Berita Medan
INTIP Proses Pembuatan Gelang Jemaah Haji di Sumut, Besinya Diimpor dari Jepang
Nugroho dalam sehari harus memproses gelang penanda sebanyak 360 buah, sesuai jumlah jemaah per 1 kloter keberangkatan.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Musim haji yang datang setahun sekali, menjadi berkah bagi pengrajin gelang penanda bagi jemaah haji.
Seperti tahun sebelumnya, Nugroho dan tim menjadi pemasok gelang jemaah haji di Sumatera Utara, pada tahun 1444 H/2023.
Tampak ribuan gelang besi sudah diberi tanda lambang negara yakni bendera merah putih dan juga bacaan Kementrian Agama Republik Indonesia.
Nugroho dalam sehari harus memproses gelang penanda sebanyak 360 buah, sesuai jumlah jemaah per 1 kloter keberangkatan.
Nugroho menyampaikan dirinya berasal dari Jawa tengah, dan seluruh bahan baku juga didatangkan dari sana
Gelang khusus bagi jemaah calon haji ini terbuat dari bahan monel khusus yang impor dari Jepang.
"Untuk besinya dari Jepang, karna ini beda dia besinya, kalau besi biasa tidak tahan panas, ini tahan panas," ujarnya.
Gelang tersebut menyimpan banyak informasi.
Sebab, pada gelang buatan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia itu ada lambang bendera merah putih, dan ada tulisan arab yang artinya Jemaah Haji Indonesia.
Selain itu, ada keterangan sebagai jemaah kloter atupun non kloter.
Ada juga keterangan nomor paspor dan nama jemaah yang ditulis langsung di logam dengan cara digrafir atau diukir.
Gelang ini akan digunakan oleh jamaah haji selama menunaikan ibadah haji nanti.
Dibuat dengan sistem bisa mengunci, agar tidak bisa lepas dari tangan jemaah saat terjadi hal-hal darurat.
Dikatakan Nugroho dirinya sudah mengerjakan gelang tersebut sejak tahun 2011, dan butuh persiapan yang cukup lama untuk setiap musim haji datang.
"Sekitar dari tahun 2011, udah disiapkan beberapa bulan sebelumnya lah ini," ungkapnya.
(cr26/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.