Berita Internasional
43 Tahun Tak Pernah Berhubungan Intim, Wanita Difabel Ini Nekat Pesan PSK Pria
Tidak ada yang pernah menyentuh Melanie sebelumnya selain untuk keperluan medis dan, pada usia 43 tahun, dia menyadari bahwa dia menginginkan lebih.
Penulis: Rena Elviana Purba | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.comĀ - Ketika Melanie terpaksa mendekam di rumahnya di Australia karena Covid-19, ia berjanji kepada dirinya sendiri.
Begitu dia diizinkan keluar lagi, dia akan menyewa seorang pekerja seks, mengakhiri keperawanannya, dan mengakhiri kecemasan yang selama ini dia rasakan seputar cinta dan keintiman sebagai penyandang disabilitas.
Tracey, perawat pribadi Melanie, adalah yang pertama kali menyarankan setelah dia memijat Melanie.
Tidak ada yang pernah menyentuh Melanie sebelumnya selain untuk keperluan medis dan, pada usia 43 tahun, dia menyadari bahwa dia menginginkan lebih.
"Saran tersebut membuka mata saya pada fakta bahwa mungkin saya bisa mengalami ini (seks)," kata Melanie dikutip dari BBC.com, Selasa (16/5/2023).
Dia menemukan sebuah agen escort di dunia maya, dan di sana profil seorang pria bernama Chayse menarik perhatiannya.
Melanie lantas memesan jasanya dan berangkat ke apartemennya untuk sesi pertama.
"Setelah saya turun dari kursi roda listrik saya dan perawat saya pergi, di ruangan tinggal kami berdua. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi."
Melanie menggunakan kursi roda sejak usia tiga tahun setelah didiagnosis menderita radang sumsum tulang belakang, suatu kondisi yang disebut mielitis tranversa.
Kondisinya membuat kakinya lumpuh dan membatasi pergerakan lengannya. Setelah dewasa, dia mempekerjakan seorang perawat pribadi untuk membantunya menjalankan tugas sehari-hari.
Berkencan dan membuka diri kepada orang lain bisa terasa mengintimidasi buat Melanie, dan dunia tidak selalu mengakui penyandang disabilitas sebagai makhluk seksual.
Setelah mengirim email pertanyaan ke Chayse, dia mengatur beberapa panggilan video sehingga mereka bisa saling mengenal dan membicarakan beberapa kemungkinan tantangannya.
"Saya menanyakan sejuta pertanyaan," kata Melanie.
"Apakah kamu pernah menggunakan katrol? Apakah apartemen kamu dapat diakses dengan kursi roda? Seberapa sering lift di tempatmu rusak?"
"Sekitar sekali setiap enam bulan," jawab Chayse.
Bagi Melanie, jawaban Chayse cukup meyakinkan dia untuk memesan sesi di apartemennya.
Alih-alih merasa gugup, dia malah memajukan janjinya, tidak sabar untuk menunggu karena pria itu terkesan begitu hangat dan meyakinkan.
Secara hukum, pertemuan Melanie dan Chayse sah-sah saja.
Di Australia Barat, berdasarkan Undang-Undang Prostitusi tahun 2000, tindakan prostitusi tidak melanggar hukum dan agen escort adalah legal kendati menjual jasa seks di jalanan atau membuka rumah bordil tetap ilegal.
Aturannya berbeda-beda di antara negara-negara bagian Australia. Sebagai contoh, Victoria, New South Wales, dan Northern Territory telah mencoret seluruh pekerjaan seks dari daftar pelanggaran hukum.
Ketika Melanie tiba di halaman rumah Chayse, dia mulai menyadari beratnya situasi itu.
"Saya tahu saya sangat kurang pengalaman dan pengetahuan tentang seks dan saya merasa benar-benar minder dengan seorang ahli yang berdiri di hadapan saya," ungkap Melanie.
Tetapi ketika sesi dimulai, Melanie menyadari sesuatu.
"Saya ahli tentang disabilitas dan Chayse tidak tahu apa-apa. Kami akhirnya menertawakan ketidaktahuan dan kenaifan satu sama lain."
"Dua jam kemudian, kami menjadi teman terbaik."
Sebelum menyewa jasa Chayse, Melanie tidak tahu bagaimana tubuhnya akan merespons dalam suasana intim, apakah dia akan bisa masuk ke posisi yang kondusif atau apakah kelelahan akan melenyapkan kenikmatan apa pun.
"Itulah alasan saya memesan Chayse," katanya.
"Saya tidak mau pulang dengan seorang pria dari bar dan mencari tahu hal-hal ini dan menjadi canggung, rentan, dan tidak aman," ujar Melanie.
Perempuan itu pun mengaku dirinya sengaja tidak mencari sosok kekasih lalu mengajaknya untuk berhubungan intim.
Hal ini lantaran ia ingin memegang kendali, sehingga ketika pria tersebut melakukan hal yang tak ia sukai maka bisa berhenti.
"Saya tahu bahwa dengan memesan Chayse, dan membayar untuk layanannya, saya yang memegang kendali," ungkap Melanie.
"Saya tahu bahwa kalau Chayse memperlakukan saya secara berbeda atau melakukan sesuatu yang tidak saya sukai, dia akan berhenti."
Dia mengatakan jika itu terjadi, dia tidak akan memesan jasanya lagi. Tapi pengalaman intim itu tidaklah murah.
"Sampai ribuan," kata Chayse tentang tarifnya untuk 48 jam. Tarif per jamnya sekitar A$400 (Rp3,98 juta).
(cr19/tribun-medan.com)
Ibu Tiba-tiba Batalkan Pernikahan Putrinya meski Sudah Hamil 3 Bulan, Ternyata Ini Alasannya |
![]() |
---|
Pergoki Suaminya Bercinta dengan Ibu Kandung, Wanita Ini justru Tak Marah karena Hal Ini |
![]() |
---|
Pernikahan Berakhir Kacau, Pengantin Pria Emosi Tinggalkan Acara karena Diabaikan Mempelai Wanita |
![]() |
---|
Viral Skandal Pramugara dan Pramugari, Istri Sah Temukan Suami Selingkuh di Toilet Pesawat |
![]() |
---|
Suami Ajak Wanita Lain ke Salon, Istri Sah Seret dan Hajar Selingkuhan di Tengah Jalan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.