Remaja Hilang

Dua Remaja Perempuan Dilaporkan Hilang dalam Sepekan di Deli Serdang, Satu Sudah Ditemukan

Polresta Deli Serdang menerima dua pengaduan orang hilang sekaligus dalam kurun waktu satu pekan.

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Foto RM yang saat ini masih dalam pencarian keluarga dan polisi. 

TRIBUN-MEDAN.com, DELISERDANG - Polresta Deli Serdang menerima dua pengaduan orang hilang sekaligus dalam kurun waktu satu pekan.

Kedua korbannya adalah pelajar perempuan yang tinggal di Lubuk Pakam. Dari dua pengaduan orangtua korban, pihak kepolisian baru berhasil menemukan satu korban saja. Sementara satunya lagi masih dalam pencarian.

Informasi yang dihimpun untuk yang pertama dilaporkan hilang adalah RM (16) yang dilaporkan hilang mulai 10 Mei.

Seusai pergi dari rumah dengan tujuan pergi ke sekolah ia pun tidak kunjung kembali hingga saat ini.

Siswi kelas X salah satu sekolah SMA Negeri di Kecamatan Beringin ini terakhir dilihat temannya seusai pulang sekolah di area parkir sekolah.

Saat itu temannya melihat kalau korban pergi bersama seorang pria dari area luar sekolah.

Kemudian korban kedua yang dilaporkan juga hilang oleh keluarganya adalah BEP (14). Siswi SMP ini sempat dilaporkan hilang meninggalkan rumah pada 18 Mei.

Setelah dilaporkan dan ditindaklanjuti oleh polisi ia pun ditemukan satu hari kemudian.

Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang, Kompol I Kadek Hery Cahyadi yang dikonfirmasi membenarkan kalau pihaknya sebelumnya telah menerima pengaduan dua korban tersebut.

Disebut pada saat ini baru korban BEP saja yang sudah ditemukan. Sementara itu untuk korban RM masih terus ditangani.

"Yang BEP keluarganya sampaikan laporan orang hilang ke kita dan sudah ketemu. Kita tindaklanjuti pas waktu itu cepat dan belum lari jauh. Kita dapatnya di seputaran Lubuk Pakam odang itu. Nggak dari HP (penglacakannya) kita tanya-tanya juga,"ujar I Kadek Sabtu, (19/5/2023).

I Kadek mengakui kalau saat ini satu orang pria sudah diamankan di Polresta atas kasus hilangnya BEP.

Pihak kepolisian masih mendalami kasus ini untuk memastikan apakah ada tindak pidana atau tidak. Tidak ditampik ada dugaan mengarah kepada kasus asusila.

" Jadi untuk yang di Beringin masih kami cari juga. Kasusnya lebih awal yang ini. Ada HP korban tapi jam 17.00 itu sudah tidak aktif lagi, "kata I Kadek.

Ia memastikan kalau dua kasus yang terjadi ini bukan bagian dari satu jaringan kejahatan.

Disebut tidak ada sindikat atas dua kasus yang dilaporkan ke polisi. Dianggap hal ini hal ini bisa terjadi karena pengaruh teknologi.

"Kalau kita lihat bukan suatu yang aneh lagi sekarang ini. Ini juga yang harus kita edukasi karena banyak terjadi karena pengaruh teknologi juga. Nanti pergi sama pacar dan setelah pulang dilaporkan kasusnya pencabulan. Ada mungkin yang nggak lapor sama polisi sudah lama baru lapor dan bilang sama orang tuanya (telah dicabuli), "ucap I Kadek.

Sementara itu ibu RM, Intan Nurhaini berharap banyak agar polisi bisa secepatnya menemukan anaknya.

Dianggap kalau selama ini polisi belum optimal melakukan pencarian anaknya. Ibu empat orang anak ini menilai harusnya ada petunjuk dari polisi karena anaknya hilang membawa HP.

"Ya harusnya kan bisa ditanya ke GraPARI biar tahu dimana anakku. Aku nggak pernah dapat kabar dari polisi. Tadi malam dengar juga kalau anak yang hilang di Lubuk Pakam udah ketemu. Makanya aku berharap polisi pun bisa menemukan. Kami berusaha juganya cari termasuk tanya orang pintar (punya keahlian) tapi nggak ada juga udah mau 10 hari. Katanya bilang di sana di sini ada yang bilang udah jauh ada yang bilang udah dekat tapi nggak balik juga, "kata Intan

Ia menceritakan terakhir berkomunikasi dengan anak pertamanya itu pada 10 Mei. Saat itu anaknya seperti biasa pagi hari pergi ke sekolah.

Kemudian pada tengah hari anaknya itupun ada mengirimkan pesan what's app ke dirinya dan melaporkan kalau dirinya akan pulang lama pada pukul 17.00.

Saat itu pengakuan anaknya padanya karena mau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

"Jam 17.00 aku WA udah centang satu hpnya. Di telponin pun sudah nggak aktif-aktif lagi. Naik sepeda motor dia sekolah kalau motornya ini nggak dapat pun nggak apa-apa tapi anakku ininya yang aku pingin dia bisa kembali, "kata Intan.

(dra/tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved