Breaking News

Viral Medsos

MAYANG Ungkap Detik-detik Tim Penyelamat dari Indonesia Bergerak Senyap Selamatkan 20 WNI di Myanmar

Perempuan bernama Theodora Mayang berusia 36 tahun, tak pernah membayangkan akan menjadi korban perdagangan orang ke Myanmar

|
Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
BBC Indonesia/YULI SAPUTRA
Kisah Theodora Mayang (36) tak pernah menyangka tawaran kerja sebagai operator marketing berujung pada sindikat perdagangan orang. (BBC Indonesia/YULI SAPUTRA) 

Setelah berkendara selama kurang dari satu jam, Mayang dkk tiba di lokasi pertama bernama Xinghua Park.

Ketiganya menjalani tes usap. Mayang dinyatakan positif dan harus mendekam di ruang isolasi penuh debu, dan obat-obatan berserakan di lantai.

Ruang juga berisi ranjang besi bertingkat. Personil bersenjata tampak berjaga di luar kamarnya.

Usai isolasi, Mayang dijemput pihak perusahaan. Dia bertemu dengan seorang WN Malaysia bernama Andi yang bertugas sebagai 'leader' Tim Indonesia.

Mayang sempat bertanya-tanya soal lokasi tempat ia bekerja. "Nggak usah banyak tanya kalau sudah sampai sini. Kan kalian ke sini mau kerja. Sudah kerja saja yang benar'," kata Mayang menirukan percakapan saat itu. Dan ia akhirnya memilih diam karena "saya baru datang".

Tiba di perusahaan, Mayang bertemu dengan sejumlah WNI yang tiba lebih dulu. Kini semuanya berjumlah 20 orang.

----

Telah terjadi lonjakan kasus orang yang diperbudak dalam penipuan siber, dan lebih dari 1.000 korban telah diselamatkan dalam beberapa hari terakhir di Mei 2023. Upaya ASEAN untuk memerangi perdagangan orang akan meliputi peningkatan kapasitas lembaga penegak hukum untuk menyelidiki, mengumpulkan data, bertukar informasi, dan melakukan latihan bersama.

----

Theodora Mayang
Kisah Theodora Mayang (36) tak pernah menyangka tawaran kerja sebagai operator marketing berujung pada sindikat perdagangan orang. (BBC Indonesia/YULI SAPUTRA)

Menipu dengan menjadi influencer

Mayang mengira akan dipekerjakan sebagai operator marketing yang tugasnya menelepon calon nasabah untuk berinvestasi.

Kenyataannya, dia dan WNI lainnya dipekerjakan sebagai penipu online.

Hari pertama kerja, Mayang diberi tujuh unit telepon genggam dengan tugas mencari karakter 6 orang perempuan influencer, tapi yang tidak terlalu popular, juga memiliki stok foto banyak.

Dari setiap karakter, Tim Indonesia diperintahkan mengumpulkan 400 foto. Tugas berikutnya adalah membuat akun palsu di semua platform media sosial.

"Saya juga masih bingung kenapa disuruh bikin akun ya? Jadi sampai minggu kedua itu, saya pribadi, belum tahu produk investasinya itu apa," kata Mayang.

Sebelum benar-benar menjalankan aksinya, Mayang dan timnya disodori kontrak berbahasa Mandarin. Mereka tak kuasa menolak kontrak kerja selama 12 bulan.

Setelah tanda tangan kontrak, Tim Indonesia mulai disuruh mengaktifkan akun palsu dengan mengunggah foto berbagai aktivitas yang membuat akun itu tampak riil.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved