Viral Medsos

Viral Kasatpol PP Dianiaya Anggotanya, Pelaku Benturkan Kepalanya ke Korban

Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja jadi korban penganiayaan anggotanya.

|

TRIBUN-MEDAN.com - Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Mandailing Natal, Yuri Andri jadi korban penganiayaan anggotanya.

Penganiayaan yang dilakukan anggotanya terhadap Kasatpol PP Madina itu terjadi di halaman kantor Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Madina, di Panyabungan, Senin (5/6/2023).

Aksi penganiayaan terhadap Kasatpol PP Madina kemudian direkam oleh anggota lainnya yang berada di lokasi kejadian.

Kini rekaman video penganiayaan itu viral di media sosial dan menjadi perbincangan warganet.

"Kasatpol PP dianiaya anak buahnya di Kabupaten Madina" isi narasi dalam video singkat yang diunggah akun Instagram @tkpmedan.

Dalam video singkat tersebut, tampak seorang pria yang mengenakan kaos dan topi datang mendekati pria yang mengenakan baju dinas aparatur sipil negara (ASN).

Pria berbaju dinas tersebut merupakan Kasatpol PP Madina, Yuri Andri.

Saat itu Yuri Andri baru saja keluar dari kantor dan hendak bersiap pulang ke rumah. Namun pria yang mengenakan kaus itu tampak mencegatnya dan terus memberikan gaya yang menantang.

Dalam video itu, tampak Yuri Andri yang menggunakan baju ASN itu mundur dan mencoba mengindari pria berkaos tersebut, namun pria itu terus mendekatnya.

Bahkan tampak dalam rekaman tersebut pria berbaju kaus itu membenturkan kepalanya kepada Yuri Andri.

Menerima perlakuan itu, pria berbaju ASN tetap mundur sembari menghalangi tubuh pria berbaju. Tampak tak ada sedikitpun perlawanan dari Yuri Andri.

Di lokasi kejadian, terlihat pula ada beberapa anggota yang menyaksikan tindakan pria berkaos itu. Namun, tak ada satu orang pun yang menghentikan aksi tersebut.

Belum diketahui pasti apa penyebab penganiayaan itu, namun menurut informasi yang beredar penganiayaan itu bermula dari langkah Yuri Andri yang membuat kebijakan untuk mendisiplinkan anggotanya.

Namun menurut sumber lainnya, penganiayaan itu diduga lantaran adanya aktor intelektual yang menghasut hingga terjadinya pemukulan tersebut.

Sebab saat kejadian tersebut, penganiayaan itu tampak direncanakan dan dibiarkan tanpa ada yang melerai.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved