Hama Ulat Bulu
Hama Ulat Bulu Bikin Warga di Tiga Dusun dan Dua Desa di Asahan Gatal-gatal
Warga yang tinggal di tiga dusun dua desa di Kabupaten Asahan gatal-gatal karena merebaknya hama ulat bulu
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,KISARAN - Hama ulat bulu yang melanda tiga dusun di dua desa yang ada di Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan berdampak pada 270 kepala keluarga (KK).
Dua desa tersebut adalah Desa Sei Nangka dan Desa Sijawi-jawi.
"Di Dusun III ada 100 KK, dan Dusun IV ada 140 KK yang terdampak di Desa Sei Nangka, sedangkan di Dusun II Desa Sijawi-jawi, terdapat 30 KK," ujar Camat Sei Kepayang Barat, Suwage, Senin (3/4/2023).
Baca juga: Ulat Bulu Menyerang Asahan, Warga Terpaksa Mengungsi
Katanya, hama ulat bulu ini telah dirasakan warga selama sepekan.
Diduga, hama ulat bulu ini berasal dari pohon berombang yang tertanam di sepanjang pesisir pantai.
"Ulat ini berasal dari pohon berombang yang tumbuh di pesisir pantai. Setelah pohonnya kering dan tidak berdaun lagi, ulat-ulat ini dibawa angin terbang hingga ke rumah masyarakat," katanya.
Selain itu, warga yang sudah lama menahan hidup dengan hama ulat bulu, kini telah muncul penyakit gatal-gatal yang ditandai dengan munculnya bercak merah pada kulit.
Baca juga: RIBUAN Ulat Bulu di Asahan, Menyerang 200 Rumah Warga di Desa Sei Nangka, Warga Terpaksa Mengungsi
"Sudah ada fasilitas kesehatan atau posko untuk layanan kesehatan geratis untuk penyakit gatal-gatal karena ulat bulu ini. Sehingga, bila sudah menemukan keluhan tersebut, segera membawa ke posko yang kami sediakan," ujarnya.
Ayu lestari, warga Dusun IV, Desa Sei Nangka mengaku menderita gatal setiap harinya.
Ia mengaku, gatal yang berada di tangan dan kaki diakibatkan ulat bulu tersebut sangat mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
Baca juga: HEBOH Kumpulan Ulat Bulu Teror Warga di Bogor: Mau Tidur Ternyata Ada di Baju
"Bintik-bintik, semakin digaruk, semakin bertambah dan semakin banyak," ujar Ayu.
Bakan, penderitaan tersebut tak hanya dirasakan oleh Ayu seorang. Namun, seluruh anggota keluarga juga merasakan kondisi yang sama, termasuk anak-anaknya.
"Kalau tidur, kamu selalu was-was. Sebab, kami tidur harus menggunakan kelambu, bahkan itu masih ada saja yang masuk," pungkasnya.(cr2/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.