Viral Medsos

Bocah 5 Tahun Tewas setelah Digigit Anjing Peliharaannya, Korban Diduga Terkena Rabies

Bocah perempuan berusia 5 tahun meninggal dunia setelah sempat digigit anjing peliharaannya di Desa Pangkung Paruk.

Tiktok.com/@kadeksusiani2481
Bocah perempuan berusia 5 tahun meninggal dunia setelah sempat digigit anjing peliharaannya di Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Bocah tersebut sempat mendapat perawatan di rumah sakit. 

TRIBUN-MEDAN.com - Bocah perempuan berusia 5 tahun meninggal dunia setelah sempat digigit anjing peliharaannya di Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.

Sebelum meninggal dunia, bocah berusia 5 tahun tersebut sempat dibawa ke rumah sakit terdekat dan mendapatkan perawatan.

Video bocah berusia 5 tahun saat di rawat di rumah sakit pun viral dan beredar di medial sosal.

Dalam unggahan akun TikTok @kadeksusiani2481, tampak bocah lima tahun tersebut ditemani orang tuanya mendapatkan perawatan.

Berdasarkan keterangan unggahan TikTok tersebut, bocah perempuan itu dirawat setelah sempat digigit oleh anjing peliharaannya.

Dalam video itu tampak bocah perempuan itu seperti ketakutan dan kembali kejang-kejang saat diberi air minum.

Ia hanya bisa menangis dan meronta sambil diawasi oleh dokter dan kedua orang tuanya.

Dilansir dari Kompas, bocah perempuan itu meninggal dunia pada pada Minggu (11/6/2023) setelah sempat mendapatkan perawatan.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Buleleng, Sucipto mengatakan, sebelumnya korban sempat digigit oleh anjing peliharaannya sendiri dan mengalami sejumlah gejala penyakit rabies.

Sucipto mengatakan bahwa bocah tersebut sebelumnya dibawa ke RSUD Tangguwisia kemudian dirujuk ke RSUD Buleleng, pada Minggu (11/6/2023).

Korban datang dengan keluhan tidak bisa minum air, nyeri, gelisah, dan takut angin sejak Sabtu (10/6/2023).

"Pasien memiliki riwayat digigit anjing kecil peliharaannya sendiri sekitar sebulan yang lalu pada lengan kiri dan menyebabkan luka gores. Saat itu lukanya hanya dicuci dengan sabun dan air," jelasnya, Selasa (13/6/2023).

Pada hari yang sama, anjing yang menggigit korban tersebut langsung dibunuh oleh orangtua korban dan kemudian dikubur.

Kemudian terungkap bahwa anjing peliharaan tersebut belum divaksinasi.

Orangtua korban menganggap bahwa luka gigitan tersebut tidak berbahaya.

Kejadian gigitan anjing tersebut juga tidak dilaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat, sehingga korban tidak mendapatkan vaksin anti rabies (VAR).

Pada akhirnya, pada hari Sabtu yang lalu, korban mulai mengalami gejala yang mengindikasikan penyakit rabies.

Setelah dibawa ke rumah sakit, nyawa korban tidak dapat diselamatkan. Pihak yang berwenang merasa prihatin dengan terulangnya kasus kematian akibat rabies oleh penduduk.

Padahal, pemerintah telah memberikan himbauan dan informasi yang luas agar masyarakat memahami dan menghindari rabies.

Mereka juga meminta agar masyarakat yang digigit anjing melaporkannya ke pusat layanan kesehatan yang telah disiapkan sebagai pusat rabies untuk mendapatkan perawatan dan vaksin anti rabies.

"Diskes dengan jajaran kesehatan hingga di tingkat Puskesmas sudah menyiapkan vaksinasi di seluruh rabies center. Namun masyarakat masih mengabaikan bahaya rabies itu, ini terlalu meremehkan gigitan anjing sehingga seperti kasus ini," ujarnya.

Ia juga meminta agar masyarakat yang digigit anjing melaporkannya ke pusat layanan kesehatan yang telah disiapkan sebagai pusat rabies untuk mendapatkan perawatan dan vaksin anti rabies.

(cr31/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved