Viral Medsos

MAYANG Ungkap Detik-detik Tim Penyelamat dari Indonesia Bergerak Senyap Selamatkan 20 WNI di Myanmar

Perempuan bernama Theodora Mayang berusia 36 tahun, tak pernah membayangkan akan menjadi korban perdagangan orang ke Myanmar

|
Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
BBC Indonesia/YULI SAPUTRA
Kisah Theodora Mayang (36) tak pernah menyangka tawaran kerja sebagai operator marketing berujung pada sindikat perdagangan orang. (BBC Indonesia/YULI SAPUTRA) 

"Dua minggu akan ada training dulu katanya. Nanti kalau misalnya lolos akan dibikinin visa kerja, kalau nggak akan dipulangkan, begitu dalihnya," tutur Mayang di kediamannya di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, dikutip dari BBC Indonesia.

Dijemput supir yang mengenakan jas safari

Awal pilu ini dikisahkan Mayang tepatnya pada Minggu, 23 Oktober 2022 pukul 08:00 malam, Mayang dan dua rekannya (N dan I) tiba di Bandara Don Mueang, Thailand.

Di sana, ia dijemput mobil terbilang mewah dengan supir yang juga mengenakan jas safari.

"Saya masih berpikir, gila nih perusahaan, oke juga nih jemput segala macam [fasilitas] disediakan," kenang Mayang.

Setelah menutup rapat pintu, dan bersandar di kursi empuk mobil, Mayang dan rekannya dibawa ke daerah Mae Sot, sekitar tujuh jam perjalanan.

Mereka melewati beberapa pos pemeriksaan, dan tibalah di pos pemeriksaan terakhir.

Di pos tersebut, Mayang dkk dijemput dengan mobil jenis kabin ganda. Namun, setelah menempuh perjalanan sekitar 10 menit, mobil yang mereka tumpangi tiba-tiba berbelok ke sebuah jalan kecil beralas tanah yang dibentengi kebun jagung. Pemandangan itu bisa ia lihat dengan jelas karena hari telah beranjak pagi di Senin, 24 Oktober 2023.

"Saya di sana mulai curiga. Ini kita kok lewat sini. Mulai aneh, masa iya sih perusahaan sampai segitunya di kampung banget," pikir Mayang.

Setelah 30 menit berkendara di jalan tanah rusak, mereka tiba di sebuah sungai yang lebarnya sekitar 10 meter.

Di seberang sungai, Mayang melihat sekitar 20 laki-laki berpakaian loreng bersenjata laras panjang-belakangan diketahui sebagai tentara pemberontak Myanmar.

Kisah Theodora Mayang (36) tak pernah menyangka tawaran kerja sebagai operator marketing berujung pada sindikat perdagangan orang. (BBC Indonesia/YULI SAPUTRA)
Kisah Theodora Mayang (36) tak pernah menyangka tawaran kerja sebagai operator marketing berujung pada sindikat perdagangan orang. (BBC Indonesia/YULI SAPUTRA)

Pindah negara dalam hitungan menit

Mobil berhenti di pinggir sungai. Seketika datang sejumlah warga lokal yang membawa barang-barang Mayang dkk, dan langsung dimasukkan ke dalam perahu.

Dalam kondisi kebingungan, mereka digiring naik perahu. Hanya hitungan menit, Mayang, N, dan I telah melintasi batas negara dari Thailand ke Myanmar.

Ketiga WNI langsung dikawal puluhan pria bersenjata. Mayang mulai digelayuti rasa takut.

Mereka digiring masuk ke dalam mobil kabin ganda yang kali ini dibawa salah seorang tentara. Di bak belakang, bersiaga dua tentara lain yang dilengkapi senjata laras panjang.

"Saya sudah mulai tegang… karena awalnya nggak begitu, normal-normal saja. Karena jumlah tentara yang begitu banyak di daerah itu, saya tuh berpikiran ini kayaknya area militer atau apa gitu," ucap Mayang.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved