita sebagai pemain muda yang baru merintis di dunia sepakbola. Itu merupakan salah satu mata pencaharian bagi kita," ujarnya lagi.
(cr12/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.