Ojek Online
Jelang Lebaran, Pengemudi Ojek Online Keluhkan Orderan Sepi, Aplikator Diprediksi Krisis Driver
Sejumlah driver ojek online (ojol) Kota Medan mengeluhkan pendapatan mereka yang semakin hari semakin menurun.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Sejumlah driver ojek online (ojol) Kota Medan mengeluhkan pendapatan mereka yang semakin hari semakin menurun.
Menjelang lebaran, para pengemudi ojol mengaku tidak mengalami kenaikan jumlah penumpang.
Ketua Umum Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitar (Godams), Agam Zubir mengatakan bahwa persoalan mendasar saat ini yang tengah terjadi di kalangan driver ojol adalah jumlah orderan (demand) yang ada tidak cukup menjangkau atau peruntukannya kepada mayoritas jumlah (supply) driver yang ada.
"Ini sangat berpengaruh dengan pendapatan kami, yang hingga saat ini pun menjelang lebaran tidak ada peningkatan yang signifikan. Pasar cenderung menurun, selain promo yang sangat berkurang juga faktor biaya aplikasi yang dibebankan cukup tinggi kepada pelanggan," Ujarnya kepada Tribun Medan, Senin (17/4/2023).
Menurutnya, saat ini Aplikator sudah menutup mata dengan kondisi nasib driver di lapangan, yang dimana Aplikator cenderung lebih fokus kepada angka dan target profit keuntungan perusahaan dibanding harus menyediakan insentif atau bonus guna peningkatan pendapatan drivernya.
"Orderan sangat terbatas sampai hari ini. Dan itu pula diberikan untuk kategori driver yang berlevel prioritas, tang notabene hanya berjumlah 20 hingga 30 persen dari total jumlah driver di lapangan saat ini," Ungkapnya
Dikatakannya, kondisi tersebut sangat jauh berbeda dibandingkan dengan awal munculnya aplikasi ojol pada tahun 2015 silam, dimana masyarakat seluruh Indonesia beramai-ramai beralih profesi menjadi pengemudi ojek online
"Jauh sekali perbandingan nya, kebetulan saya sendiri driver dari tahun 2015, masa itu 2015 sampai 2016 pendapatan ojol minimal Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu per harinya, sekarang untuk mendapatkan Rp 100 ribu kotor aja sulit dan harus bekerja menunggu orderan lebih dari 8 hingga 10 jam," Ungkapannya.
Dia mengaku, saat ini para pengemudi ojol dilema dan sulit menggantungkan pendapatan dari pekerjaan sebagai ojol, tak sedikit para pengemudi ojol mencari kerja tambahan bahkan beralih ke pekerjaan yang lain untuk menutupi kebutuhan rumah tangga.
"Karena aplikator sibuk kejar profit semata, jadi yang mencoba beralih kerja sudah banyak, ya mereka terpaksa survive dengan sistem kerja dan ketidakpastian pendapatan dari aplikator saat ini," Jelasnya
Jika Aplikator masih mementingkan diri sendiri serta tidak menurunkan pemotongan aplikasi, maka para pengemudi ojol akan terus berkurang dan Aplikator akan krisis pengemudi.
"Saya yakin semakin lama pengemudi ojol akan enggan untuk bekerja sebagai ojol lagi, karena sistem yang diberlakukan oleh Aplikator," Tutupnya
(cr10/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.