Tes Polwan

Enam Casis Polwan Protes karena Tak Lulus Ujian Tes Kesehatan Jiwa, Begini Penjelasan Polda Sumut

Polda Sumut menanggapi soal enam Casis Polwan yang sempat protes karena tak lulus ujian.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ABDAN SYAKURO
Sejumlah Calon Siswa (casis) Polwan berjalan mendatangi Satuan Brimob Polda Sumut Jalan Bhayangkara Nomor 239, Kota Medan, Jumat (16/6) siang. Diduga adanya kecurangan penerimaan Anggota Polri, enam calon siswa datangi panitia Polda Sumut. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Polda Sumut menanggapi soal enam Casis Polwan yang sempat protes karena tak lulus ujian.

Melalui tim dokter seleksi kesehatan jiwa (Keswa), Prof Dr dr Elmeida Effendy Polda Sumut menyatakan, enam Casis itu dianggap berbohong berdasarkan hasil ujian, sehingga dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) dalam ujian kesehatan jiwa (Keswa).

Enam calon siswa Polwan itu dianggap tidak memenuhi syarat karena jawaban mereka sama persis, penuh kebohongan dan tidak sesuai kepribadiannya.

"Jadi ada suatu mis understanding soal nilai. Tapi kami menilai dengan skala validasi dan klinis validasi ada empat tanda. Yaitu tanda tanya, f, L dan K. Kalau skala tanda tanya lebih dari 10, tidak valid, atau skala L lebih dari 75 dan F dan K lebih dari 70 tidak bisa diinterperentasi,"kata Prof Dr dr Elmeida, tim dokter seleksi kesehatan jiwa (Keswa) rekrutmen Casis Polri, Rabu (21/6/2023).

Elmeida menambahkan, ada juga penilaian 10 skala berikutnya dan tidak bisa diinterperentasi diantaranya mencakup banyak mengeluh sakit badan, depresi, psikopat, histeria, feminim, maskulin dan paranoid.

Dalam ujian ini disebut bukan soal maupun pertanyaan, melainkan pernyataan. Sehingga tidak ada benar maupun salah.

Dia mencontohkan, ada pernyataan antara penakut atau pemberani. Baik dijawab penakut maupun pemberani tidak ada yang salah jika dalam batas normal.

"Tentunya kita akan menjawab sesuai dengan kepribadian kita. Jangan mengadopsi kepribadian orang. Jadilah nilai kebohongan kita tinggi dan nilai itu jadi tidak memenuhi syarat," tegasnya.

Dengan demikian Tim Panitia Seleksi Bagian Keswa menjelaskan Casis Polwan itu dianggap berbohong karena mengisi tidak sesuai dengan kepribadian mereka.

Tim panitia menyebut soal tersebut dari tahun ke tahun tetap sama. Sehingga mereka memahami kalau Casis Polwan tersebut mempelajari soal sehingga jawaban mereka sama.

"Tapi itulah untuk mendeteksi kebohongan. Jujur gak, soal itu mengajarkan untuk sesuai dengan kepribadian mereka," ujarnya.

Pengacara Casis Polwan, Jonen Naibaho mengaku sudah mendengar penjelasan dari tim panitia rekrutmen Casis Polri Polda Sumut.

Permintaannya soal scan nilai kliennya pun sudah dituruti dan enam Casis itu merasa puas.

Akan tetapi mereka belum mendapatkan perbandingan Casis dengan nilai 75 yang dinyatakan memenuhi syarat, padahal nilai itu lebih rendah dari 80.

Menurutnya, menjawab ujian ini bukan hal yang sulit bagi kliennya karena mereka sudah belajar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved