Ajang Senam Ritmik Jerman

Bangga, Atlet Tuna Grahita Sumut Ini Wakili Indonesia di Ajang Senam Ritmik Jerman

Dara berusia 22 tahun itu bakal mengikuti kompetisi senam ritmik di Berlin, Jerman, pada Juni mendatang.

|
Editor: Ayu Prasandi
HO
Atlet senam ritmik penyandang tuna grahita asal Sumut, Cyntia Rismauli Nainggolan 

TRIBUN-MEDAN.com,PEMATANGSIANTAR- Meski mempunyai kekurangan sebagai penyandang tuna grahita, hal itu tidak menyurutkan Cyntia Rismauli Nainggolan untuk berprestasi. Bahkan hingga ke tingkat dunia.

Dara berusia 22 tahun itu bakal mengikuti kompetisi senam ritmik di Berlin, Jerman, pada Juni mendatang.

Dengan keistimewaannya, Cyntia menyebut ikut bertanding di ajang dunia merupakan mimpinya.

"Ketika saya sampaikan bahwa dia akan ikut nanti mewakili Indonesia ke Jerman, dia sangat senang dan bangga. Dia sungguh mengatakan, bahwa ini mimpiku, dan saya mengatakan mimpimu terjawab nak," kata Suster pendamping Cyntia, Cecilia saat dikonfirmasi Tribun Medan, Kamis (4/5/2023).

Suster Cecilia menjelaskan, awal mula Cyntia bisa ikut kompetisi di Jerman karena prestasinya.

Pada tahun 2022 lalu, anak didiknya itu berhasil menjuarai kompetisi tingkat daerah dan kemudian berlanjut ke Nasional.

Saat mengikuti kompetisi senam ritmik Nasional di Semarang, Cyntia berhasil menjadi juara dua.

Bakatnya juga dilihat oleh Ketua Umum Special Olympics Indonesia (SOIna) Warsito Elwein pada saat melakukan monitoring atlet senam ritmik di Medan pada Maret lalu.

Seleksi Cyntia bisa bertanding dengan cabang olahraga senam ritmik ke Jerman mewakili Indonesia ini cukup panjang. Sebelum ke event ini ada juga seleksi di Pekan Special Olympic Nasional (Pesonas).

Disana ada satu tim khusus untuk melihat siapa yang terbaik untuk diajak ke fase selanjutnya.

Setelah sederet seleksi, Cyntia akhirnya lolos dan menjadi bagian kontingen Tanah Air yang bakal berangkat ke Jerman.

"Karena dia (Cyntia) bersekolah di Yayasan SLB C Santa Lusia Siantar, jadi kita turut membantu ya bagaimana lah kita mendukungnya. Termasuk persiapan dan latihan kita bisa di sekolah," ujarnya.

Lanjut Suster Cecilia, performa yang ditunjukkan oleh Cyntia memang mengalami pasang surut, terutama soal mood.

Ia pun memaklumi hal itu karena anak didiknya yang memiliki keistimewaan dibanding anak lainnya.

Bilangnya, hal itu menjadi tantangan tersendiri untuk membina Cyntia agar tetap semangat berlatih.

Terlebih, dengan motivasi perwujudan mimpi sang anak, Suster Cecilia tetap mendidik dan mengawasinya selama melakoni persiapan.

"Kita tidak terlalu mengharapkan bahwa kompetisi ini harus juara. Tapi siapa yang tidak mau juara. Saya menyampaikan ke Cyntia harus selalu semangat. Kalau juara berapa itu, merupakan bonus," ucapnya.

Suster Cecilia juga mengatakan, Cyntia yang bakal bermain dengan empat roll (alat seperti bola, tali, pita, dan hula hoop) bakal diberangkatkan ke Semarang, pada Minggu (7/5/2023) untuk mengikuti training camp sebelum bertolak ke Jerman.

Lebih jauh Suster Cecilia berharap, dengan prestasi yangd dimiliki oleh Cyntia, semakin menambah semangat dan saya juang anak-anak yang mempunyai keistimewaan lainnya.

Selain itu, kehadiran mereka juga bisa diterima di tengah-tengah masyarakat.

(cr12/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved