Sumut Terkini

Sembilan Pabrik Karet di Sumut Tutup dalam 7 Tahun, Ternyata Ini Penyebabnya

Kondisi tersebut terjadi sebab produktivitas karet alam Sumut yang cenderung menurun serta harga karet yang tidak kunjung menunjukkan peningkatan.

TRIBUN MEDAN/HO
Petani karet sedang menderes kebun karet. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Terhitung sejak tahun 2016, ada sebanyak sembilan pabrik pengolahan karet remah di Sumatera Utara menghentikan produksi atau tutup akibat krisis bahan olah karet (Bokar).

Kondisi tersebut terjadi sebab produktivitas karet alam Sumut yang cenderung menurun serta harga karet yang tidak kunjung menunjukkan peningkatan.

Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah menjelaskan, saat ini kapasitas terpasang pabrik pengolahan karet alam di Sumatera Utara tercatat 886.484 ton per tahun.

Baca juga: Viral Sekelompok Pria Bertransaksi Narkoba di Medan Labuhan, Ini Kata Kasat AKP Herison Manullang

"Besarnya kapasitas ini tidak didukung oleh ketersediaan bahan olah karet (Bokar) yang cukup dari Sumatera Utara," Ungkapnya.

Bahkan, dikatakannya, jumlah Bokar yang dapat di pasok dari perkebunan yang ada di Sumut dari tahun ketahun semakin berkurang.

Baca juga: Bayi 1 Tahun 9 Bulan Nayyara Maria Tambunan Hilang dari Teras Rumah, Ini Ciri-cirinya

Dia merincikan, pada periode Januari hingga Juni 2023, total produksi karet hasil olahan di Sumut hanya mencapai 184.084 ton.

"Berarti utilisasinya hanya 41.53 persen bila disetahunkan. Dalam rentang periode tersebut, rata-rata pasokan dari Sumatera Utara sebesar 38.75 persen, selebihnya dari 14 provinsi lainnya," Tuturnya.

Adapun pasokan dari 14 provinsi lainnya tersebut adalah Riau dengan presentase 20.32 persen, Lampung 17.43 persen, Aceh 8.21 persen, Jambi 5.21 persen, Kepulauan Riau 3.39 persen, Bengkulu 2.81 persen

Kemudian Sumatera Barat 2.02 persen, Sulawesi Selatan 0.80 persen, Jawa Barat 0.38 persen, Jawa Timur 0.25 persen, Sulawesi Tenggara 0.25 persen, Kalimantan Selatan 0.11 persen, Sulawesi Utara 0.05 persen dan Kalimantan Barat 0.01 persen.

"Dari rata-rata pasokan Sumut pada semester-1 2023 bila dibandingkan dari total kapasitas terpasang hanya menyumbang pasokan 8.05 persen," Sebutnya.

Dengan semakin berkurangnya jumlah Bokar, mengakibatkan sejumlah pabrik pengolahan karet remah di Sumut harus tutup.

Tercatat sejak tahun 2016 hingga 2023 terdapat 9 pabrik yang tutup yakni pabrik yang berada di Kabupaten Langkat pada Juni 2016, Simalungun Januari 2019, Batu Bara pada Juni 2019, Deli Serdang September 2019.

Kemudian, Asahan pada Februari 2020, Asahan Januari 2021, Simalungun Juli 2021, Serdang Bedagai Januari 2022 dan yang terbaru pabrik yang barada di daerah Tebing Tinggi pada Juli 2023.

(cr10/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved