Viral Medsos

Prabowo Blunder Mengurusi Makam Pangeran Diponegoro, Apa Tidak Ada Hal Lain yang Lebih Penting?

Mengenai wacana pemindahan makam Pangeran Diponegoro ke Yogyakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sulawesi menolak dengan tegas

|
Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Prabowo Subianto 

TRIBUN-MEDAN.COM - Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Cucu Pangeran Diponegoro Tak Setuju dengan Keinginan Prabowo Subianto.

Prabowo Subianto menyampaikan usulnya ke masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) agar makam Pangeran Diponegoro dipindahkan ke kampung halamannya.

Hal itu dilontarkan saat Prabowo hadir dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kota se-Indonesia (Apeksi).

Prabowo tiba di gedung Upper Hills Convention Center, Kota Makassar, Sulsel, lokasi Rakernas Apeksi 2023, Kamis (13/7/2023) pukul 15.00 Wita.

Kedatangannya pun disambut oleh Wali Kota Makassar Moh Ramadhan Pomanto dan Wali Kota Bogor Bima Arya selaku Ketua Umum Apeksi 2023.

Dalam sambutannya, Prabowo menyampaikan usulnya ke masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) agar makam Pangeran Diponegoro dipindahkan ke kampung halamannya.

"Di sini, di kota ini, ada makam Pangeran Diponegoro. Yang dibuang dari daerah asalnya. Tak ada salahnya kita berpikir. Tentunya dengan seizin rakyat Sulawesi Selatan. Apa tidak ada baiknya, kita kembalikan makamnya Pangeran Diponegoro ke kampung halamannya. Dengan seizin rakyat Sulawesi Selatan, kita kembalikan beliau ke kampung halamannya sendiri," kata Prabowo dalam sambutannya.

Ia menegaskan, yang paling berperan penting dalam pembangunan bangsa ialah pemangku kebijakan di daerah atau kota-kota.

"Wali kota, bupati adalah ujung tombak pembangunan bangsa. Adalah eksekutif yang harus implementasi pembangunan bangsa. Nation building adalah tanggung jawab saudara sebagai ujung tombak eksekutif. Betapa bagusnya rencana yang dibuat di pusat. Kalau implementasinya tidak bagus, pembangunan bangsa akan terhambat," ucap dia.

Prabowo juga menyinggung soal negara Indonesia yang kaya dalam segi sumber daya alam.

Oleh karena itu, ia berharap agar pemerintah ataupun pemangku kebijakan terus siap dari segala ancaman.

"Kita juga harus paham dan mengerti bahwa kita adalah negara yang sangat kaya. Negara keenam terkaya dunia dari segi sumber daya alam. Tapi, negara yang besar, negara yang kaya, selalu mengundang kekuatan lain, bangsa lain, untuk mengambil kekayaan kita," kata dia. "Kepala kota, anda harus paham bahwa negara kita demikian kayanya. Dan, karena kaya kita, kita selalu harus bersiap," tutur dia.

Cucu Generasi Kelima Pangeran Diponegoro Raden Hamzah Diponegoro
Cucu Generasi Kelima Pangeran Diponegoro, Raden Hamzah Diponegoro saat memanjatkan doa kepada Pangeran Diponegoro, Jumat (14/7/2023). Raden Hamzah Diponegoro menegaskan tak mungkin memindahkan makam Pangeran Diponegoro karena sudah wangsit. (Kompas.com/Darsil Yahya M)

Ditolak Sri Sultan Hamengku Buwono X

Di sisi lain, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bahwa pemindahan makam Pangeran Diponegoro tidak perlu dilakukan.

“Kalau saya enggak usah,” kata Sultan saat ditemui wartawan di Kota Yogyakarta, Jumat (14/7/2023).

Sultan beralasan di masyarakat di Makassar menghargai Pangeran Diponegoro, dan menjaga makamnya di sana.

“Pangeran Diiponegoro di sana juga dihargai oleh masyarakat. Masyarakat di Makassar juga menjaga, saya kira tidak perlu harus diputar (dipindah) ke Jogja, masyarakatnya menghargai di sana,” ujar dia.

Cucu Pangeran Diponegoro: Tidak Mungkin

Sementara, cucu generasi kelima Pangeran Diponegoro, Raden Hamzah Diponegoro mengatakan, rencana Prabowo untuk memidahkan makam kakeknya, tidak mungkin terjadi.

Sebab, kata Raden, sebelum Pangeran Diponegoro wafat, ia sudah berpesan dan memberikan wasiat kepada keluarga, jika nanti meninggal dunia, agar dimakamkan di Kota Makassar.

"Karena amanahnya Beliau dan sudah berpesan. Jadi, tidak mungkinlah karena sudah wangsit atau amanah Beliau. Jauh sebelum beliau menghembuskan napas, beliau sudah wakafkan dirinya (untuk di makamkan di Makassar)," kata Raden Hamzah, saat ditemui Kompas.com, di Makam Diponegoro, pada Jumat (14/7/2023).

Meskipun Raden mengaku, secara pribadi, ia tak masalah soal rencana Prabowo memindahan makam. Namun, kembali ia menegaskan jika rencana itu sangat sulit terealisasi.

"Kalau secara pribadi tidak masalah, tapi kan kita bicara sakral dan amanah. Saya tidak bisa egois juga. Apalagi, selain Pangeran Diponegoro, di sini juga ada istri dan putra-putrinya (dimakamkan)," ucap Raden, yang juga merupakan penanggungjawab makam Diponegoro.

Hal lain yang membuat rencana bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto mustahil terealisasi adalah Pangeran Diponegoro, kata Raden, sudah dianggap sebagai raja di Makassar.

"Bagaimana mau pindahkan makam Pangeran Diponegoro, ceritanya sudah jadi raja di sini, karena anak-anak beliau menikah sama anak-anak raja di sini. Anaknya ada enam, 5 putra dan 1 putri, menikah sama anak raja-raja di sini dan lahirlah cucu-cucunya. Jadi, bagaimana mau dipindahkan kalau amanah," ujar dia dikutip dari Kompas.com.

Mengapa Pangeran Diponegoro Dimakamkan di Sulawesi Selatan?

Diketahui, usai tertangkap di Magelang pada 1830, Pangeran Diponegoro beserta istri dan pengikutnya sempat diasingkan ke Manado Sulawesi Utara, sebelum dibawa ke Makassar Sulawesi Selatan, dan meninggal pada 8 Januari 1855.

Pangeran Diponegoro adalah pahlawan nasional kelahiran Yogyakarta yang pernah memimpin Perang Diponegoro melawan Belanda pada tahun 1825-1830.

Ia merupakan putra Raden Mas Surojo atau Sultan Hamengkubuwono III dan seorang selir bernama Raden Ayu Mangkarawati.

Sosok putra Sultan Yogyakarta ini lahir di Keraton Yogyakarta pada 11 November 1785 dengan nama Bendara Raden Mas Mustahar.

Namun saat meninggal, Pangeran Diponegoro tidak dimakamkan di Yogyakarta yang merupakan tempat kelahirannya, melainkan di Makassar.

makam pangeran diponegoro
Makam Pangeran Diponegoro di Kompleks Kampung Jawa, tepatnya di Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, Makassar. (TRIBUNJOGJA.COM / Azka Ramadhan)

Alasan Pangeran Diponegoro Dimakamkan di Makassar

Hal ini bermula dari sikap Pangeran Diponegoro yang keluar dari lingkungan istana dan politik kerajaan kemudian pergi mengembara.

Hingga Pada 1825, Pangeran Diponegoro diketahui mulai mengobarkan perlawanan terhadap Belanda.

Perang Diponegoro pun disebut-sebut sebagai perang terbesar selama penjajahan Belanda di Indonesia.

Sayangnya, perjuangannya berakhir saat pasukan Pangeran Diponegoro dijepit di Magelang oleh Jenderal de Kock.

Demi membebaskan sisa pasukannya, Pangeran Diponegoro rela menyerahkan diri dan kemudian diasingkan ke Makassar, tepatnya di Benteng Fort Rotterdam.

Dilansir dari laman budaya.jogjaprov.go.id, Pangeran Diponegoro diketahui menjalani pengasingan di Makassar selama hampir 25 tahun yaitu sejak tanggal 12 Juni 1830.

Dalam pengawasan yang sangat ketat, Pangeran Diponegoro akhirnya meninggal dunia karena usia tua pada 8 Januari 1855.

Masyarakat tidak tahu Pangeran Diponegoro Diasingkan

Dilansir dari laman dprd-diy.go.id, Juru kunci makam, R Hamzah Diponegoro yang juga generasi kelima Pangeran Diponegoro menjelaskan, pada awalnya tidak ada masyarakat yang tahu jika Pangeran Diponegoro diasingkan di Benteng Fort Rotterdam.

Baru setelah Pangeran Diponegoro meninggal, warga dan masyarakat mengetahui adanya pejuang yang selama ini hidup di pengasingan.

“Baru setelah itu anak cucunya menikah dengan orang Bugis dan tinggal di Makassar,” terangnya.

Lokasi Makam Pangeran Diponegoro

Makam Pangeran Diponegoro berada di Kompleks Kampung Jawa, tepatnya di Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, Makassar.

Kompleks makam Pangeran Diponegoro terdiri dari pintu gerbang, pendopo, mushala, dan 66 makam.

Ada dua makam berukuran besar yang letaknya berdampingan, yaitu makam Pangeran Diponegoro dan istrinya, RA Ratu Ratna Ningsih.

Selain itu, ada 25 makam berukuran sedang dan 39 makam berukuran kecil yang merupakan makam enam orang anaknya, 30 orang cucu, 19 orang cicit, dan sembilan pengikutnya.

Menurut Hamzah, sebelum tahun 70-an kompleks makam Pangeran Diponegoro ini tak sebaik sekarang.

Pembangunan makam dilakukan setelah dibantu oleh Kodam IV Diponegoro.

Pada 2007 lalu, Pemprov Jateng juga memberikan sumbangan agar kompleks menjadi makin baik.

“Bantuan dari Kodam IV Diponegoro karena menjadi simbol kemiliteran. Saya kebetulan dipercaya merawat makam setelah ayah saya juga mendapat kekancingan dari Keraton Yogya pada 2015 silam,” terangnya.

Hamzah menyebutkan, hingga saat ini masih banyak tokoh masyarakat yang datang berziarah ke Makam Pangeran Diponegoro di Makassar.

Warga Makassar Marah Jika Makam Pangeran Diponegoro Dipindah

Mengenai wacana pemindahan makam Pangeran Diponegoro ke Yogyakarta, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sulawesi Selatan, Yulianus Batara Saleh menjawab tegas.

“Kami marah kalau makam dipindah,” tandasnya. Senada, Sekretaris Disbudpar Sulawesi Selatan, Pancawati, menyebut bahwa sekitar 10 tahun yang lalu ada anggota dewan yang datang ke Makassar dan mewacanakan untuk memindahkan makam tersebut ke Pulau Jawa.

“Namun wacana itu kita tolak. Kita tidak mau. Ini bukti ikatan emosional kita,” tegas Pancawati.

Sementara Wakil Ketua DPRD DIY, Arif Noor Hartanto juga menyebut bahwa Pangeran Diponegoro adalah simbol perlawanan terhadap pemerintah Kolonial Belanda dan kebangan bersama elemen bangsa.

“Ampun dipindah, mangkeh ndak didukani masyarakat Makassar,” ucap Arif.

(*/tribun-medan.com)

Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "Menhan Prabowo Berencana Pindah Makam Pangeran Diponegoro, Sri Sultan: Kalau Saya Enggak Usah",

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved